Minggu, 16 November 2025

Khutbah Jumat 14 November 2025: Merenungi Pesan Agung Imam Al-Ghazali Tentang Empat Perkara

Naskah khutbah Jumat 14 November 2025 merenungkan pesan agung Imam Al-Ghazali tentang empat perkara yang nilainya hanya diketahui oleh empat golongan.

Surya/Purwanto
NASKAH KHUTBAH JUMAT - Umat muslim melaksanakan salat Jumat di Masjid Agung Jami Kota Malang, Jawa Timur. Naskah khutbah Jumat 14 November 2025 merenungkan pesan agung Imam Al-Ghazali tentang empat perkara yang nilainya hanya diketahui oleh empat golongan. 

TRIBUNNEWS.COM - Naskah khutbah Jumat hari ini 14 November 2025 menjadi momentum penting untuk kembali merenungkan pesan-pesan agung dari para ulama besar yang telah mewariskan ilmu dan hikmah bagi umat Islam. 

Salah satu tokoh yang sangat berpengaruh adalah Imam Al-Ghazali, seorang ulama dan sufi yang dikenal dengan kedalaman ilmunya serta ketajaman pandangan spiritualnya. 

Dalam salah satu nasihatnya yang masyhur, beliau menegaskan bahwa ada empat perkara yang nilainya hanya benar-benar diketahui oleh empat golongan tertentu. 

Pesan ini bukan sekadar ungkapan, melainkan ajakan untuk menumbuhkan kesadaran spiritual, memperkuat keimanan, dan mengingatkan manusia agar tidak terjebak dalam kesenangan dunia yang fana.

Merujuk pada teks khutbah Jumat yang dirilis Pondok Pesantren Lirboyo, Kediri, Jawa Timur Imam Al-Ghazali menyampaikan bahwa:

1. Nilai umur hanya diketahui oleh orang yang sudah meninggal. 

2. Nilai kesehatan hanya diketahui oleh orang yang sedang sakit. 

3. Nilai masa muda hanya diketahui oleh orang yang sudah tua.

4. Nilai kecukupan (kekayaan) hanya diketahui oleh orang yang miskin.

Pesan Imam Al-Ghazali ini sangat relevan untuk dijadikan bahan renungan dalam khutbah Jumat 14 November 2025. 

Ia mengingatkan jamaah agar senantiasa mensyukuri nikmat Allah, menjaga kesehatan, memanfaatkan waktu dengan amal saleh, serta menghargai keamanan dan ketenangan hidup. 

Baca juga: Khutbah Jumat, 14 November 2025: Berlebihan Selalu Berakibat Buruk

Khutbah ini juga menekankan pentingnya introspeksi diri, karena manusia sering lalai dan baru menyadari nilai sesuatu setelah kehilangan.

Melalui tema ini, khutbah Jumat 14 November 2025 diharapkan mampu memberikan pencerahan bagi jamaah, bahwa hidup bukan sekadar rutinitas, melainkan kesempatan untuk beribadah dan mendekatkan diri kepada Allah. 

Pesan Imam Al-Ghazali menjadi pengingat bahwa setiap nikmat yang kita miliki adalah amanah, dan hanya dengan syukur serta kesadaran spiritual, manusia dapat menjalani hidup dengan penuh makna.

Selengkapnya, berikut naskah khutbah Jumat 14 November 2025 yang dapat dibacakan pada Sholat Jumat hari ini.

Khutbah Jumat 14 November 2025: Pesan Agung Imam Al-Ghazali tentang Empat Perkara yang Nilainya Hanya Diketahui oleh Empat Golongan

Khutbah Pertama

اَلْـحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِيْ جَعَلَ فِي اخْتِلَافِ الْأَحْوَالِ مَوَاعِظَ لِأُوْلِي الْأَلْبَابِ، وَفِي تَبَدُّلِ الْأَزْمَانِ عِبَرًا لِأَهْلِ الْإِيْمَانِ. وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلٰهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، شَهَادَةَ مَنْ يُؤْمِنُ بِالْقَضَاءِ وَالْقَدَرِ وَيَرْجُو حُسْنَ الْمَآبِ. وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ، الدَّاعِي إِلَى دَارِ السَّلَامِ. اللّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ. أَمَّا بَعْدُ، فَيَا عِبَادَ اللهِ، أُوصِيْكُمْ وَإِيَّايَ بِتَقْوَى اللهِ، فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ.

يَا أَيُّهَا النَّاسُ، اتَّقُوا رَبَّكُمْ إِنَّ زَلْزَلَةَ السَّاعَةِ شَيْءٌ عَظِيمٌ. يَوْمَ تَرَوْنَهَا تَذْهَلُ كُلُّ مُرْضِعَةٍ عَمَّا أَرْضَعَتْ وَتَضَعُ كُلُّ ذَاتِ حَمْلٍ حَمْلَهَا وَتَرَى النَّاسَ سُكَارَى وَمَا هُمْ بِسُكَارَى وَلَكِنَّ عَذَابَ اللَّهِ شَدِيدٌ

Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah,

Kita hidup di dunia yang penuh dengan nikmat dan ujian. Terkadang kita lalai dan lupa untuk menghargai anugerah yang telah Allah berikan, hingga nikmat itu Allah cabut atau keadaan kita berubah. 

Dalam hal ini, Hujjatul Islam Imam al-Ghazali rahimahullah pernah menyampaikan sebuah hikmah mendalam tentang empat perkara yang nilainya hakiki dan hanya kita sadari setelah ia hilang atau berubah.

وَقَالَ الإِمَامُ الغَزَالِيُّ: أَرْبَعَةٌ لَا يَعْرِفُ قَدْرَهَا إِلَّا أَرْبَعَةٌ: لَا يَعْرِفُ قَدْرَ الحَيَاةِ إِلَّا المَوْتَى، وَلَا قَدْرَ الصِّحَّةِ إِلَّا أَهْلُ السُّقْمِ، وَلَا قَدْرَ الشَّبَابِ إِلَّا أَهْلُ الهَرَمِ، وَلَا قَدْرَ الغِنَى إِلَّا أَهْلُ الفَقْرِ.

“Empat golongan hanya mengetahui nilai dari empat perkara berikut:

  • Pertama, hanya Orang yang Sudah Mati mengetahui Nilai Kehidupan.
  • Kedua, hanya orang yang Sakit mengetahui Nilai Kesehatan.
  • Ketiga, hanya orang yang Sudah Tua (Pikun) mengetahui Nilai Masa Muda.
  • Keempat, hanya orang yang Miskin mengetahui Nilai Kecukupan (Kekayaan).”

Mari kita renungkan satu per satu pesan agung ini:

Pertama: Nilai Hidup hanya Diketahui oleh Orang yang Sudah Mati

Kita yang masih bernapas, masih memiliki kesempatan emas untuk bertaubat, beramal saleh, dan memperbaiki diri. 

Orang yang sudah meninggal, meskipun menyesal, tidak dapat kembali walau hanya sesaat untuk berzikir atau bersedekah. 

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

رَبِّ ارْجِعُونِ ۝ لَعَلِّي أَعْمَلُ صَالِحًا فِيمَا تَرَكْتُ ۚ كَلَّا إِنَّهَا كَلِمَةٌ هُوَ قَائِلُهَا

“Ya Tuhanku, kembalikanlah aku (ke dunia), agar aku dapat beramal saleh terhadap yang telah aku tinggalkan. Sekali-kali tidak! Sesungguhnya itu adalah perkataan yang diucapkannya saja.” (QS. Al-Mu’minun: 99-100).

Maka, manfaatkanlah setiap detik hidup ini sebelum datang penyesalan yang abadi.

Kedua: Nilai Kesehatan hanya Diketahui oleh Orang yang Sakit

Seorang yang sehat dapat berdiri, berjalan, dan beribadah dengan sempurna. 

Tetapi tatkala sakit melanda, betapa berharganya satu jam bebas dari rasa nyeri, betapa rindunya pada satu sujud yang khusyuk tanpa keluhan. 

Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

نِعْمَتَانِ مَغْبُونٌ فِيهِمَا كَثِيرٌ مِنَ النَّاسِ: الصِّحَّةُ وَالْفَرَاغُ

“Dua nikmat yang banyak manusia tertipu (lalai) di dalamnya: kesehatan dan waktu luang.” (HR. Bukhari)

Ketiga: Nilai Masa Muda hanya Diketahui oleh Orang yang Sudah Tua

Masa muda adalah puncak kekuatan fisik, kecerdasan, dan semangat. 

Ia adalah modal terbesar untuk mencari ilmu dan berjuang di jalan Allah. 

Kelak di hari Kiamat, masa muda akan ditanya secara khusus.

Keempat: Nilai Kecukupan (Kekayaan) hanya Diketahui oleh Orang yang Miskin

Kecukupan harta bukanlah tujuan, melainkan wasilah (perantara) menuju kebaikan. Dengan harta, kita bisa membantu fakir miskin, membangun masjid, dan menolong umat. 

Bagi orang miskin, sedikit kecukupan dapat menjaga kehormatan diri. 

Maka bagi kita yang Allah berikan kecukupan haruslah bersyukur dengan cara yang telah syariat anjurkan.

Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah,

Pesan Imam al-Ghazali ini mengajarkan kita untuk hidup dengan kesadaran. 

Kita tidak perlu menunggu hingga sakit untuk menghargai kesehatan, tidak perlu menunggu hingga tua untuk menghargai masa muda. 

Ambillah pelajaran dari keadaan orang lain, agar kita tidak termasuk golongan yang menyesal dan lalai.

Marilah kita jaga empat nikmat ini dengan bersyukur dan menggunakannya di jalan ketaatan kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala.

بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الْآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ. أَقُوْلُ قَوْلِيْ هذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ لِيْ وَلَكُمْ، فَاسْتَغْفِرُوْهُ إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ.

Khutbah Kedua

اَلْـحَمْدُ لِلَّهِ حَقَّ حَمْدِهِ، وَالشُّكْرُ لَهُ عَلَى جَزِيْلِ نِعَمِهِ. وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلٰهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. اللّهُمَّ صَلِّ وسلم عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ وَالَاهُ.

أَمَّا بَعْدُ، فَيَا أَيُّهَا النَّاسُ، اتَّقُوا اللهَ وَكُوْنُوْا مَعَ الصَّادِقِيْنَ.

Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah,

Imam al-Ghazali mengajarkan kita bahwa kesadaran adalah kunci. 

Jika kita tidak menghargai hidup, kesehatan, masa muda, dan kecukupan saat memilikinya, kita akan menjadi orang yang paling menyesal ketika semua itu hilang.

Maka, mari kita jadikan hari ini lebih baik dari hari kemarin. 

Manfaatkan hidup untuk ibadah, kesehatan untuk amal saleh, masa muda untuk menuntut ilmu, dan kecukupan untuk bersedekah. 

Semoga kita termasuk golongan yang pandai bersyukur.

اللّهُمَّ اجْعَلْنَا مِنَ الَّذِيْنَ يَنْتَفِعُوْنَ بِنِعَمِكَ وَيَعْتَبِرُوْنَ بِحَالِ غَيْرِهِمْ.

اللّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ، وَالْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ، الْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالْأَمْوَاتِ.

يا الله أَعِزَّ الْإِسْلَامَ وَالْمُسْلِمِيْنَ، وَانْصُرْ عِبَادَكَ الْمُوَحِّدِيْنَ. رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً، وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً، وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ

عِبَادَ اللهِ! إِنَّ اللَّهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْإِحْسَانِ وَإِيتَاءِ ذِي الْقُرْبَى، وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالْبَغْيِ، يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُونَ.

فَاذْكُرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ، وَاشْكُرُوهُ عَلَى نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ، وَلَذِكْرُ اللَّهِ أَكْبَرُ، وَاللَّهُ يَعْلَمُ مَا تَصْنَعُونَ.

(Tribunnews.com/Muhammad Alvian Fakka)

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved