Minggu, 16 November 2025

Kerugian Akibat Scam Tembus Rp 7,3 Triliun, Operator Seluler Diminta Buat Sistem Pemblokiran

Pelaku scam kekinian memanfaatkan teknik penyamaran nomor (number masking) dan spoofing (memalsukan identitas pengirim) yang semakin sulit dideteksi..

Penulis: Lita Febriani
Editor: willy Widianto
TRIBUNNEWS.COM/HO
LOVE SCAM - Polda Kepulauan Riau bersama Divhubinter Polri dibantu oleh Interpol dan Kepolisian dari China berhasil mengungkap jaringan kejahatan internasional love scamming di tiga lokasi di Kota Batam. Modus penipuan digital atau scam terus berkembang, mulai dari spoofing, masking dan penyalahgunaan identitas pelanggan. Mengacu data Indonesia Anti-Scam Center per November tahun 2025, data kerugian masyarakat yang dilaporkan kepada Indonesia Anti-Scam Center sudah mencapai Rp7,3 triliun, termasuk lebih dari 323 ribu laporan masyarakat. 
Ringkasan Berita:
  • Modus penipuan digital atau scam terus berkembang, mulai dari spoofing, masking dan penyalahgunaan identitas pelanggan.
  • Mengacu data Indonesia Anti Scam Center per November tahun 2025, data kerugian masyarakat yang dilaporkan kepada Indonesia Anti-Scam Center sudah mencapai Rp7,3 triliun.
  • Indonesia sehari bisa terima 800-1000 laporan masyarakat yang terkena scam.

 

 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Modus penipuan digital atau scam terus berkembang mulai dari spoofing, masking dan penyalahgunaan identitas pelanggan. Mengacu data Indonesia Anti Scam Center per November tahun 2025, data kerugian masyarakat yang dilaporkan kepada Indonesia Anti Scam Center sudah mencapai Rp 7,3 triliun, termasuk lebih dari 323 ribu laporan masyarakat. 

Baca juga: 200 Juta Warga Sudah Tersentuh Edukasi Keuangan, OJK Ingatkan Ancaman Scam Rp7,3 Triliun

Jika dibandingkan dengan negara-negara lain di Anti Scam Centernya mereka satu hari bisa menerima 150-200 laporan. Sementara di Indonesia sehari bisa terima 800-1000 laporan masyarakat yang terkena scam.

Terdorong maraknya kejadian scam tersebut, Direktur Jenderal Ekosistem Digital Kementerian Komdigi Edwin Hidayat Abdullah menyatakan, bahwa isu scam kini menjadi salah satu ancaman terbesar dalam layanan telekomunikasi. 

"Saat ini, isu yang paling sering muncul adalah mengenai scam call atau panggilan penipuan. Penipuan ini terjadi melalui telepon, SMS, messenger service, surat elektronik, dan berbagai saluran lain. Pertanyaannya, bagaimana kita dapat mencegah hal ini?," ungkap Edwin dikutip Tribunnews.com, Minggu (16/11/2025) dalam keterangan resmi.

Edwin menjelaskan, pelaku kini memanfaatkan teknik penyamaran nomor (number masking) dan spoofing (memalsukan identitas pengirim) yang semakin sulit dideteksi.

Untuk itu, pemerintah akan meminta operator membangun sistem anti-scam berbasis teknologi mutakhir, termasuk pemanfaatan kecerdasan buatan (Artificial Intelligence/AI), guna menyaring dan menghentikan panggilan berpotensi penipuan sebelum sampai ke pengguna.

"Operator harus melindungi pelanggan mereka. Mereka diminta membangun infrastruktur dan teknologi anti scam agar panggilan penipuan, termasuk yang menggunakan nomor masking, tidak lagi menjangkau pengguna," ujar Edwin.

Kementerian Komdigi juga meninjau ulang keseluruhan mekanisme masking serta jalur panggilan internasional, termasuk penggunaan Session Initiation Protocol (SIP) Trunk yang kerap dipakai untuk menampilkan nomor lokal palsu.

"Kami meninjau kembali bagaimana proses masking dapat terjadi dan langkah apa saja yang bisa dilakukan agar hal tersebut tidak terulang atau minimal ruang terjadinya sangat kecil," jelasnya.

Baca juga: Ledakan Penipuan Digital, Saat Suara dan Wajah Kita Bisa Dipalsukan AI

Kementerian Komdigi memastikan bahwa perlindungan pengguna harus menjadi prioritas pemerintah dan industri telekomunikasi.

Transformasi kebijakan, penerapan teknologi anti-scam, serta tata kelola identitas digital yang kuat menjadi fondasi utama untuk menjaga ruang telekomunikasi tetap aman.

"Yang sedang kami rapikan adalah bagaimana industri telekomunikasi tidak hanya tumbuh sehat, tetapi juga memiliki tanggung jawab kuat dalam menjaga pelanggannya," kata Edwin.

Baca juga: Manfaat Teknologi AI untuk Cegah Penipuan Digital yang Marak di Indonesia

 

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved