Konflik Palestina Vs Israel
Misi Perdamaian di Gaza, Polri Siap Kirim 350 Personel Brimob Terlatih
Polri akan mengirimkan 350 personel Brimob terlatih untuk mendukung misi perdamaian internasional, termasuk potensi penugasan di Gaza.
Ringkasan Berita:
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri) akan mengirimkan 350 personel Brimob terlatih untuk mendukung misi perdamaian internasional, termasuk potensi penugasan di Gaza.
Keterangan tersebut disampaikan Dankorbrimob Polri, Komjen Pol Ramdani Hidayat dikutip Selasa (18/11/2025).
Menurutnya personel Brimob yang dikirim merupakan putra-putri terbaik Polri yang saat ini mengikuti latihan dasar misi penjaga perdamaian PBB.
Materi latihan yang diberikan mencakup perlindungan warga sipil, respons kemanusiaan, disiplin terhadap aturan operasi (rules of engagement), serta kemampuan beradaptasi dengan dinamika penugasan internasional.
Baca juga: Israel Sendirian, AS Dukung Kemerdekaan Palestina, Netanyahu: Gaza akan Didemiliterisasi
"Jumlah pasukan bersifat fleksibel dan disesuaikan kebutuhan, menunjukkan kesiapsiagaan Polri menghadapi situasi global yang berubah," ungkap Komjen Ramdani.
Jika mendapat mandat, Polri siap mendukung kebijakan Presiden Prabowo Subianto dalam menjaga perdamaian, melindungi hak asasi manusia, dan membantu saudara-saudara di Gaza.
Kadivhubinter Polri, Irjen Pol Amur Chandra menuturkan seluruh personel yang disiapkan memenuhi standar misi PBB, bukan sekadar kualifikasi nasional.
"Polri terus melatih anggota untuk siap dikerahkan kapan saja, tetap menunggu mandat resmi PBB dan perintah Presiden," katanya.
Diketahui, dalam lima tahun terakhir, Polri berhasil menjalankan berbagai misi perdamaian PBB, termasuk melalui Formed Police Unit (FPU) di MINUSCA, Republik Afrika Tengah.
Aktivitas patroli malam, perlindungan warga, dan stabilisasi keamanan mendapat apresiasi PBB, bahkan Indonesia menerima penghargaan dari Sekretaris Jenderal PBB atas dedikasi pasukannya.
Polri juga terus meningkatkan kapasitas internasional melalui police peacekeeping training center, termasuk menambah jumlah polisi wanita dalam misi global.
Amur menambahkan, seluruh anggota satgas bekerja profesional, disiplin, dan menunjukkan kepedulian terhadap kemanusiaan, mengharumkan nama Polri dan Indonesia di kancah internasional.
Keikutsertaan Polri dalam misi PBB menjadi wujud nyata kepedulian terhadap sesama, termasuk perlindungan warga Gaza di tengah konflik.
Misi TNI
Sebelumnya Markas Besar TNI mengungkap persiapan yang dilakukan untuk rencana pengiriman pasukan pemeliharaan perdamaian ke Gaza.
Kepala Pusat Penerangan (Kapuspen) TNI Mayjen (Mar) Freddy Ardianzah menjelaskan untuk misi tersebut TNI menyiapkan peralatan sesuai standar operasi kemanusiaan dan peacekeeping.
"Seperti fasilitas rumah sakit lapangan, peralatan medis emergensi, ambulans, perlengkapan air bersih dan sanitasi, serta kemampuan konstruksi zeni termasuk alat berat dan sarana rekonstruksi," kata Freddy saat dihubungi Jumat (14/11/2025) malam.
"Jenis dan jumlahnya akan disesuaikan kembali setelah mandat PBB dan kebutuhan lapangan ditetapkan," kata dia.
Selain itu, kata Freddy, TNI menyiapkan kapabilitas inti kesehatan dan zeni konstruksi yang memang dibina untuk operasi kemanusiaan dan perdamaian.
Sedangkan penunjukan nama batalyon tertentu masih menunggu mandat resmi PBB, keputusan pemerintah, serta struktur misi yang akan ditetapkan Dewan Keamanan PBB.
"Saat ini yang disiapkan adalah paket kemampuan dan kapabilitas, bukan satuan spesifik," lanjutnya.
Ia menjelaskan angka 20 ribu pasukan adalah kapasitas kekuatan TNI yang telah disiapkan dalam kerangka dukungan perdamaian dan kemanusiaan.
Jumlah tersebut sebagaimana yang diungkap Menteri Pertahanan RI Sjafrie Sjamsoeddin usai bertemu dengan Kepala Staf Gabungan Angkatan Bersenjata Yordania Mayor Jenderal Pilot Yousef Ahmed Al-Hunaiti di kantor Kementerian Pertahanan Jakarta pada Jumat (14/11/2025)
Personel tersebut, kata Freddy, berasal dari satuan yang rutin menjalani pembinaan OMSP dan misi PBB, sehingga kemampuan dasar, interoperabilitas, kesiapsiagaan logistik, dan operasi di berbagai medan sudah terbentuk.
"Untuk latihan khusus, TNI tetap menunggu mandat final, namun secara prinsip pasukan siap melaksanakan keputusan pemerintah secara profesional, proporsional, dan sesuai legal standing nasional dan internasional," pungkasnya.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.