Sabtu, 22 November 2025

80 Persen Komoditas Ekspor Butuh Fumigasi, ASPPHAMI Perkuat Dukungan Swasembada Pangan

sekitar 80 persen eskpor Indonesia membutuhkan fumigasi. Yaitu proses pengasapan dengan gas fumigan untuk menghilangkan (mematikan) kuman.

Penulis: Chaerul Umam
Editor: Wahyu Aji
HandOut/IST
SWASEMBADA PANGAN - Ketua Umum (Ketum) Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Asosiasi Perusahaan Pengendalian Hama Indonesia (ASPPHAMI) Zulkirman (kanan) dan Wakil Ketua Umum (Waketum) Kadin (Kamar Dagang dan Industri) Jakarta, Gibson Nainggolan (kiri) di sela-sela Musyawarah Daerah (Musda) Dewan Pimpinan Daerah (DPD) ASPPHAMI Jakarta di Jakarta, Rabu (19/11/2025). 
Ringkasan Berita:
  • ASPPHAMI menyatakan sekitar 80 persen produk ekspor Indonesia membutuhkan fumigasi untuk mencegah serangan hama pascapanen. 
  • Dukungan ASPPHAMI tidak hanya pada komoditas pertanian mentah, tetapi juga produk pangan siap ekspor, termasuk beras kemasan. 
  • Dalam Musda DPD ASPPHAMI Jakarta, organisasi ini mendapat dukungan dari Kadin Jakarta dan bekerja sama dengan Dinas Kesehatan Pemprov DKI.

 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Asosiasi Perusahaan Pengendalian Hama Indonesia (ASPPHAMI) menegaskan peran yang krusial, dalam mendukung kelancaran ekspor pangan nasional

Khususnya melalui layanan fumigasi yang disebut dibutuhkan oleh mayoritas komoditas ekspor Indonesia. 

ASPPHAMI adalah organisasi profesi nasional yang menghimpun perusahaan-perusahaan pengendalian hama di Indonesia, berdiri sejak tahun 1973 untuk membina, meningkatkan mutu, dan memperkuat solidaritas industri pest control.

Organisasi tersebut didirikan pada 6 Februari 1973 di Jakarta oleh Darmawan dan Wilman Panggabean dengan nama Ikatan Pengusaha Pemberantasan Hama Indonesia.

Pada tahun 1979 berubah menjadi Ikatan Perusahaan Pengendalian Hama Indonesia (IPPHAMI), lalu berkembang menjadi ASPPHAMI.

Ketua Umum DPP ASPPHAMI, Zulkirman, menyampaikan bahwa sekitar 80 persen eskpor Indonesia membutuhkan fumigasi.

Fumigasi adalah proses pengasapan dengan gas fumigan untuk menghilangkan (mematikan) kuman dan sebagainya.

"80 persen produk ekspor kita membutuhkan fumigasi, dan ini kami penuhi. Selain juga kami pemenuhan kesehatan di pelabuhan dan kapal,” katanya saat menghadiri Musyawarah Daerah (Musda) DPD ASPPHAMI Jakarta, Rabu (19/11/2025).

Zulkirman menjelaskan, kebutuhan fumigasi tersebut muncul karena tingginya risiko serangan hama pascapanen yang dapat menurunkan kualitas dan standar ekspor komoditas pertanian. 

Sebab itu, ASPPHAMI menempatkan fokus dukungannya terhadap program swasembada pangan pada pengendalian hama pascapanen, yang sekaligus meningkatkan penerimaan produk Indonesia di negara tujuan.

Dia menegaskan bahwa intervensi ASPPHAMI terbukti menekan angka penolakan produk pangan Indonesia di luar negeri. 

Organisasi ini, kata Zulkirman, berperan dalam pengendalian hama seperti tikus dan kutu pada berbagai jenis komoditas pertanian, bukan hanya padi. 

“Mulai dari pengendalian hama proses angkut hingga produk siap ekspor,” katanya.

Pengendalian tersebut juga mencakup seluruh rantai logistik. 

"Proses angkut juga meliputi sarana truk hingga kapal, semua mendapat pengendalian hama dari kami,” ujarnya. 

Selain bahan baku pertanian, produk pangan siap konsumsi pun mendapat perhatian. 

"Beras yang sudah dikemas dan siap ekspor juga kami berikan perawatan pengendalian hama. Ini untuk mencegah kerusakan,” katanya.

Di kesempatan yang sama, Wakil Ketua Umum Kadin Jakarta, Gibson Nainggolan, menyampaikan dukungan terhadap pelaksanaan Musda ke-6 DPD ASPPHAMI Jakarta. 

“Dengan kepemimpinan baru ASPPHAMI nanti kami berharap bisa melayani anggota dan pemerintah provinsi Jakarta dengan program-program yang inovatif lagi,” katanya. 

Sementara itu, Plt Ketua DPD ASPPHAMI Jakarta, Asep Somadiputra, mengungkapkan bahwa pihaknya telah bekerja sama dengan Dinas Kesehatan Pemprov Jakarta, terutama dalam penanganan Demam Berdarah Dengue (DBD). 

Baca juga: Atasi Serangan Hama, Bulog Jatim Fumigasi Gudang Beras

"Kalau sudah Kejadian Luar Biasa (KLB) kami melakukan penanganan fogging di tempat-tempat kasus DBD,” pungkasnya.

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved