Membuka Peluang: Indonesia–Uni Eropa CEPA dan Masa Depan Ekspor Indonesia ke Eropa
Indonesia dan Uni Eropa telah mencapai kesepakatan politik untuk menuntaskan perundingan jangka panjang mengenai I-EU CEPA.
TRIBUNNEWS.COM - Menindaklanjuti kunjungan Presiden Probowo ke Brussel pada 13 Juli 2025, Indonesia dan Uni Eropa telah mencapai kesepakatan politik untuk menuntaskan perundingan jangka panjang mengenai Indonesia–EU Comprehensive Economic Partnership Agreement (I-EU CEPA).
Pencapaian ini menandai babak baru dalam hubungan ekonomi Indonesia–Uni Eropa, membuka jalan menuju kemitraan yang lebih seimbang, saling menguntungkan, dan berkelanjutan.
Untuk menggali bagaimana I-EU CEPA dapat membuka peluang nyata bagi pelaku ekspor Indonesia, Kamar Dagang dan Industri Indonesia (KADIN Indonesia) bekerja sama dengan Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia (Kemlu RI) menyelenggarakan Diskusi Strategis bertajuk “Unlocking Opportunities: Indonesia–EU CEPA and the Future of Indonesian Exports to Europe” pada Kamis, 13 November 2025, pukul 14.00 - 16.00 WIB, bertempat di Nusantara Hall, Kementerian Luar Negeri RI, Jakarta.
“Ini merupakan langkah nyata KADIN atas berbagai lawatan Ketua Umum KADIN Indonesia mendampingi Bapak Presiden kita,” ujar Bernardino M Vega, Wakil Ketua Umum bidang Hubungan Internasional KADIN Indonesia.
Sambutan yang disampaikan oleh Menteri Luar Negeri maupun Wakil Ketua KADIN Indonesia menegaskan komitmen bersama untuk memastikan bahwa I-EU CEPA memberikan manfaat nyata bagi industri nasional, khususnya dalam meningkatkan pertumbuhan ekspor dan memperkuat kerja sama perdagangan berkelanjutan dengan Eropa.
Menteri Luar Negeri, Sugiono, berpandangan transformasi ekonomi global yang tengah berlangsung, selain menghadirkan tantangan yang signifikan juga memunculkan peluang baru bagi Indonesia dan Uni Eropa.
I-EU CEPA merupakan representasi dari posisi strategis Indonesia dalam ekonomi global abad ke-21, yang mencerminkan sikap percaya diri, keterlibatan aktif, serta komitmen terhadap kemakmuran yang inklusif dan berkelanjutan.
Forum dihadiri oleh para Duta Besar negara-negara anggota Uni Eropa, pejabat pemerintah, serta dunia usaha terkait yang diwakili oleh asosiasi baik dari Indonesia maupun Eropa. Diskusi ini diharapkan menjadi wadah strategis untuk dialog kebijakan, keterlibatan dunia usaha, serta refleksi bersama mengenai bagaimana Indonesia dapat memanfaatkan peluang baru di bawah kerangka I-EU CEPA.
Selama lebih dari satu dekade, KADIN Indonesia telah memainkan peran sentral dalam membentuk pendekatan Indonesia terhadap perundingan IEU-CEPA. Sebagai jembatan antara pemerintah, sektor swasta, dan mitra internasional, KADIN secara konsisten memperjuangkan kepentingan dunia usaha dalam isu-isu akses pasar, penyesuaian standar, keberlanjutan, dan daya saing.
Plt. Direktur Jenderal Amerika dan Eropa, Kementerian Luar Negeri menyampaikan bahwa Indonesia-EU CEPA bukan hanya instrumen perdagangan, melainkan kemitraan strategis yang memperkuat ketahanan rantai pasok, transisi hijau, dan konektivitas antarmasyarakat.
Melalui kerja sama berkelanjutan dengan Kamar Dagang Eropa, lembaga perdagangan, dan para eksportir, KADIN turut memperkuat konektivitas bisnis jangka panjang serta membangun kepercayaan antara pelaku industri Indonesia dan Eropa.
Baca juga: Kejar Pertumbuhan Ekonomi 8 Persen, Kadin: Indonesia Harus Tingkatkan Produktivitas Nasional
Seiring dengan masuknya I-EU CEPA ke tahap finalisasi, KADIN menegaskan kembali komitmennya untuk memastikan agar seluruh pelaku usaha Indonesia - baik besar maupun kecil - siap memanfaatkan peluang dari kemitraan komprehensif ini.
Sesi diskusi interaktif mempertemukan sektor-sektor unggulan berorientasi ekspor dengan potensi besar di pasar Eropa.
Perwakilan dari berbagai asosiasi yaitu GPEI (Gabungan Perusahaan Ekspor Indonesia), APRISINDO (Asosiasi Persepatuan Indonesia), AGTI (Asosiasi Garmen & Tekstil Indonesia), APKI (Asosiasi Pulp dan Kertas Indonesia) dan GAPKI (Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia) menyampaikan pandangan terkait arah kebijakan perdagangan antara Indonesia dan Uni Eropa, khususnya dalam konteks keberlanjutan dan peningkatan daya saing ekspor nasional.
Liana Bratasida, Ketua Umum APKI, menegaskan pentingnya sinergi antara kebijakan perdagangan dan komitmen lingkungan. “Kita perlu memastikan agar kebijakan perdagangan dan standar lingkungan dapat berjalan beriringan — menjaga daya saing tanpa mengorbankan komitmen terhadap keberlanjutan,” ujarnya.
Dari sektor alas kaki, Dewi dari APRISINDO menyampaikan pandangannya bahwa kerja sama ekonomi ini dapat menjadi momentum untuk memperkuat posisi produk Indonesia di pasar global.
“Kami melihat CEPA sebagai peluang strategis untuk memperkuat daya saing sekaligus memastikan produk Indonesia diakui karena kualitas dan keberlanjutannya,” jelasnya.
Sementara itu, Fadhil Hasan dari GAPKI menyoroti pentingnya perluasan akses pasar bagi komoditas unggulan Indonesia. “Uni Eropa merupakan pasar terbesar ketiga bagi ekspor minyak sawit Indonesia, dan kami berharap dapat memperoleh akses pasar yang lebih luas,” ungkapnya.
Bayu Krisnamurthi, Wakil Menteri Perdagangan (2011-2014) menyampaikan pandangan terkait arah kerja sama ekonomi antara Indonesia dan Uni Eropa. Ia menilai pentingnya sinergi antara pemerintah dan sektor industri untuk memastikan keselarasan kebijakan yang berpihak pada kepentingan nasional.
Menanggapi usulan salah satu asosiasi industri, Bayu menyatakan dukungannya terhadap pembentukan kelompok kerja bersama. “Saya mengusulkan adanya working group antara pemerintah dan sektor swasta untuk memastikan keselarasan teknis dan konteks antara Indonesia dan Uni Eropa,” ujarnya.
Lebih lanjut, ia menekankan perlunya strategi jangka panjang agar Indonesia tidak hanya menjadi penyuplai bahan mentah, tetapi juga bagian penting dari rantai pasok global. “Indonesia harus menjadi bagian dari rantai pasok strategis Uni Eropa,” tegasnya.
Diskusi dipandu oleh Didit A. Ratam, Wakil ketua Komite Tetap untuk Eropa, Hubungan Internasional, KADIN Indonesia.
Rangkaian diskusi dirangkum oleh Pahala Nugraha Mansury, Wakil Ketua Umum KADIN Indonesia Bidang Perdagangan dan Perjanjian Internasional, yang memberikan perspektif komprehensif mengenai diplomasi ekonomi Indonesia dan pentingnya Uni Eropa sebagai mitra dagang strategis di luar kawasan ASEAN.
Dalam sambutan penutupnya, beliau menegaskan perlunya pendekatan menyeluruh agar CEPA dapat menjadi katalis bagi peningkatan daya saing global dan pertumbuhan berkelanjutan Indonesia.
Menjelang tahap ratifikasi dan implementasi I-EU CEPA, Diskusi Strategis ini menyoroti pentingnya kesadaran publik, kesiapan sektor swasta, serta kolaborasi lintas-sektor.
Melalui pertemuan para pemangku kepentingan dari pemerintah, industri, dan komunitas diplomatik, KADIN Indonesia bersama Kementerian Luar Negeri RI menegaskan visi bersama untuk menjadikan Indonesia sebagai mitra dagang yang lebih kuat, tangguh, dan berdaya saing di pasar Eropa.
“Kami sangat berharap kita bisa bersama-sama mengawal implementasi perjanjian ini, karena manfaat dan peluang untuk Indonesia sangatlah besar,” tambah Pahala Mansury.
Baca juga: Kadin: Industri Pelayaran Nasional Jadi Motor Utama Pertumbuhan Ekonomi Kuartal III 2025
| Indonesia akan Kirim 20 Ribu Prajurit TNI ke Gaza, TB Hasanuddin Ingatkan Hukum Internasional |
|
|---|
| YIA Jadi Embarkasi Haji 2026, Kemenko Infra Ungkap Jemaah Disiapkan Hotel Sekitar Bandara |
|
|---|
| Pemerintah Bakal Serahkan Sebagian Distribusi Minyakita ke BUMN |
|
|---|
| Mendag Budi Tegaskan Impor Pakaian Bekas Dilarang, Pengusaha 'Ngeyel' Terancam Ditutup Perusahaannya |
|
|---|
| 5 Populer Internasional: Momen Trump Bercanda dengan Presiden Suriah - Pesawat Hercules Turki Jatuh |
|
|---|