Sehat Itu Kewajiban, Puskesmas Sukamahi Gencarkan CKG dari Kampus hingga Lapas untuk Deteksi PTM
Banyak warga enggan melakukan skrining kesehatan karena takut mengetahui ada faktor risiko penyakit seperti hipertensi dan diabetes.
Ringkasan Berita:
- Kesadaran masyarakat melakukan skrining kesehatan cukup rendah
- Padahal skrining penting untuk mendeteksi dini penyakit, seperti diabetes dan hipertensi
- Puskesmas lakukan jemput bola untuk cek kesehatan warga
TRIBUNNEWS.COM – Kesadaran masyarakat Kabupaten Bekasi untuk memeriksakan kesehatan tergolong rendah.
Banyak warga merasa sehat sehingga enggan skrining kesehatan. Sebagian lagi beralasan takut mengetahui ada faktor risiko penyakit seperti hipertensi dan diabetes.
Padahal, merujuk data Riskesdas 2018 mencatat prevalensi hipertensi di Kabupaten Bekasi mencapai 32,76 persen, dengan tingkat kebiasaan mengukur tekanan darah hanya 16,54 persen.
Rendahnya kesadaran ini menjadi tantangan besar di tengah meningkatnya penyakit tidak menular (PTM) di Indonesia.
Melihat kondisi tersebut, Puskesmas Sukamahi menggencarkan strategi jemput bola melalui Program Cek Kesehatan Gratis (CKG) agar masyarakat lebih proaktif melakukan deteksi dini.
“Kami melakukan percepatan agar semakin banyak warga menjalani Cek Kesehatan Gratis. Harapannya, penyakit tidak menular (PTM) dapat ditemukan sejak dini,” ujar Kepala Puskesmas Sukamahi Heru Hermawan, saat berbincang dengan Tribunnews.com, baru-baru ini.
Datangi Kampus hingga Lapas
Dalam beberapa bulan terakhir, petugas puskesmas menyisir berbagai institusi untuk menyukseskan CKG.
Mereka menyasar sekolah, kantor, kampus, acara komunitas, hingga lembaga pemasyarakatan atau lapas.
“Istilah kami outreach, langsung datang ke tempat warga,” kata Heru.
Baca juga: Pasien BPJS Kesehatan Wajib Skrining Riwayat Kesehatan Sebelum Berobat di Faskes Tingkat Pertama
Puskesmas Sukamahi membangun kemitraan dengan berbagai pihak, antara lain SD Negeri Pasirranji 01, SMK Ananda Mitra Industri, SMAN 2 Cikarang Pusat, Institut Teknologi Sains Bandung (ITSB), Acara Muslimah NU, Kejaksaan Negeri Kabupaten Bekasi hingga Lapas Kelas II Cikarang.
Sebelum pelaksanaan, puskesmas bersurat resmi kepada instansi terkait untuk memastikan kesiapan kegiatan.
Pada 3 Juli 2025, CKG digelar di Kampus ITSB dan mendapat sambutan positif dari mahasiswa, dosen, hingga pegawai kampus.
“Antusiasme cukup tinggi. Dalam sehari, sekitar 100 orang mengikuti skrining, termasuk rektor dan para dosen,” ungkap dia.
Setiap kegiatan dimulai dengan koordinasi dan surat resmi kepada instansi terkait.
Tim puskesmas membawa perlengkapan medis lengkap dan formulir digital melalui barcode untuk pendataan peserta, riwayat kesehatan, hingga skrining kesehatan mental.
Pemeriksaan dimulai dari pengukuran tinggi dan berat badan, diikuti cek tekanan darah, gula darah, gigi, mata, dan telinga.
Hasilnya ditemukan peserta kurang aktivitas fisik, gangguan refraksi (minus/plus), gigi berlubang dan obesitas.
Temuan ini diberikan tindak lanjut berupa edukasi dan rujukan ke Puskesmas bagi peserta dengan faktor risiko.
“Kalau ditemukan tekanan darah tinggi, gula darah tinggi, atau faktor risiko lain, kami rujuk ke Puskesmas agar mendapat obat dan kontrol rutin. Tujuannya agar kesehatan peserta tetap terpantau,” ungkap Heru.
CKG untuk Warga Binaan Lapas
Selain kampus, CKG turut menyasar Lapas Kelas II Cikarang. Kegiatan ini memberikan kesempatan bagi warga binaan mengetahui kondisi kesehatannya.
“Kami ingin warga binaan memahami bahwa menjaga kesehatan itu kewajiban. Deteksi dini membuat mereka siap menjalani hidup lebih sehat,” ujar penanggungjawab CKG Puskesmas, dr Bunga Syifa.
Pemeriksaan meliputi tekanan darah, kadar gula, pemeriksaan umum hingga pemeriksaan khusus lansia: pendengaran, penglihatan, kesehatan jiwa, pemeriksaan jantung dan paru.
Kegiatan yang digelar pada 17 September 2025 itu diikuti 100 warga binaan.
Secara umum dari serangkaian metode jemput bola ini ditemukan ada sekitar 10 persen peserta terdeteksi gula darah tinggi.
Tindak Lanjut
Peserta dengan risiko kesehatan dirujuk ke puskesmas untuk pengobatan lanjutan.
Seluruh hasil pemeriksaan dicatat melalui Aplikasi ASIK (Aplikasi Sehat Indonesiaku) milik Kementerian Kesehatan agar dapat dipantau secara online.
Ke depan, Puskesmas Sukamahi akan memperluas program jemput bola ini ke lebih banyak institusi di wilayah Cikarang.
“Selama responnya positif, kegiatan outreach akan terus kami lakukan. Tujuannya agar masyarakat tetap sehat dengan deteksi dini faktor risiko PTM,” kata dr Bunga.
Kegiatan CKG diharapkan dapat meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya skrining rutin, mengingat PTM seperti hipertensi dan diabetes semakin meningkat akibat pola hidup modern.
Upaya ini sejalan dengan target pemerintah dalam menurunkan angka kesakitan dan kematian akibat PTM.
Adapun tim yang diterjukan antara lain drg Meri Yuniar, dr.Aisha Yuswini Aldiyanti, Bd. Linda Ria Purba, Ns. Suherlis dan Bd. Susriyani.
Didorong Pemerintah Pusat
Program CKG di Kabupaten Bekasi mulai berjalan pada 10 Februari 2025 dan digencarkan sejak 14 Juli 2025.
Tingkat partisipasi fasilitas kesehatan kini telah meningkat menjadi 100 persen dari sebelumnya 60 persen.
Secara terpisah, Wakil Menteri Kesehatan RI Dante Saksono Harbuwono menyoroti pola hidup masyarakat Indonesia yang makin kurang bergerak.
“Kemajuan kehidupan modern membuat masyarakat semakin tidak aktif. Naik lift, naik ojek, dan jarang berjalan kaki membuat orang kurang bergerak. Ini memicu kolesterol tinggi, diabetes, hipertensi, hingga obesitas,” ujar Dante.
Hasil CKG akan digunakan sebagai dasar penyusunan kebijakan kesehatan dan kampanye gaya hidup sehat ke depan.
Program CKG merupakan salah satu program prioritas Presiden Prabowo Subianto untuk menjangkau warga dari bayi hingga lansia.
(Rina Ayu)
| Petugas Puskesmas di Banten Asyik Joget Senam Saat Jam Pelayanan Pasien, Ini Kata Dinkes |
|
|---|
| Viral Wanita Hamil Ditolak Puskesmas di Tengah Malam, Dinkes Semarang Panggil Pegawai |
|
|---|
| Aliansi PTM dan Komnas Tembakau Minta Regulasi Pengendalian Rokok dan Pangan Tak Lagi Ditunda |
|
|---|
| Ojol Dibegal Penumpang di Sampang, Korban Dibakar Hidup-hidup Lalu Motor Dibawa Kabur |
|
|---|
| Kesaksian Nabila Naik Ombak Banyu Ambruk di Pasar Malam Purworejo, Bayar Rp 10 Ribu Kini Trauma |
|
|---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.