Jumat, 21 November 2025

Ledakan di Jakarta Utara

Baru Lepas Selang Makan, Pelaku ABH Ledakan Bom SMAN 72 Jakarta Masih Mual dan Pusing

Pelaku bom SMAN 72 masih mual dan bengong. Korban trauma, orang tua resah, sekolah janji evaluasi keamanan. Polisi tunggu kondisi stabil.

Penulis: Reynas Abdila
TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN
LEDAKAN SMAN 72 - Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Asep Edi Suheri (ketiga kanan) didampingi Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Budi Hermanto (tengah), Dirreskrimum Polda Metro Jaya Kombes Pol Iman Imanuddin (kedua kanan), Direressiber Polda Metro Jaya Kombes Pol Roberto Pasaribu (kanan) dan Ketua KPAI Margaret Aliyatul Maimunah (ketiga kiri) memberikan keterangan saat konferensi pers penanganan kasus ledakan di SMA Negeri 72 Jakarta di Gedung Promoter Polda Metro Jaya, Jakarta, Selasa (11/11/2025). Polda Metro Jaya menetapkan satu tersangka yang merupakan siswa dalam insiden ledakan yang terjadi di SMA Negeri 72 Jakarta dan Polda Metro Jaya menyebutkan bahwa tersangka tidak terafiliasi dengan jaringan teror. TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN 
Ringkasan Berita:
  • Pelaku bom sekolah masih mual dan bengong, belum bisa dimintai keterangan.
  • Korban siswa trauma, orang tua khawatir anak takut kembali ke sekolah.
  • Pihak sekolah janji evaluasi keamanan, masyarakat desak penanganan anak lebih serius.

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – F (17), pelaku anak berkonflik dengan hukum (ABH) kasus ledakan bom SMAN 72 Jakarta Utara, masih mual dan bengong usai jalani operasi dekompresi tulang di RS Polri Kramat Jati.

Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Budi Hermanto menjelaskan, F baru lepas selang makan dan masih beradaptasi.

“Jadi si ABH ini, baru kemarin lepas selang makan, dua hari lalu artinya dia baru beradaptasi keterangan dokter, dia masih ada rasa mual pusing tapi yang paling utama, penyidik itu berkoordinasi dengan dokter psikisnya,” ujarnya kepada wartawan, Jumat (21/11/2025).

Menurut Budi, pelaku masih tampak bengong, sesekali berbicara, dan belum pulih sepenuhnya. Proses pemeriksaan terhadapnya menunggu rekomendasi medis dan psikis.

“Setelah dokter mengatakan bahwa kondisinya sudah bisa untuk dimintai keterangan, penyidik pasti akan melakukan komunikasi dengan Bapas (Balai Pemasyarakatan), Dinsos (Dinas Sosial), terus KPAI (Komisi Perlindungan Anak Indonesia),” tambahnya.

Siswa Masih Trauma, Orang Tua Khawatir

Sejumlah siswa SMAN 72 masih mengalami trauma pasca-ledakan. Orang tua menyampaikan anak-anak mereka mudah kaget ketika mendengar suara keras dan belum siap kembali ke sekolah.

Kondisi ini menimbulkan kekhawatiran luas di kalangan keluarga korban.

Sekolah dan Pemprov Evaluasi Keamanan

Pihak SMAN 72 bersama Dinas Pendidikan DKI Jakarta menegaskan akan melakukan evaluasi menyeluruh terhadap sistem keamanan. Langkah ini diambil untuk memastikan siswa merasa aman kembali belajar dan mencegah kejadian serupa terulang.

46 Siswa Diperiksa, Psikologi Forensik Turun Tangan

Penyidik Polda Metro Jaya telah memeriksa 46 saksi anak yang berstatus siswa-siswi SMAN 72.

Pemeriksaan dilakukan bersamaan dengan observasi tim Asosiasi Psikologi Forensik (Apsifor) untuk memastikan kondisi psikologis para saksi. Ayah dari pelaku ABH juga sudah dimintai keterangan.

Ledakan Lukai 96 Orang, Sekolah Jadi Sorotan

LEDAKAN DI MASJID - Suasana pascaledakan di masjid SMAN 72 Jakarta, Kelapa Gading, Jakarta Utara, Jumat (7/11/2025).
LEDAKAN DI MASJID - Suasana pascaledakan di masjid SMAN 72 Jakarta, Kelapa Gading, Jakarta Utara, Jumat (7/11/2025). (TRIBUNJAKARTA.COM/GERALD LEONARDO AGUSTINO)

Ledakan bom terjadi di lingkungan SMAN 72 Kelapa Gading, Jakarta Utara, pada Jumat (7/11/2025) siang, tepat saat pelaksanaan salat Jumat di masjid sekolah. Dari tujuh bom rakitan yang disiapkan, empat di antaranya meledak di area masjid, sementara tiga lainnya berhasil dijinakkan tim Gegana Satbrimob Polda Metro Jaya.

Peristiwa itu memicu kepanikan besar di tengah kegiatan ibadah dan mengakibatkan 96 orang menjadi korban, mayoritas siswa, yang harus dilarikan ke rumah sakit dengan luka beragam.

Baca juga: Profil Ken Dwijugiasteadi, Eks Dirjen Pajak yang Dicekal Kejagung terkait Kasus Dugaan Korupsi

Insiden ini tidak hanya menimbulkan trauma psikologis bagi siswa dan orang tua, tetapi juga mengguncang kepercayaan masyarakat terhadap keamanan sekolah.

Pemerintah daerah bersama Dinas Pendidikan DKI Jakarta segera melakukan evaluasi sistem pengawasan, sementara aparat penegak hukum menyoroti penanganan anak berkonflik dengan hukum (ABH) agar kasus serupa tidak terulang.

 

Sumber: Tribunnews.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved