Kamis, 25 September 2025

Pendidikan Profesi Guru

Kunci Jawaban Cerita Reflektif Modul 3 Topik 1 PPG 2025: Koneksikan Permasalahan Ali dengan Konsep

Kunci jawaban cerita reflektif modul 3 FPPN topik 1 PPG 2025: Koneksikan permasalahan Ali dengan konsep-konsep yang telah dipelajari sebelumnya mengen

Kolase Tribunnews.com/Canva
JAWABAN CERITA REFLEKTIF - Grafis tentang kunci jawaban Cerita Reflektif Cerita Reflektif Modul 3 FPPN topik 1 Filsafat Pancasila dan Pemikiran Ki Hajar Dewantara materi Bagaimana Mendidik secara Kontekstual yang dibuat di aplikasi Canva Premium, Sabtu (14/6/2025). Inilah kunci jawaban cerita reflektif: Koneksikan permasalahan Ali dengan konsep-konsep yang telah dipelajari sebelumnya mengenai peran guru, konsep Catur Pusat Pendidikan, dan Pendidikan yang menyesuaikan dengan Kodrat Alam dan Kodrat Zaman. Susunlah rencana aksi dan rancangan pembelajaran untuk Ali. Diskusikan rencana yang dibuat dengan teman sejawat, mintalah masukan dari teman sejawat untuk merancang pembelajaran yang tepat. Catatlah semua masukan dan sempurnakan rencana yang telah dibuat. 

Rencana Aksi:

  • Membangun komunikasi intensif dengan Ali secara personal.
  • Melibatkan ibu Ali dan guru BK dalam konseling ringan yang berfokus pada penguatan diri dan semangat baru.
  • Mengarahkan Ali untuk terlibat kembali dalam ekstrakurikuler, misalnya sebagai mentor junior futsal atau pembuat konten olahraga sekolah.

Rancangan Pembelajaran:

  • Gunakan metode project-based learning dengan tema lokal, misalnya membuat kampanye video tentang pentingnya olahraga di wilayah pesisir.
  • Libatkan siswa dalam kerja kelompok heterogen agar Ali bisa membentuk relasi baru.
  • Sisipkan tugas reflektif tentang adaptasi terhadap perubahan dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia atau PPKn.

Masukan Teman Sejawat:

  • Buat program orientasi siswa pindahan yang melibatkan OSIS dan ekskul.
  • Ali diberikan peran dalam kegiatan sekolah agar merasa dibutuhkan.

Kunci Jawaban Alternatif:

Koneksi dengan Konsep:

Ali mengalami kejutan budaya karena perubahan sosial dan geografis. Pendidikan menurut Ki Hadjar Dewantara harus menyatu dengan lingkungan anak (Kodrat Alam). Guru sebagai “pamomong” perlu menjadi pengarah yang hadir. Sinergi antara sekolah dan keluarga sangat penting, sesuai konsep Catur Pusat Pendidikan.

Rencana Aksi:

  • Membentuk tim kecil yang mendampingi Ali (misalnya teman sebangku dan dua anggota ekskul).
  • Mengajak Ali mengenal lingkungan pesisir melalui kegiatan belajar luar kelas.
  • Sekolah bekerja sama dengan komunitas lokal (misalnya klub futsal desa) agar Ali tetap bisa mengembangkan minatnya.

Rancangan Pembelajaran:

  • Mata pelajaran Geografi atau IPS dapat dikaitkan dengan ekosistem pesisir.
  • Dalam PJOK, guru mengintegrasikan permainan futsal mini dengan menyesuaikan kondisi lapangan sekolah.
  • Bahasa Indonesia memberi tugas wawancara tokoh lokal di bidang olahraga atau nelayan muda inspiratif.

Masukan Teman Sejawat:

  • Buat komunitas siswa aktif berbasis minat, seperti “Komunitas Sportivitas”.
  • Tambahkan jam dialog mingguan antar siswa untuk memperkuat kelekatan sosial.

Kunci Jawaban Alternatif:

Analisis Permasalahan Ali dalam Bingkai Filosofi Ki Hadjar Dewantara

Permasalahan Ali bukan sekadar "tidak punya teman" atau "cuaca panas," melainkan indikasi dari disorientasi dalam proses adaptasi kodrat alam dan kodrat zaman di lingkungan baru, yang diperparah oleh perubahan pada catur pusat pendidikan-nya.

Kodrat Alam dan Kodrat Zaman:

  • Kodrat Alam (Bakat/Minat): Ali adalah anak yang periang, aktif, dan memiliki minat kuat pada futsal serta pergaulan luas. Ini adalah bagian dari kodrat alaminya yang butuh ruang ekspresi.
  • Kodrat Zaman: Lingkungan perkotaan sebelumnya memungkinkan Ali untuk berinteraksi dengan mudah dan terlibat dalam kegiatan futsal yang populer. Perubahan ke daerah pesisir dengan cuaca panas dan mungkin minimnya fasilitas futsal atau komunitas sejenis, berarti kodrat zamannya tidak lagi terakomodasi. Ali kehilangan platform untuk mengekspresikan diri dan bersosialisasi sesuai karakteristiknya.

Konsep Catur Pusat Pendidikan:

  • Keluarga: Keluarga Ali (ayah dan ibu) sudah suportif dan proaktif dalam mencari sekolah, namun mungkin belum sepenuhnya memahami dampak psikologis mendalam dari perubahan lingkungan terhadap Ali, terutama dari sisi sosial-emosional.
  • Sekolah (Baru): Sekolah baru belum berhasil menjadi pusat yang menarik bagi Ali. Aktivitas intrakurikuler dan ekstrakurikuler (futsal) yang dulu menjadi pemicu semangatnya, kini terasa hambar karena ketiadaan teman yang cocok atau minat yang sama.
  • Masyarakat (Baru): Lingkungan pesisir yang baru belum menyediakan "ruang pergaulan" yang Ali butuhkan, baik dalam minat olahraga maupun dinamika pertemanan sebaya/kakak kelas yang dulu ia nikmati. Ini menyebabkan Ali menarik diri.
  • Perguruan Tinggi/Organisasi Pemuda: Meskipun Ali kelas 11, konsep pemuda dan pergaulan luasnya sangat relevan. Ketiadaan jaringan pemuda dengan minat sama di lingkungan baru membuatnya kehilangan wadah.

Peran Guru

Sebagai wali kelas, guru memiliki peran penting sebagai penuntun (among).

  • Ing Ngarsa Sung Tuladha: guru perlu menjadi teladan dalam empati dan proaktivitas dalam mendekati Ali.
  • Ing Madya Mangun Karsa: guru harus menciptakan suasana kelas yang mendorong Ali berani berinteraksi dan mengidentifikasi minat baru.
  • Tut Wuri Handayani: guru perlu memberikan dorongan dan dukungan agar Ali bisa beradaptasi dan menemukan kembali semangatnya, tanpa memaksa.

Rencana Aksi dan Rancangan Pembelajaran untuk Ali

Halaman
1234
Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan