Selasa, 28 Oktober 2025

Melawan Intoleransi dan Radikalisme Lewat Jalan Pendidikan

Prof. Angel Damayanti, menyoroti pentingnya pendidikan sebagai solusi akar untuk menekan intoleransi, radikalisme, dan terorisme di Indonesia.

Editor: Content Writer
Dok. Angel Damayanti - Tanoto Foundation
Foto Angel Damayanti. 

TRIBUNNEWS.COM - Indonesia masih dihantui berbagai persoalan sosial, terutama intoleransi dan radikalisasi yang berujung pada konflik sosial dan tindakan terorisme. Berbagai problem sosial ini dapat diantisipasi melalui upaya pengembangan diri untuk meningkatkan SDM dan kesejahteraan. Jalan pendidikan menjadi solusi kunci.

Dengan keberagaman suku, agama, ras, dan golongan penduduknya, Indonesia masih dibayangi berbagai masalah sosial yang mengancam kerukunan serta persatuan dan kesatuan bangsa.

Ancaman itu terutama datang dari kasus intoleransi. Merujuk catatan Setara Institute, pada 2024 kasus intoleransi mengalami tren peningkatan dari tahun sebelumnya, dengan adanya 260 peristiwa dan 402 tindakan.

Sementara itu, meski pada 2023–2024 Indonesia nihil aksi terorisme, paham teror dan kekerasan terhadap pihak lain yang dinilai berbeda itu belum sepenuhnya hilang, melainkan berkembang di dunia maya.

Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) melaporkan ada 2.264 akun media sosial yang menyebarkan lebih dari 10 ribu konten berbau aktivitas terorisme.

Kendati sebagai lembaga pemerintah BNPT telah turun tangan, isu intoleransi, radikalisasi, dan terorisme ini belum sepenuhnya tuntas.

Guru Besar di Bidang Ilmu Keamanan Internasional Universitas Kristen Indonesia (UKI), Prof. Angel Damayanti, menyatakan perlu adanya kolaborasi dari semua elemen untuk mengantisipasi persoalan-persoalan ini di kemudian hari.

 “Talenta dan peran setiap pihak itu dibutuhkan sesuai kompetensi masing-masing. Sebagai akademisi, sesuai Tridharma Perguruan Tinggi, ini merupakan bentuk pengabdian kepada masyarakat,” ujarnya. 

Selesaikan Persoalan Sosial lewat Pendidikan

Prof. Angel Damayanti berpose bersama dalam kegiatan Pelatihan dan Sharing Best Practices Counter Terrorism yang diselenggarakan oleh George C. Marshall Center di Jerman.
Prof. Angel Damayanti berpose bersama dalam kegiatan Pelatihan dan Sharing Best Practices Counter Terrorism yang diselenggarakan oleh George C. Marshall Center di Jerman. (Dok. Angel Damayanti - Tanoto Foundation)

Pengajar Hubungan Internasional UKI ini melihat akar masalah telah berjalin kelindan antara faktor ekonomi, sosial-budaya, hingga politik. 

Berdasarkan riset tersebut, sejak 2011 Angel menyiapkan kajian tentang potensi radikalisme dan risiko terorisme beserta kesiapan aparatur negara dan masyarakat dalam pencegahannya. 

Ia pun memberi masukan kepada BNPT mengenai langkah-langkah yang harus disiapkan untuk mengantisipasi ancaman itu. Salah satu upayanya adalah memberi kesempatan pada semua pihak untuk berkembang, terutama melalui pendidikan. Dengan demikian, kekerasan bukan menjadi jalan untuk memecahkan masalah seperti halnya ditempuh para pelaku teror.  

“Saya melihat yang paling penting itu pendidikan. Melalui pendidikan, seseorang itu tercerahkan, bisa berpikir lebih luas dalam melihat masalah, dan tidak berpikir sempit. Cara dia menyelesaikan masalahnya pun juga lebih luas,” papar salah satu panelis di Debat Capres 2024 ini. 

Menurutnya, pendidikan membuka jalan untuk mengatasi persoalan-persoalan lain, seperti isu lapangan kerja, kesejahteraan, dan peningkatan ekonomi. 

“Dengan satu masalah diselesaikan, maka masalah yang lain juga bisa terselesaikan. Pendidikan, termasuk adanya penanaman nilai-nilai, moral, juga penguatan karakter, menjadi kunci,” tandas Angel.

Baca juga: Tanoto Foundation Cetak Pemimpin Muda lewat Fellowship Program 2025

Halaman 1/4
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved