Melawan Intoleransi dan Radikalisme Lewat Jalan Pendidikan
Prof. Angel Damayanti, menyoroti pentingnya pendidikan sebagai solusi akar untuk menekan intoleransi, radikalisme, dan terorisme di Indonesia.
Dari Keluarga Bhinneka
Perhatian Angel pada isu toleransi tak lepas dari latar belakang pribadinya. Lahir dari keluarga majemuk, mendiang ayahnya adalah seorang muslim moderat berdarah Betawi-Sunda. Sementara sang ibu merupakan keturunan Tionghoa dari Palembang beragama Kristen.
Menyusul jejak sang kakek, ibundanya menjadi seorang pendeta yang kemudian aktif di Forum Komunikasi Umat Beragama (FKUB).
“Keluarga kami saling menghormati. Bahkan saya diizinkan untuk memilih agama saya. Yang penting dijalankan dengan sebaik-baiknya. Lebaran saya ikut merayakan. Natalan dan Imlek Cap Go Meh saya juga ikut. Sesuatu yang membuat saya berpikir inilah masyarakat Indonesia,” tuturnya.
Namun, ia terenyak saat Indonesia mulai sering diguncang aksi intoleran dan terorisme. Mulai dari Bom Bali, bom Natal, dan berbagai teror yang menyasar rumah ibadah.
“Saya ingin mempelajari ada apa dengan masyarakat Indonesia. Katanya Bhinneka Tunggal Ika, tapi kok tidak bisa menerima agama yang berbeda. Saya juga melihat ternyata fenomena ini enggak hanya terjadi di Indonesia, tapi terjadi di banyak negara,” jelasnya.
Angel sempat hendak mengambil studi kedokteran. Namun karena keterbatasan biaya, ia memutuskan untuk mengambil studi hubungan internasional di UKI. Sempat bekerja di sebuah bank, karena prestasi cemerlangnya Angel dipanggil oleh pihak kampus yang menawarinya menjadi dosen.
Berkat prestasinya pula, ia meraih beasiswa S2 Hubungan Internasional di Universitas Indonesia (UI) dari Tanoto Foundation. Merasa kurang puas, Angel juga menempuh pendidikan S2 di S. Rajaratnam School of International Studies, Nanyang Technological University, Singapura, di bidang kontraterorisme.
Tak hanya menyandang gelar master dari dua universitas, pendidikan doktoral juga ditempuh di dua kampus di dua negara, yakni di National University of Singapore dan Universiti Sains Malaysia.
“Saya senang dan hobi belajar. Bahkan kalau masih ada yang menawari beasiswa hari ini saya ambil. Saya masih punya banyak tanda tanya tentang ilmu yang saya pelajari,” ujarnya.
Dahaga keilmuan mengantarkan Angel pada posisi tertinggi di universitasnya. Pada 2023, Angel dikukuhkan sebagai Guru Besar di Bidang Ilmu Keamanan Internasional Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik UKI.
“Dulu pernah pengen jadi guru. Sekarang malah bukan cuma jadi guru, tapi guru dengan tambahan besar di belakangnya,” canda Angel.
Turun ke Desa Menebar Harapan
Angel merasa tak cukup jika hanya mengajar untuk mahasiswa-mahasiswanya. Untuk itu, tak hanya di ruang kelas, ia juga bergerak langsung di lapangan.
Bersama sang ibunda, ia mengembangkan Yayasan Anugerah Bina Bangsa yang memberdayakan warga dan anak-anak di Desa Puro, Kupang, Nusa Tenggara Timur melalui pendirian Sekolah Menengah Kejuruan (SMK).
| Seminar Pendidikan 'Lampung Maju', Kerja Sama GO dan Pemprov Lampung Tingkatkan Mutu Pendidikan |
|
|---|
| Webinar Pendidikan GO dan Dinas Pendidikan NTB Kupas Dinamika Ujian di Indonesia |
|
|---|
| Kunci Jawaban Pendidikan Agama Islam Kelas 9 SMP/MTs Kurikulum Merdeka Hal 106: Hikmah Kurban |
|
|---|
| Kunci Jawaban Pendidikan Agama Islam Kelas 9 SMP/MTs Kurikulum Merdeka Hal 71: Etika Komunikasi |
|
|---|
| Setahun Kemenag Kawal Asta Cita, Bukti Nyata Perluas Akses Pendidikan Tinggi dan Kesejahteraan Dosen |
|
|---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.