Rumah Anak SIGAP
Rumah Anak SIGAP Bandarharjo: Saat Anak Belajar Tumbuh dan Orang Tua Belajar Mengasuh
Di tengah padatnya Bandarharjo, Rumah Anak SIGAP hadir! Anak belajar tumbuh, orang tua belajar mengasuh. Kisah nyata perubahan pola asuh di Semarang.
Alya dan 47 anak lainnya adalah penerima manfaat serta layanan Rumah Anak SIGAP Bandarharjo yang berdiri sejak Agustus 2023. Rumah Anak SIGAP Bandarharjo dibangun Tanoto Foundation bekerjasama dengan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Tengah dan Pemerintah Kota (Pemkot) Semarang.
Tanoto Foundation adalah sebuah lembaga filantropi independen yang didirikan pengusaha Sukanto Tanoto dan Tinah Bingei Tanoto di Besitang, Sumatera Utara pada tahun 1981. Pendirian Tanoto Foundation berdasarkan filosofi bahwa pendidikan berkualitas dapat mempercepat kesetaraan peluang.
Rumah Anak SIGAP merupakan bagian dari inisiatif program SIGAP atau Siapkan Generasi Anak Berprestasi (SIGAP) dari Tanoto Foundation. Saat ini, terdapat 29 Rumah Anak SIGAP di lima provinsi yaitu DKI Jakarta, Banten, Jawa Tengah, Kalimantan Timur, dan Riau, termasuk di Kelurahan Bandarharjo, Semarang.
Itis mengatakan, Rumah Anak SIGAP Bandarharjo menjadi model pusat pengasuhan dan pembelajaran dini yang bertujuan membantu orang tua dengan anak usia 0–3 tahun untuk mempelajari praktik pengasuhan holistik, khususnya dalam memberikan stimulasi yang memadai bagi bayi mereka.
"Di sini, anak-anak tidak hanya hanya bermain, tetapi juga belajar dan distimulasi agar mereka bisa berkembang sesuai dengan tahapan usia," kata Itis kepada Tribunnews.com, Rabu (12/11/2025).
Bagi anak-anak Kelurahan Bandarharjo dan sekitarnya, Rumah Anak SIGAP adalah taman bermain atau ruang tumbuh mereka. Sementara bagi orang tua, Rumah Anak SIGAP Bandarharjo adalah sekolah. Mereka mendapatkan banyak pengetahuan dan ilmu seputar pengasuhan anak, sebuah hal yang tak pernah didapatkan di sekolah formal.
Masalah Sosial
Secara geografis, Kelurahan Bandarharjo berada di pesisir Kota Semarang. Kelurahan seluas 342,68 hektare ini bahkan berbatasan langsung dengan Laut Jawa di sebelah utara.
Karena lokasinya benar-benar berada di tepi Laut Jawa, banjir rob menjadi masalah yang hampir tak terpisahkan dari kehidupan warga Bandarharjo. Genangan air pasang bisa datang kapan saja bahkan tak jarang masuk ke rumah-rumah warga.
Hal inilah yang membuat pihak Tanoto Foundation membangun Rumah Anak SIGAP Bandarharjo sedikit lebih tinggi dari beberapa rumah di kanan-kirinya.
Sementara di sisi barat dan selatan, wilayah ini berbatasan dengan Kali Semarang serta Kelurahan Dadapsari dan Kuningan. Batas kelurahan di sebelah timur Kelurahan Tanjung Mas.
Mengutip dari bandarharjo.semarangkota.go.id, jumlah penduduk di kelurahan yang dipimpin Sayoko ini mencapai 22.914 jiwa dengan 7.655 kepala keluarga (KK). Sementara jumlah anak usia 0-4 tahun di Bandarharjo mencapai 1.107 jiwa per tahun 2024
Dengan luas wilayah tersebut dan jumlah penduduk yang besar, Bandarharjo termasuk salah satu kawasan padat penduduk di Kota Semarang. Kondisi itu terlihat jelas dari permukiman warga yang saling berhimpitan, rumah-rumah berdempetan, dan gang-gang sempit yang menjadi ciri khas kawasan pesisir padat.
"Tidak jarang, satu unit rumah ditempati oleh dua hingga tiga kepala keluarga," kata Itis.
Predikat kumuh dan miskin pun kerap dilekatkan pada Bandarharjo yang terdiri dari 103 RT tersebut. Hingga kini, stigma itu masih terus mengikuti kehidupan warganya.
Hal ini, diakui Itis, ikut memengaruhi kehidupan sehari-hari warga serta cara pandang mereka terhadap pengasuhan. Banyak anak yang tidak mendapatkan stimulasi yang cukup, pola pengasuhan yang kurang tepat, hingga asupan gizi yang seadanya.
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/tribunnews/foto/bank/originals/Rumah-Anak-SIGAP-Bandarharjo-4.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.