Rumah Anak SIGAP
Rumah Anak SIGAP Bandarharjo: Saat Anak Belajar Tumbuh dan Orang Tua Belajar Mengasuh
Di tengah padatnya Bandarharjo, Rumah Anak SIGAP hadir! Anak belajar tumbuh, orang tua belajar mengasuh. Kisah nyata perubahan pola asuh di Semarang.
"Kegiatan yang kami lakukan bermacam-macam sesuai usia mereka. Misal pada anak usia 0-6 bulan, kami ajak untuk tummy time, bermain cilukba. Terus yang usia 6 bulan-12 bulan diajak mengenal peralatan yang ada di rumah," jelasnya.
Setiap minggu, kegiatan yang dijalankan di Rumah Anak SIGAP Bandarharjo juga berbeda-beda. Pada minggu pertama digelar kelas tematik bagi para orang tua.
"Ada materi yang dijelaskan oleh fasilitator. Kemudian orang tua akan bertanya atau melanjutkan membaca materi yang telah diberikan. Kami juga kasih materi untuk dibawa pulang, dipelajari di rumah," ungkapnya seraya menunjukkan jadwal kegiatan Rumah Anak SIGAP Bandarharjo yang telah dibuat dengan rapi di HP.
Ada pula Kegiatan Bermain Bersama (KBB) yang dilaksanakan pada minggu kedua. Dalam kegiatan ini, anak-anak akan bermain bersama orang tua atau rekan sebaya mereka di Rumah Anak SIGAP Bandarharjo sesuai dengan tema yang telah ditetapkan.
Pada minggu ketiga, Itis dkk akan menggelar kuliah umum untuk para orang tua dengan menghadirkan sejumlah narasumber mulai dari tenaga kesehatan, akademisi, dan praktisi. Dalam kuliah umum itu, akan dibahas mengenai tumbuh kembang anak serta pengasuhan.
"Materi yang paling banyak dibutuhkan ya tentang gerakan tutup mulut (GTM), yang rasanya itu jadi PR semua ibu," ucap Itis.
Selanjutnya kegiatan pada minggu keempat adalah home visit atau kunjungan dari rumah ke rumah. Sebulan sekali, Itis dkk akan mengetuk satu per satu pintu rumah para penerima manfaat untuk mengetahui sejauh mana pertumbuhan dan perkembangan anak-anak mereka.
"Sekaligus kami mengulas kembali materi apakah yang diberikan di Rumah Anak SIGAP, sudah dilakukan di rumah atau belum," tambahnya.
Jika dirasa masih kurang atau belum sesuai, maka dilakukan Pendampingan Individu. Tujuannya agar tumbuh kembang anak bisa terkejar sesuai dengan usianya. Selain itu, untuk mempersiapkan anak menuju usia pra-sekolah atau menuju PAUD
Dapat Dukungan
Keberadaan Rumah Anak SIGAP di Bandarharjo turut mendapat sambutan hangat dari para orang tua. Salah satunya adalah Tri Wahyuni, warga RT 3 RW 2, yang hampir tak pernah absen mengikuti kegiatan di sana. Setiap Rabu sore, ia datang bersama putranya, Alenta Putra Wahyudi, yang kini berusia 18 bulan.
Bagi Tri, hadir di Rumah Anak SIGAP bukan sekadar menemani anak bermain, tetapi juga kesempatan untuk belajar ulang tentang pola pengasuhan. Ia mengaku mulai membawa Alenta sejak usianya baru empat bulan.
"Saya senang kalau anak bisa main sambil belajar. Di rumah kadang saya bingung harus kasih stimulasi apa. Di sini saya jadi ikut belajar," kata dia.
Tri, yang sehari-hari beraktivitas sebagai ibu rumah tangga dan mengantar jemput anak sulungnya yang duduk di kelas 2 SD, mengetahui keberadaan Rumah Anak SIGAP dari tetangganya. Ia mengamati ada perubahan positif pada anak tetangganya itu, sehingga ia memutuskan untuk ikut bergabung.
Menurutnya, kehadiran program ini membuatnya lebih paham tentang tahapan perkembangan anak, mulai dari stimulasi sederhana hingga pemberian MPASI yang tepat. Tri berharap kegiatan serupa dapat terus ditingkatkan, terutama dengan penambahan sesi kuliah umum untuk orang tua agar mereka semakin memahami cara mendukung tumbuh kembang anak secara optimal.
"Kalau bisa, stimulasinya lebih banyak lagi. Biar kami sebagai orang tua semakin paham," harapnya.
Sementara itu, System Strengthening Unit Coordinator Tanoto Foundation Java Regional, Ahmad Syaiful Bahri mengatakan, kegiatan yang telah berjalan selama dua tahun di Rumah Anak SIGAP Bandarharjo sudah sesuai dengan apa yang dikehendaki Tanoto Foundation, baik dari sisi kualitas maupun kuantitas.
"Dari sisi jumlah peserta, target kami adalah 40 anak beserta pengasuhnya. Itu semua terpenuhi dan konsisten," terangnya, Senin (24/11/2025). Selain itu, jumlah kelas dan fasilitator yakni empat orang tetap sesuai desain awal program.
Syaiful juga menjelaskan, Rumah Anak SIGAP Bandarharjo kini telah berstatus sebagai Rumah Anak SIGAP yang mandiri. Artinya, Tanoto Foundation masih mendampingi, meski tidak lagi secara intens seperti awal program berjalan. Kini, kepemilikan program sudah diambil alih oleh Pemkot Semarang melalui Dinas Kesehatan.
"Pendampingan dari kami sekarang lebih ringan dengan komunikasi lewat grup WhatsApp atau sesekali melakukan penyegaran untuk fasilitator, tidak lagi seperti dulu di mana pendampingan rutin setiap satu atau dua bulan sekali," ujarnya.
Meski Rumah Anak SIGAP Bandarharjo sudah mandiri, Syaiful menilai keberlanjutan tetap bergantung pada kekuatan kolaborasi.
"Kuncinya kolaborasi. Tidak mungkin fasilitator atau koordinator berjalan sendiri. Harus bersama-sama dengan masyarakat, kelurahan, pemerintah kota, dan para pemangku kepentingan lain," kata dia. (*)
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/tribunnews/foto/bank/originals/Rumah-Anak-SIGAP-Bandarharjo-4.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.