Hukuman mati
Ini Bedanya Myuran dan Andrew Saat Menghadapi Regu Tembak
Sejak dua anggota Bali Nine dikirim ke Lapas Nusakambangan dan akan dieksekusi mati, ada beberapa orang jaksa dari Bali yang mengawal
Editor:
Budi Prasetyo
Selain itu Myuran juga meminta agar selnya dibuka sehari dua kali agar dirinya bisa melihat matahari.
Malam sebelum dieksekusi, para terpidana yang beragama nasrani berkumpul melakukan ibadah bersama sekitar pukul 22.00 WIB dipimpin oleh pendeta.
Mereka melakukan peribadatan selayaknya di gereja seperti menerima hosti dan anggur dan kala itu semua terpidana menangis.
Saat malam pengambilan terpidana dari sel, Ketut mengatakan Myuran dijemput oleh jaksa Deny Iswanto sedangkan Andrew Chan dijemput Eddy Artha Wijaya.
Keduanya diborgol tangan dan kakinya lalu digiring menuju lapangan tembak.
Saat di jalan yang gelap tanpa penerangan tersebut. Myuran sempat memanggil-manggil nama Andrew Chan.
"Dia bilang Andrew, where are you, where are you," ujar Ketut. Hal itu lalu dijawab Andrew, dengan berkata "I'm here".
Berbeda dengan Myuran yang tampak pucat, Andrew tampak lebih tenang.
Ketika ia diantar oleh rohaniawan ke lapangan tembak, Andrew ikut menyanyikan lagu Amazing Grace sampai menjelang eksekusi.
Saat dieksekusi, Myuran menggunakan baju hitam sedangkan Andrew memakai baju rugby warna biru.
Ketut mengatakan para terpidana ini langsung meninggal saat usai ditembak.
"Mereka langsung meninggal, bagaimana tidak kan peluru langsung menembus jantungnya," tandas Ketut.
Usai dinyatakan meninggal, jenazah langsung dijarit lukanya dan dimandikan lalu dipakaikan baju jas dan sepatu.
Jenazah lalu dibawa ke rumah persemayaman di Daan Mogot Jakarta.
Dua jaksa yang mengawal adalah Deny Iswanto dan Eddy Artha Wijaya. Mereka mengawal sampai ke Bandara Soekarno Hatta.
Para jaksa ini baru kembali ke Denpasar setelah semua urusan jenazah dan serah terima selesai. (*)