Erupsi Gunung Anak Krakatau
Warga Pulau Sebesi Masih Mendengar Suara Letusan Gunung Anak Krakatau Hingga Sabtu Pagi
Pagi ini masih terdengar suara dentuman dari letusan GAK meski suara letusannya tidak terlalu kuat terdengar.
Editor:
Dewi Agustina
Sementara itu di pesisir pantai Kecamatan Rajabasa.
Warga yang semalam sempat mengungsi ketempat yang lebih tinggi, telah kembali ke rumah mereka. Aktivitas warga pun pagi ini terpantau berjalan normal.
Warga Pulau Sebesi Tak Ada yang Mengungsi
Meski tetap waspada pasca letusan Gunung Anak Krakatau (GAK), warga Pulau Sebesi tetap beraktivitas seperti hari-hari biasa.
Pulau Sebesi merupakan pulau berpenghuni terdekat dengan GAK.
"Pagi ini aktivitas warga tetap seperti biasa," kata Robby, warga yang tinggal di Pulau Sebesi kepada Tribunlampung.co.id, Sabtu (11/4/2020).
Robby mengatakan, pada malam hingga dini hari, warga pulau tidak mengungsi.
Baca: Ganjar Pranowo Sebut Penolakan Jenazah Perawat di Semarang Buat Tatu Ati: Saya Mohon Maaf
Menurut Robby, warga tetap di rumah sembari memantau aktivitas GAK yang sempat mengalami erupsi pada sekira pukul 21.59 WIB letusan pertama dan pukul 22.35 WIB untuk letusan kedua pada Jumat (10/4/2020).
Robby mengatakan, aroma belerang cukup kuat tercium di Pulau Sebesi.
Bahkan, kata Robby, abu vulkanik dari aktivitas GAK pun sampai hingga ke Pulau Sebesi.
Sementara itu di pesisir pantai Kecamatan Rajabasa, warga sempat mengungsi.

Namun pada pagi ini, warga sudah kembali ke rumah mereka.
"Memang semalam banyak warga yang sempat mengungsi ke tempat yang lebih tinggi. Tapi pagi ini sudah kembali lagi ke rumah," ujar Tono, salah seorang warga.
Seperti diketahui, GAK yang merupakan gunung api di tengah selat Sunda sempat mengalami erupsi pada Jumat malam.
Pada erupsi pertama terjadi pukul 21.58 WIB dengan ketinggian kolom abu teramati sekira 200 di atas puncak.
Baca: Asal-usul Bakpia Pathuk, Oleh-oleh Khas Yogyakarta yang Melegenda