Update Pencabulan Santriwati di Lombok: Gubernur NTB Temui Korban, Pimpinan Ponpes Dipecat
Gubernur NTB menyoroti pelecehan santriwati di Lombok Barat. Sebanyak 9 orang mengaku dicabuli pimpinan ponpes berinisial AF yang kini telah dipecat.
Penulis:
Faisal Mohay
Editor:
Siti Nurjannah Wulandari
Menurutnya, sebagaian korban dirudapaksa dan sebagian mengalami pencabulan.
"Artinya yang dicabuli ini tidak mau untuk disetubuhi," terangnya.
Pihak ponpes yang mendegar adanya laporan kasus pencabulan meminta klarifikasi ke korban.
Sejumlah saksi telah diperiksa dan penyidik telah melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP).
Baca juga: Berani Speak Up Usai Nonton Walid, 7 Santriwati Laporkan Pimpinan Ponpes di Lombok soal Pencabulan
Kata Kemenag NTB
Sementara itu, Kepala Kantor Wilayah (Kanwil) Kementerian Agama (Kemenag) NTB, H Zamroni Aziz, mengaku akan mencabut izin ponpes yang melakukan tindak kekerasan seksual ke santriwati.
"Kami akan tindak tegas sesuai dengan regulasi yang ada."
"Kita minta APH (Aparat Penegak Hukum) tindak tegas yang bersangkutan (terduga pelaku AF)," paparnya.
Ia menjelaskan Kemenag NTB tidak dapat mengintervensi ponpes karena termasuk lembaga swasta.
"Tentu juga punya batasan bisa masuk dalam pengelolaan ponpes. Hanya bisa kita tekan lewat kurikulum pembelajaran," bebernya.
Evaluasi terhadap ponpes di Lombok Barat tersebut akan segera dilakukan.
Kemenang NTB juga membentuk Satgas pencegahan dan penanganan kekerasan seksual (PPKS) di setiap kabupaten atau kota.
Sebagian artikel telah tayang di TribunLombok.com dengan judul Usai Nonton Serial Drama Walid, 7 Santriwati di Lombok Laporkan Oknum Pimpinan Ponpes ke Polisi
(Tribunnews.com/Mohay) (TribunLombok.com/Robby Firmansyah)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.