Rabu, 10 September 2025

Warga Bandingkan Program Pramono dan Dedi Mulyadi, Mana yang Efektif Cegah Tawuran?

Warga nilai beda pendekatan Pramono dan Dedi Mulyadi atasi tawuran. Mana yang lebih efektif: pembinaan humanis atau barak militer?

Editor: Glery Lazuardi
istimewa
TAWURAN PELAJAR - Warga Jakarta bandingkan kebijakan Gubernur Pramono dan Dedi Mulyadi soal pencegahan tawuran pelajar, mana yang lebih efektif? 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Syarifudin, warga Jakarta Timur, membandingkan program Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung dan Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi mengatasi tawuran pelajar.  Mana yang lebih efektif mencegah aksi kekerasan di antara remaja?

Meskipun sebagai warga Jakarta, namun, dia mendukung kebijakan Dedi Mulyadi.

Menurut dia, cara Pramono membina pelaku tawuran secara humanis tidak efektif mengubah perilaku anak.

Berbeda dibandingkan dengan Dedi Mulyadi yang menggunakan cara membawa siswa bermasalah ke barak militer.

"Menurut saya anak-anak zaman sekarang enggak kayak dulu. Kalau dulu kita banyak baca buku, beda sama anak sekarang yang dari kecil biasa main handphone," kata Syarifudin, Rabu (21/5/2025).

Baca juga: Di Semarang, Remaja Cewek Ikut Tawuran, 3 Orang jadi Tersangka, Ada yang Masih 15 Tahun

Menurutnya pendekatan humanis lewat program pembinaan keagamaan dan edukasi lebih tepat dilakukan saat anak masih usia dini, bukan ketika anak-anak menginjak usia remaja.

Sehingga bila anak-anak remaja yang dianggap bermasalah karena melakukan tawuran diajak ke perpustakaan, maka hal tersebut dianggap tidak akan efektif mengubah perilaku.

Dia merasa program pembinaan Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi dengan mengirim anak-anak bermasalah ke barak TNI lebih tepat, karena mampu mendisiplinkan anak.

"Kalau diajak ke perpustakaan, nanti cuma membaca pas ada petugas yang mengawasi saja. Formalitas biar enggak dimarahi saja. Menurut saya lebih efektif program Jawa Barat," ujar Syarifudin.

Meski terdapat penolakan, ada warga yang menyatakan bahwa publik sepatutnya memberikan kesempatan dan waktu bagi Pemprov DKI Jakarta untuk menjalankan program pembinaan.

Warga Jakarta Timur, Sumantri (43) menuturkan terlampau dini bila menilai program pembinaan keagamaan dan edukasi digagas Pramono Anung tidak efektif mencegah kenakalan remaja.

Baginya butuh waktu untuk menilai efektif atau tidaknya setiap program yang bertujuan baik, sehingga dia menyatakan bahwa program tersebut dapat efektif bila berjalan dengan baik.

"Programnya bagus, tapi apakah efektif perlu dilihat dulu. Seperti mengajak anak-anak ke perpustakaan, itu tetap perlu diawasi pemerintah. Apakah anak itu benar belajar atau tidak," tutur Sumantri.

Menurutnya ide Pramono mengajak anak-anak ke perpustakaan baik, karena buku merupakan sumber ilmu pengetahuan sekaligus dapat memberikan pemahaman tentang kehidupan.

Sumantri optimis bila anak-anak serius membaca beragam buku, maka anak-anak tidak hanya menjadi lebih pintar tapi juga dapat mengubah perilaku anak-anak agar tidak berbuat onar.

Halaman
123
Sumber: TribunJakarta
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan