Olah Limbah Tempe, Warga di Kampung Sanan Kota Malang Daur Ulang Jadi Pakan Sapi dan Biogas
Warga di Kampung Sanan di Kota Malang, Jawa Timur, memanfaatkan limbah produksi tempe dan kotoran sapi menjadi pakan ternak serta energi biogas.
Penulis:
Fahdi Fahlevi
Editor:
Wahyu Aji
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Warga di Kampung Sanan di Kota Malang, Jawa Timur, memanfaatkan limbah produksi tempe dan kotoran sapi menjadi pakan ternak serta energi biogas.
Inovasi ini tidak hanya ramah lingkungan, tetapi juga memperkuat ketahanan energi dan pangan lokal di tengah naik-turunnya harga kebutuhan pokok.
Kampung Sanan sudah lama dikenal sebagai sentra produksi tempe.
Setiap hari, sekitar 300 pengrajin memproduksi tempe dalam jumlah besar yang didistribusikan ke berbagai daerah.
Tidak kurang dari 3,5 kuintal kedelai diolah setiap hari oleh pelaku Industri Kecil Menengah (IKM) setempat.
Produksi tempe dalam skala besar tentu meninggalkan limbah cukup banyak, seperti ampas kedelai, air rebusan, dan kulit kedelai.
Alih-alih mencemari lingkungan, warga Kampung Sanan justru menemukan cara cerdas untuk mengolah limbah tersebut menjadi sumber daya bernilai ekonomis dan ramah lingkungan.
Dengan kreativitas masyarakat setempat, limbah kulit kedelai dan air rebusan diolah menjadi pakan ternak sapi yang bergizi tinggi.
Sementara kotoran sapi diolah menjadi biogas yang bisa digunakan untuk kebutuhan sehari-hari warga.
"Dulu kami beternak dulu, baru mulai produksi tempe sendiri. Dari hanya 30 kg sekarang sudah mencapai 3,5 kuintal per hari,” ujar Ketua RT 05 sekaligus pengurus GoSoya melalui keterangan tertulis, Senin (9/6/2025).
Produksi tempe dalam jumlah besar menghasilkan ampas kedelai dalam volume tinggi.
Limbah ini dimanfaatkan sebagai pakan sapi dengan mencampurkan kulit kedelai, air rebusan kedelai, rumput, dan pakan ternak lainnya.
Praktik ini membuat peternak lebih hemat biaya sekaligus mengurangi limbah organik yang berpotensi mencemari lingkungan.
Setelah sapi mengonsumsi pakan dari limbah tempe, kotorannya dikumpulkan dan diolah dalam sistem biogas sederhana.
Inovasi ini mulai dikembangkan sejak 2018 dengan bantuan seorang dosen Universitas Brawijaya, Prof. Muhammad Bisri, yang memperkenalkan pemanfaatan kotoran sapi melalui Pembuangan Akhir Limbah (PAL).
Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya
A member of

Follow our mission at www.esgpositiveimpactconsortium.asia
Kota Malang
limbah
tempe
sapi
biogas
Universitas Brawijaya
SDG12-Konsumsi dan Produksi yang Bertanggung Jawab
Limbah Ternak Sapi di Blora Jateng Diubah Menjadi Sumber Peningkatan Ekonomi Masyarakat |
![]() |
---|
Begini Cara LPKR Daur Ulang Air Limbah yang Jumlahnya Jutaan Kubik Setiap Tahun |
![]() |
---|
FISIP UNS Dorong Dosen Integrasikan Hasil Penelitian dan Pengabdian dalam Pembelajaran |
![]() |
---|
Serupa Tapi Tak Sama, Kenali Gejala Anak yang Alergi Susu Sapi dan Intoleran Laktosa |
![]() |
---|
Menjawab Tren Mindful Consumerism, Upaya Mengurangi Masalah Lingkungan dari Sektor Fashion & Tekstil |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.