Senin, 25 Agustus 2025

Dedi Mulyadi: Keponakan Saya Honorer 15 Tahun, Gajinya Kalah Sama Jualan Bala-bala

Dedi menyoroti ketimpangan antara upah tenaga honorer dan potensi penghasilan di sektor informal, terutama kuliner UMKM.

Tribunnews.com/Mario Christian Sumampaow
TENAGA HONORER - Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi dan KASAD Jenderal TNI Maruli Simanjuntak dalam jumpa pers di kawasan perkebunan Agroforestry Gunung Hejo di Purwakarta, Jawa Barat, Sabtu (5/7/2025).  Ia menyorot potret buram nasib tenaga honorer di Jawa Barat.  

TRIBUNNEWS.COM, PURWAKARTA — Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi mengungkapkan potret buram nasib tenaga honorer saat berbicara dalam kunjungan ke kawasan perkebunan Agroforestry Gunung Hejo, Purwakarta, Sabtu (5/7/2025).

Ia mencontohkan langsung kondisi keponakannya sendiri, yang sudah 15 tahun menjadi pegawai honorer di Pemda Purwakarta dengan gaji tetap Rp2 juta per bulan.

“Setiap minggu dia jualan bala-bala, sekali jual bisa dapat Rp3 juta. Jadi, dalam seminggu saja, pendapatan dari jualan makanan kecil itu bisa lebih besar daripada gaji bulanannya di Pemda,” ujar Dedi di hadapan awak media.

Dedi menyoroti ketimpangan antara upah tenaga honorer dan potensi penghasilan di sektor informal, terutama kuliner UMKM.

Ia menyebut, penghasilan keponakannya dari berjualan gorengan tradisional bisa menembus Rp12 juta per bulan—enam kali lipat dari gaji honorer.

Realita Honorer dan Paradigma “Bekerja”

Pernyataan Dedi ini menjadi sorotan karena menunjukkan realita pahit sebagian besar tenaga honorer di Jawa Barat.

Data Badan Kepegawaian Negara (BKN) per Januari 2024 mencatat masih ada lebih dari 2,3 juta tenaga honorer aktif secara nasional, dengan mayoritas bergaji di bawah UMR.

Baca juga: Dedi Mulyadi Khawatir Lulusan Perbankan hingga TI Jadi Pengangguran karena AI

Dedi juga menyinggung masalah pengangguran terselubung di Jabar yang terjadi karena masyarakat masih terpaku pada anggapan bahwa bekerja itu identik dengan masuk pabrik atau kantor, bukan bertani atau berwirausaha.

“Ini yang perlu kita ubah. Kita harus punya orientasi baru bahwa pertanian dan usaha mandiri adalah solusi nyata, bukan pelarian,” kata Dedi.

Dorongan Optimalkan Lahan Tidur

Dedi mendorong pemanfaatan sumber daya alam seperti lahan pertanian, sawah, dan perkebunan yang masih belum tergarap maksimal di Jawa Barat.

Menurutnya, daerahnya punya potensi besar untuk mengembangkan ekonomi berbasis pariwisata dan pertanian, terutama bagi anak muda.

“Pertanian harus kita optimalkan. Sekarang sudah mulai kelihatan hasilnya, tapi masih banyak yang harus dikejar,” ujarnya.

Ia berharap langkah ini bisa jadi solusi untuk mengatasi tingginya angka pengangguran dan kemiskinan struktural, sekaligus memperkuat kemandirian ekonomi masyarakat desa.

Berita Terkait

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan