Selasa, 2 September 2025

Ulama Haramkan Pertunjukan Sound Horeg, Bukan Sound Systemnya

Kyai Aly menegaskan ulama tidak mengharamkan sound system, namun pertunjukan sound horeg. Berikut penjelasan mengenai fatwa haram sound horeg.

Editor: Nuryanti
KOMPAS.com/RAMA PARAMAHAMSA
SOUND HOREG - Warga menikmati musik horeg di Jalan Jendral Sudirman, Jakarta Pusat, Minggu (20/10/2024). Berikut penjelasan ulama mengenai fatwa haram sound horeg. 

Kyai Aly menjelaskan, dalam gelaran sound horeg baik itu dilakukan di lapangan maupun dengan karnaval, kerap kali dibarengi dengan tarian yang mengarah kepada erotisme.

"(Sound horeg) hampir pasti diikuti oleh tarian-tarian, joget-jogetan anak muda itu dan kerap
kali mempertontonkan, mohon maaf ya, tarian seksi," ungkapnya.

"Nah, celakanya itu ditampilkan di tempat terbuka sehingga ditonton oleh siapa pun, termasuk anak kecil
bisa menontonnya," ungkapnya.

Hal ini dinilai memberi dampak negatif bagi masyarakat dan generasi muda.

"Banyak masyarakat mengeluh, ini anak kecil gimana seperti itu bisa nonton tarian yang erotis dan lain-lainnya," tegasnya.

3. Dampak Sosial

Selain itu, ada dampak sosial yang dinilai muncul dari pertunjukan sound horeg.

"Sering kita temukan di dalam pertunjukan sound horeg itu anak-anak muda yang minum-minuman keras
dan juga sering ada tawuran," jelasnya.

Sehingga, pertunjukan sound horeg dinilai tidak hanya mengganggu lingkungan, namun juga mengancam akhlak atau moral anak-anak muda.

"Nah, tiga aspek inilah menjadi sorotan kami. Ketiga-tiganya ini kemudian kita rumuskan adalah haram hukumnya karena jelas bertentangan dengan ketentuan Islam," tegas Kyai Aly.

Pemerintah Harus Bertindak

Lebih lanjut, Aly menegaskan fenomena sound horeg harus menjadi tanggung jawab bersama.

Menurutnya, para ulama sudah menjalankan kewajiban untuk memberi pandangan melalui pertimbangan hukum syariat.

"Kami sudah menjalani kewajiban kami untuk memberikan pemahaman kepada masyarakat, anjuran moral secara agama."

"Tentu kami berharap kepada pemerintah, mari kita tata, mari mohon hadir untuk menata ini. Ini adalah kewajiban kita bersama. Jangan biarkan kemudian generasi kita menjadi generasi yang tidak tidak punya kepedulian, generasi
yang tidak bermoral, tidak berakhlak."

"Saya sangat berharap pemerintah Jawa Timur khususnya untuk merespons tentang fenomena ini," pungkas Kyai Aly.

Tanggapan Komunitas Sound Horeg

Sementara itu, Ketua Komunitas Paguyuban Sound Horeg se-Malang, Devid Stevan menilai sound horeg banyak sisi positifnya.

Halaman
123
Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan