Senin, 29 September 2025

Suasana Malam Menjelang Demo di Pati 13 Agustus, Posko Donasi Mulai Dipadati

Suasana haru malam jelang demo Pati 13 Agustus 2025. Warga dan mantan honorer RSUD Soewondo bersiap unjuk rasa damai.

Editor: Glery Lazuardi
TRIBUN JATENG
Ratusan warga, termasuk mantan pegawai honorer RSUD Soewondo, berkumpul di posko donasi Aliansi Masyarakat Pati Bersatu malam menjelang aksi demo 13 Agustus 2025. Mereka berdoa dan bersiap menyuarakan tuntutan keadilan secara damai. 

TRIBUNNEWS.COM - Suasana malam menjelang demo besar di Pati pada 13 Agustus 2025 dipenuhi keharuan dan khidmat. 

Posko donasi Aliansi Masyarakat Pati Bersatu di depan Kantor Bupati mulai dipadati warga, termasuk mantan pegawai honorer RSUD Soewondo yang di-PHK, yang berkumpul untuk berdoa bersama dan mempersiapkan aksi unjuk rasa esok hari.

Di tengah kerumunan, suara doa dan harapan menggema kuat, menandai tekad warga untuk memperjuangkan haknya dalam unjuk rasa yang akan digelar keesokan harinya.

Para mantan pegawai honorer korban PHK RSUD RAA Soewondo Pati bersama simpatisan aksi unjuk rasa 13 Agustus 2025 menggelar selamatan dan istighosah atau doa bersama. 

Mereka berdoa agar aksi unjuk rasa  berjalan lancar dan tuntutan bisa terpenuhi.

Nasi berkat, ayam ingkung, dan aneka lauk-pauk tersaji di atas tikar yang digelar dan disantap bersama-sama sebagai bagian dari prosesi selamatan seusai doa bersama dilantunkan.

“Maulaa yaa shalli wa sallim daaiman abadan ‘alaa habiibika khairil khalqi kullihimi,” bacaan ini dilantunkan secara bersama-sama oleh ratusan warga yang berkerumun melihat prosesi doa bersama ini. Ratusan warga tersebut juga ikut meneriakkan “amin” bertubi-tubi ketika doa-doa dilantunkan.

Sebanyak 220 mantan pegawai honorer RSUD Pati bergabung ke dalam Aliansi Masyarakat Pati Bersatu. Mereka juga akan ikut berunjuk rasa lantaran merasa diberhentikan secara tidak adil akibat kebijakan rasionalisasi jumlah pegawai oleh Bupati Pati Sudewo.

“Masyarakat Pati yang hadir malam ini, tidak lain dan tidak bukan, kami menyampaikan aspirasi. Semoga apa yang kami inginkan diijabah oleh Allah,” kata Eko Supriyanto, eks honorer RSUD Pati saat membuka selawatan dan doa bersama.

Eko menjelaskan, kegiatan ini diadakan oleh para eks pegawai honorer RSUD Pati bersama masyarakat Pati yang diwakili Pemuda Gajahmati.

“Tujuannya supaya orasi berjalan selamat, aman, tidak ada kendala apa pun. Aksi kami damai, tidak anarkis. Kami akan sampaikan, kembalikan kami bekerja, atau Bupati yang turun,” ujar Eko.

Eko sudah bekerja sebagai honorer selama 20 tahun sebelum akhirnya harus mengalami Pemutusan Hubungan Kerja (PHK). Dengan alasan efisiensi anggaran demi meningkatkan fasilitas dan pelayanan rumah sakit, Bupati Pati Sudewo mengurangi jumlah tenaga honorer melalui mekanisme tes seleksi pegawai tidak tetap menjadi pegawai tetap.

“Ada 220 honorer yang diberhentikan tanpa pesangon. Menurut kami, tesnya tidak adil dan tidak transparan karena pengumumannya tidak menampilkan skor yang didapatkan peserta,” tandas dia.

Aliansi Masyarakat Pati Bersatu siap menggelar unjuk rasa pada Rabu pagi, 13 Agustus. Sejumlah persiapan telah dilakukan untuk menuntut Bupati Pati, Sudewo mengundurkan diri secara legowo.

Sejumlah warga bahkan menyumbangkan ratusan tandan pisang sebagai bantuan logistik untuk aksi. Selain pisang, posko donasi juga menerima berbagai minuman kemasan dan makanan ringan sebagai persediaan logistik.

Halaman
123
Sumber: Tribun Jateng
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan