Selasa, 26 Agustus 2025

2 Warga Serang Banten Jadi Korban Kekerasan Aparat, Pelajar Masuk IGD

Dua warga Serang jadi korban kekerasan aparat, wartawan luka serius, pelajar SMKN 2 kritis dirawat intensif di RSUD Banten.

Editor: Glery Lazuardi
KOMPAS.com/NURWAHIDAH
POLISI - Wartawan dan pelajar di Serang, Banten, menjadi korban kekerasan aparat dalam dua insiden terpisah. Salah satu korban kini dirawat di ICU. 

Menurut keterangan dua teman Violent, di perjalanan mereka sempat berpapasan dengan beberapa polisi yang sedang berpatroli.

Awalnya, polisi membiarkan mereka melintas. Namun saat hendak putar arah, seorang petugas diduga mengadang dan memukul Violent menggunakan helm hingga terjatuh dari motor serta mengalami luka parah di kepala.

“Dua teman anak saya yang melihat itu kemudian panik dan pulang ke rumah. Mereka bilang, ‘Pak, anaknya dipukulin polisi.’ Saya sempat tidak percaya, karena saya pikir tidak mungkin polisi sembarangan memukul,” ujar Benny.

Di lokasi kejadian, Violent sudah dalam keadaan tidak sadar. Ia kemudian dibawa ke IGD RSUD Banten dengan bantuan temannya dan sejumlah polisi.

Sekitar pukul 02.40 WIB, Benny tiba di rumah sakit dan mendapati banyak polisi yang mengantar anaknya.

Namun, beberapa polisi di lokasi mengatakan kepada Benny bahwa Violent mengalami kecelakaan lalu lintas. Mereka membantah adanya pemukulan dan mengaku hanya membantu membawa korban ke rumah sakit.

“Kawan-kawan Violent coba membantah. Mereka bilang (ke polisi) ‘Bapak kan ada di lokasi, lihat sendiri dia dipukul sampai jatuh dan pingsan.’ Logika saya, anak-anak seusia itu tidak mungkin berani berbohong menghadapi banyak polisi berseragam,” tutur Benny.

Menurut Benny, salah seorang polisi bahkan mengakui bahwa Violent tidak melaju dengan kecepatan tinggi saat mengendarai motor.

Ia meminta agar anggota yang diduga melakukan pemukulan dihadirkan, namun pihak kepolisian tetap membantah adanya tindak kekerasan.

“Kalau anak saya salah, ya ditegur. Kalau perlu dihukum push up pun saya dukung. Tapi ini anak saya cuma dua motor, jalan pelan, malah diperlakukan seperti itu. Itu yang saya sayangkan dari pihak kepolisian,” ucapnya.

Benny menegaskan, kondisi anaknya kini kritis, masih koma, dengan luka berat di kepala.

“Saya hanya minta tanggung jawab. Kawan-kawannya jelas lihat dia dipukul. Kok malah disebut kecelakaan? Saya awalnya cuma ingin tahu siapa pelakunya dan kenapa dilakukan seperti itu,” ujarnya.

Sementara itu, Kabid Humas Polda Banten, Kombes Pol Didik Hariyanto, mengatakan pada malam kejadian Direktorat Samapta (Ditsamapta) memang melakukan Patroli Maung Presisi di beberapa titik.

Tujuannya untuk mencegah tindak kriminal seperti pencurian dengan kekerasan (curas), pencurian dengan pemberatan (curat), dan pencurian kendaraan bermotor (curanmor).

Didik menjelaskan, polisi saat itu juga menerima laporan adanya aktivitas balap liar di Jalan Syekh Nawawi Al Bantani.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Banten
Berita Terkait

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan