Demonstrasi di Berbagai Wilayah RI
Kondisi Rheza Sendy saat Dibawa ke Rumah Sakit, Mahasiswa Amikom Yogyakarta Tak Sadarkan Diri
Rheza Sendy, mahasiswa Amikom, tewas usai demo ricuh di Mapolda DIY. Penyebab kematian masih diselidiki, sempat jalani RJP di RS Sardjito.
Penulis:
Faisal Mohay
Editor:
Nuryanti
TRIBUNNEWS.COM - Penyebab kematian mahasiswa Amikom Yogyakarta bernama Rheza Sendy Pratama (21) masih diselidiki.
Mahasiswa semester lima tersebut sempat ikut demo di depan Mapolda Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) pada Minggu (31/8/2025) pagi.
Demo yang berakhir ricuh menuntut kasus kematian driver ojol, Affan Kurniawan, yang dilindas rantis Brimob di Pejompongan, Tanah Abang, Jakarta Pusat, pada Kamis (28/8/2025), diusut tuntas.
Namun, demo yang diikuti mahasiswa dan warga justru memakan korban jiwa.
Berdasarkan keterangan BEM Amikom Yogyakarta, Rheza mengendarai motor berboncengan dengan temannya saat kericuhan.
Tembakan gas air mata membuat sepeda motor Rheza terjatuh dan temannya di belakang melarikan diri.
Rheza yang tak berdaya dihampiri aparat kepolisian dan selang beberapa menit kemudian ditemukan tak sadarkan diri dengan penuh luka.
Meski sempat dibawa ke RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta, nyawa Rheza tak tertolong.
Manajer Hukum dan Humas RSUP Dr. Sardjito, Banu Hermawan, menjelaskan korban tiba di rumah sakit pada Minggu (31/8/2025) sekitar pukul 06.30 WIB.
Kondisi korban kritis dan tak sadarkan diri.
"Tim medis kami melakukan RJP, resusitasi jantung, secara maraton sekitar 30 menit. Namun demikian, pukul 07.06 WIB kami menyatakan beliau meninggal dunia," bebernya, Senin (1/9/2025), dikutip dari TribunJogja.com.
Baca juga: Saat Gelombang Demo Merebak, Warga Diimbau Tenang dan Saring Informasi
Selama perjalanan dari Mapolda DIY ke rumah sakit, tim medis juga melakukan RJP ke pasien.
RJP yakni tindakan medis darurat untuk mengembalikan fungsi jantung dan pernapasan seseorang yang mengalami henti jantung atau tidak bernapas.
"Jadi sampai sini (RSUP dr Sardjito), kami lanjutkan (RJP) dengan tambahan alat dan oksigenasi. Sampai ada tanda-tanda yang kami upayakan," imbuhnya.
Jarak Mapolda DIY ke RSUP Dr. Sardjito sekitar 5 kilometer atau memerlukan waktu sekitar 15 menit perjalanan mobil.
Ia belum dapat mengungkap penyebab kematian korban, namun ada indikasi Rheza mengalami henti jantung.
"Hasil pemeriksaan yang kami lakukan sudah sesuai mekanisme. Kami belum bisa membuka kondisi fisik dan hasil pemeriksaan yang ada masih kami simpan, serta akan diserahkan ke pihak berwenang."
"Kebetulan kemarin pihak keluarga juga tidak berkenan untuk melakukan tes kesehatan, sehingga diagnosanya cardiac arrest," terangnya.
Baca juga: Prabowo Dianggap Tak Sensitif usai Perintah Kapolri Beri Kenaikan Pangkat ke Polisi Korban Demo
Kata Keluarga
Ayah korban, Yoyon Surono, menyatakan keluarga menolak proses autopsi dan menganggap meninggalnya Rheza sebagai musibah.
“Kami pasrah. Apapun yang terjadi itu musibah. Kami tidak mau autopsi,” ungkapnya, Minggu (31/8/2025).
Autopsi adalah pemeriksaan medis terhadap jenazah dengan cara pembedahan untuk mengetahui secara pasti penyebab kematian.
Ia tak punya firasat anaknya akan meninggal ketika demo.
“Baru saja kemarin dia bayar kuliah, baru masuk libur. Saya suruh di rumah saja,” imbuhnya.
Yoyon merasa janggal dengan kematian anaknya karena ditemukan sejumlah luka saat memandikan jenazah seperti bekas sepatu PDL, sayatan di kepala, hingga luka lecet di punggung.
“Kena gebukan tongkat, ada sayatan-sayatan. Dari gas air mata pun kulitnya putih-putih,” terangnya.
Baca juga: Demo di Solo dan Jogja Berjalan Tertib, Pimpinan DPRD Temui Massa dan Dengarkan Tuntutan
Selain itu, barang-barang yang dibawa anaknya juga belum ditemukan.
“Katanya yang mengantar dari Unit Kesehatan Polda DIY, cuma dua orang. Tidak ada dari yang lain. Dompet, KTP, bahkan motor Rheza pun belum kembali,” jelasnya.
Ia berharap tak ada lagi korban jiwa dan meminta kepolisian untuk tidak melakukan tindak kekerasan.
"Tapi semoga tak ada lagi keluarga lain yang harus merasakan apa yang kami rasakan hari ini,” pungkasnya.
Sri Sultan Hamengku Buwono X Minta Diusut
Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengku Buwono (HB) X, menggelar pertemuan tertutup dengan 10 rektor perguruan tinggi di DIY pada Minggu (31/8/2025) malam.
Sejumlah kampus yang hadir dalam pertemuan yakni UGM, UNY, UIN Sunan Kalijaga, UPN Veteran, ISI Yogyakarta, UII, UMY, Atma Jaya, Sanata Dharma, hingga Amikom.
Baca juga: Prabowo Jelaskan Kondisi Korban Demo: Kepala Diganti Titanium hingga Ginjal Rusak
Dalam pertemuan tersebut, Sri Sultan HB X meminta Kapolda DIY, Irjen Pol Anggoro Sukartono, melakukan penyelidikan kematian Rheza Sendy.
Hingga kini belum terungkap penyebab kematian Rheza Sendy, namun ada dugaan Rheza meninggal saat demo berlangsung.
"Mereka (kepolisian) yang punya kewajiban (melakukan investigasi)" tuturnya.
Pihaknya tak melarang demonstrasi, namun harus digelar tanpa ada kericuhan.
"Tapi, seperti yang saya sampaikan, untuk menemukan demokratisasi, dengan baik, dengan sopan, bukan dengan kekerasan," pungkasnya.
Sebagian artikel telah tayang di TribunJogja.com dengan judul Ini Penyebab Kematian Rheza Sendy Pratama Menurut RSUP Dr. Sardjito
(Tribunnews.com/Mohay) (TribunJogja.com/Miftahul Huda)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.