Rabu, 10 September 2025

Demonstrasi di Berbagai Wilayah RI

Ratusan Anak Ikut Demo, Ada yang Jadi Tersangka Gegara Copot Plang Polda Jateng hingga Jarah Tameng

Polisi tersangkakan anak di bawah umur yang copot 3 huruf plang tulisan Polda Jateng saat demo rusuh akhir Agustus lalu.

TribunJateng.com/iwan Arifianto/TribunCirebon.com/Eki Yulianto
ANAK TERSANGKA DEMO - Polisi menetapkan tiga tersangka baru dalam kasus kerusuhan demonstrasi akhir Agustus lalu. Satu tersangka anak tidak dihadirkan secara langsung di Mapolda Jateng, Selasa (9/9/2025). Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) RI, Arifah Choiri Fauzi, meninjau langsung penanganan 13 anak yang berkonflik dengan hukum akibat dugaan penjarahan di Gedung DPRD Kabupaten Cirebon, ke Polresta Cirebon pada Selasa (9/9/2025) 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA  - Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) RI, Arifah Choiri Fauzi, mengungkap fakta mengejutkan terkait keterlibatan anak-anak dalam aksi unjuk rasa di berbagai daerah pada akhir Agustus 2025 lalu.

Mirisnya lagi di beberapa daerah, anak di bawah umur ini ada yang dijadikan tersangka karena ikut dalam aksi pencurian hingga perusakan di kantor polisi. 

Seperti yang terjadi di Jateng, anak di bawah umur jadi tersangka karena copot 3 huruf di tulisan plang Polda Jateng.  Berikutnya di Mataram NTB, pelajar SMP tersangka karena mencuri atau menjarah tameng milik polisi. Di Cirebon, belasana anak lakukan penjarahan

Dalam kunjungannya ke Polresta Cirebon, Selasa (9/9/2025), Menteri PPPA Arifah Choiri Fauzi menegaskan bahwa pihaknya telah melakukan pendataan bersama sejumlah instansi.

“Soal data anak-anak yang terlibat aksi unjuk rasa se-Indonesia di berbagai daerah, ada datanya. Karena kementerian kami adalah kementerian cluster 3 yang sifatnya berkoordinasi, jadi kami langsung berkoordinasi dengan dinas PPPA di tingkat provinsi dan kabupaten,” ujar Arifah saat diwawancarai, Selasa (9/9/2025). 

Ia menyebut, pendataan dilakukan dengan melibatkan kepolisian, KPAI, hingga dinas setempat. Hasilnya, terungkap ratusan anak ikut aksi tanpa memahami maksud sebenarnya.

Baca juga: LEMPARAN Bangkai Tikus hingga Hujan Batu Jadi Kode Dimulainya Demo Ricuh di Mapolda Jateng   

“Nah rata-rata anak-anak ini juga enggak tahu, bahwa mereka datang ke tempat itu untuk apa."

"Dari penjajakan yang kami lakukan, mereka lewat WhatsApp itu informasinya mau diajak nonton konser, mau diajak nonton pertandingan sepak bola, tapi ternyata mereka diturunkan di tempat itu,” ucapnya.

Berdasarkan data yang dikumpulkan, di Jakarta pada 25 Agustus terdapat 156 anak yang ikut aksi.

Lalu, pada 28 Agustus ada 110 anak, dengan satu di antaranya meninggal dunia, yakni Ananda Andika di Tangerang.

Sementara di Makassar pada 28 Agustus tercatat satu anak, di Bali ada 39 anak, di Semarang ada 23 anak pada 25 Agustus, melonjak menjadi 300 anak pada 29 Agustus, dan 20 anak pada 30 Agustus.

Di Yogyakarta tercatat 25 anak pada 29 Agustus, di Surabaya ada 56 anak dan di Jawa Barat jumlahnya mencapai 239 anak.

“Mayoritas mereka SMP dan SMA, bahkan ada yang masih SD,” jelas dia. 

menteri PPPA Arifah Choiri Fauzi di cirebon
DUGAAN PENJARAHAN - Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) RI, Arifah Choiri Fauzi, meninjau langsung penanganan 13 anak yang berkonflik dengan hukum akibat dugaan penjarahan di Gedung DPRD Kabupaten Cirebon, ke Polresta Cirebon pada Selasa (9/9/2025)

Sekadar diketahui, gelombang demonstrasi meluas di sejumlah daerah pada akhir Agustus 2025.

Di Jakarta, aksi bahkan menelan korban jiwa seorang driver ojek online bernama Affan Kurniawan (21). 

Halaman
1234
Sumber: Tribun Jateng
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan