Demonstrasi di Berbagai Wilayah RI
Ratusan Anak Ikut Demo, Ada yang Jadi Tersangka Gegara Copot Plang Polda Jateng hingga Jarah Tameng
Polisi tersangkakan anak di bawah umur yang copot 3 huruf plang tulisan Polda Jateng saat demo rusuh akhir Agustus lalu.
Penulis:
Theresia Felisiani
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) RI, Arifah Choiri Fauzi, mengungkap fakta mengejutkan terkait keterlibatan anak-anak dalam aksi unjuk rasa di berbagai daerah pada akhir Agustus 2025 lalu.
Mirisnya lagi di beberapa daerah, anak di bawah umur ini ada yang dijadikan tersangka karena ikut dalam aksi pencurian hingga perusakan di kantor polisi.
Seperti yang terjadi di Jateng, anak di bawah umur jadi tersangka karena copot 3 huruf di tulisan plang Polda Jateng. Berikutnya di Mataram NTB, pelajar SMP tersangka karena mencuri atau menjarah tameng milik polisi. Di Cirebon, belasana anak lakukan penjarahan.
Dalam kunjungannya ke Polresta Cirebon, Selasa (9/9/2025), Menteri PPPA Arifah Choiri Fauzi menegaskan bahwa pihaknya telah melakukan pendataan bersama sejumlah instansi.
“Soal data anak-anak yang terlibat aksi unjuk rasa se-Indonesia di berbagai daerah, ada datanya. Karena kementerian kami adalah kementerian cluster 3 yang sifatnya berkoordinasi, jadi kami langsung berkoordinasi dengan dinas PPPA di tingkat provinsi dan kabupaten,” ujar Arifah saat diwawancarai, Selasa (9/9/2025).
Ia menyebut, pendataan dilakukan dengan melibatkan kepolisian, KPAI, hingga dinas setempat. Hasilnya, terungkap ratusan anak ikut aksi tanpa memahami maksud sebenarnya.
Baca juga: LEMPARAN Bangkai Tikus hingga Hujan Batu Jadi Kode Dimulainya Demo Ricuh di Mapolda Jateng
“Nah rata-rata anak-anak ini juga enggak tahu, bahwa mereka datang ke tempat itu untuk apa."
"Dari penjajakan yang kami lakukan, mereka lewat WhatsApp itu informasinya mau diajak nonton konser, mau diajak nonton pertandingan sepak bola, tapi ternyata mereka diturunkan di tempat itu,” ucapnya.
Berdasarkan data yang dikumpulkan, di Jakarta pada 25 Agustus terdapat 156 anak yang ikut aksi.
Lalu, pada 28 Agustus ada 110 anak, dengan satu di antaranya meninggal dunia, yakni Ananda Andika di Tangerang.
Sementara di Makassar pada 28 Agustus tercatat satu anak, di Bali ada 39 anak, di Semarang ada 23 anak pada 25 Agustus, melonjak menjadi 300 anak pada 29 Agustus, dan 20 anak pada 30 Agustus.
Di Yogyakarta tercatat 25 anak pada 29 Agustus, di Surabaya ada 56 anak dan di Jawa Barat jumlahnya mencapai 239 anak.
“Mayoritas mereka SMP dan SMA, bahkan ada yang masih SD,” jelas dia.

Sekadar diketahui, gelombang demonstrasi meluas di sejumlah daerah pada akhir Agustus 2025.
Di Jakarta, aksi bahkan menelan korban jiwa seorang driver ojek online bernama Affan Kurniawan (21).
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.