Selasa, 28 Oktober 2025

Cerita Tim SAR Evakuasi Korban Reruntuhan Ponpes Al Khoziny Sidoarjo: Masih Merespons, Gerakkan Kaki

Sejumlah korban reruntuhan Pondok Pesantren Al Khoziny, Buduran, Sidoarjo, Jawa Timur, diduga masih terjebak di balik bangunan, Selasa (30/9/2025).

Tribun Jatim/M Taufik
MUSHALA AMBRUK - Sejumlah petugas dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sidoarjo masih berusaha melakukan evakuasi di area bangunan Pondok Pesantren Al Khoziny Sidoarjo, Jawa Timur, yang roboh, Senin (29/9/2025) sore. Sejumlah korban reruntuhan Pondok Pesantren Al Khoziny, Buduran, Sidoarjo, diduga masih terjebak di balik bangunan, Selasa (30/9/2025) malam. 

TRIBUNNEWS.COM - Sejumlah korban reruntuhan Pondok Pesantren Al Khoziny, Buduran, Sidoarjo, Jawa Timur, diduga masih terjebak di balik bangunan. 

Ambruknya bangunan tiga lantai Pondok Pesantren Al Khoziny pada Senin (29/9/2025) sore, mengakibatkan tiga santri meninggal dunia. 

Satu korban meninggal dirawat di RSI Siti Hajar Sidoarjo dan dua korban meninggal dunia dalam perawatan di RSUD Notopuro Sidoarjo

Jarak lokasi rumah sakit diketahui tak jauh dengan Pesantren Al Khoziny, sekitar 7 Km atau 17 menit bila berkendara menggunakan mobil.

Hingga kini, petugas gabungan dari Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (Basarnas) dan beberapa pihak masih terus melakukan upaya evakuasi terhadap korban.

Menurut Nanang Sigit, SAR Mission Coordinator (SMC), masih ada sejumlah korban yang tertimbun di bawah reruntuhan gedung.

Korban sebagian terperangkap di antara reruntuhan.

“Jumlahnya ada beberapa, termasuk ada yang masih bisa diajak komunikasi. Bisa minum dan makan ketika kita berikan. Tapi belum bisa dievakuasi,” kata Selasa (30/9/2025) malam, dilansir Surya.co.id

Alasan Korban Masih Terjebak di Balik Reruntuhan

Nanang menyebut, korban yang terjebak tidak bisa ditarik atau dievakuasi karena pinggangnya terhimpit beton.

Pihaknya pun masih berupaya mengevakuasi korban.

Baca juga: Buntut Ambruknya Musala Ponpes Al Khoziny Sidoarjo, Menag akan Buat Aturan Khusus Pembangunan Ponpes

Nanang menjelaskan bahwa indikasi ada beberapa korban lain yang masih hidup di bawah reruntuhan didapati dari teknologi scan.

Menurutnya, ada sejumlah reaksi dari para korban, seperti menggerakkan kaki atau bagian tubuh lain.

“Mereka merespon. Ada dengan menggerakkan kakinya. Artinya, kita melihat masih ada tanda-tanda kehidupan di sana (di bawah reruntuhan bangunan),” cerita Nanang. 

Oleh sebab itu, SAR tidak merekomendasikan untuk evakuasi dengan alat berat.

Sebab, dikhawatirkan terjadi hal-hal tidak diinginkan kepada korban yang masih selamat. Pun demi keamanan petugas yang melakukan pencarian di lokasi. 

“Kami berusaha membuat lubang dari bawah. Supaya bisa sampai ke para korban dan bisa menjadi jalan untuk mengevakuasi mereka,” terang Nanang. 

Proses Evakuasi 24 Jam

Dalam upaya menyelamatkan korban, tim gabungan melakukan proses evakuasi yang berlangsung selama 24 jam.

Personel gabungan dibagi menjadi beberapa tim. Setiap tim bekerja selama tiga jam dan terus bergantian. 

Meski demikian, Nanang membeberkan, ada kendala utama dalam proses evakuasi, yakni kondisi struktur bangunan yang rapuh.

Selain itu, tumpukan material beton menyulitkan pergerakan tim.

Menag Nasaruddin Tinjau Langsung Proses Evakuasi

Menteri Agama (Menag), Nasaruddin Umar, turut meninjau langsung proses evakuasi korban pasca-ambruknya musala Pondok Pesantren Al Khoziny Sidoarjo, pada Selasa (30/9/2025) petang.

Dalam kunjungannya, mendoakan korban meninggal. Ia berharap, seluruh proses evakuasi berjalan lancar. 

"Kita berdoa semoga anak-anak bangsa yang gugur ini, insyaallah syuhada (orang yang meninggal dalam keadaan baik). Niatnya suci untuk menuntut ilmu, terutama menuntut ilmu Al Quran," kata Nasaruddin Umar

Dikutip TribunJatim.com, Menag juga menemui para keluarga korban yang berada di kawasan pesantren untuk menanti perkembangan terbaru pada Selasa petang.

Dalam kesempatan itu, Nasaruddin mengingatkan, musibah ini di luar dugaan semua pihak. Namun, hal ini harus dijadikan pembelajaran berharga.

Kementerian Agama akan memberikan perhatian khusus tentang pembangunan fisik pondok pesantren.

"Mudah-mudahan ini yang terakhir. Jangan lagi ada pondok pesantren yang seperti ini. Dan kita berdoa semoga insyaallah pondok pesantren akan datang pembangunannya juga melalui standar-standar yang sesuai dengan ketentuan yang berlaku," jelasnya. 

Baca juga: 7 Korban Masih Terjebak Reruntuhan Ponpes Al Khoziny Sidoarjo, Tim Penyelamat Kirim Suplai Oksigen

Kronologi Ambruknya Bangunan Pondok Pesantren Al Khoziny

Pada Senin sore waktu Asar kemarin, pukul 15.00 WIB, sebuah bangunan di Pondok Pesantren Al Khoziny, Sidoarjo, ambruk.

Beberapa warga menyebut, ada suara keras sekali seperti gempa.

Namun, setelah dicek, bangunan di bagian tengah pondok sudah ambruk.

Kesaksian tersebut, disampaikan Munir, Ketua RT 7/RW 3 Desa/Kecamatan Buduran, Sidoarjo.

“Kemarin izin ngecor bagian atas. Ini sepertinya tiga lantai. Setahu saya ini musala,” katanya di lokasi kejadian. 

Petugas kepolisian terlihat sudah berada di lokasi kejadian.

Sejumlah petugas dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) pun berusaha melakukan evakuasi kepada para korban. 

Kemudian, sebagian korban sudah dievakuasi menggunakan ambulans dan sebagian masih terjebak di dalam reruntuhan.

Hingga Selasa (30/9/2025) pukul 20.00 WIB, terdapat tiga orang tewas dalam kejadian ambruknya Ponpes Al Khoziny Sidoarjo.

Sejumlah santri diduga masih terjebak di dalam reruntuhan bangunan. 

Sebagian artikel ini telah tayang di TribunJatim.com dengan judul Menteri Agama Sebut Korban Meninggal dalam Ambruknya Musala Ponpes Al Khoziny Sidoarjo Syuhada dan Surya.co.id dengan judul Belum Bisa Dievakuasi, Sejumlah Korban Selamat Masih Terjebak di Reruntuhan Ponpes Khoziny Sidoarjo

(Tribunnews.com/Suci Bangun DS, Surya.co.id/M Taufik, TribunJatim.com/Yusron Naufal Putra)

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved