Korban Ambruknya Bangunan Ponpes Al Khoziny Tak Bisa Dievakuasi karena Pinggangnya Terhimpit Beton
Petugas SAR mengatakan ada korban tidak bisa dievakuasi karena pinggangnya terhimpit beton.
TRIBUNNEWS.COM, SIDOARJO - Puluhan korban runtuhnya bangunan di kompleks Pondok Pesantren (Ponpes) Al Khoziny, Kecamatan Buduran, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur (Jatim) masih terjebak di material bangunan.
Hingga Rabu (1/10/2025) siang, diperkirakan sebanyak 91 orang masih tertimbun di dalam reruntuhan bangunan.
Baca juga: Pesantren Al-Khoziny Sidoarjo yang Ambruk Terima Bantuan Rp100 Juta dari Lazisnu PBNU
Para korban itu, sebagian masih hidup, namun terperangkap di antara reruntuhan.
Sebagian korban lainnya sudah meninggal dunia.
"Jumlahnya ada beberapa. Termasuk ada yang masih bisa diajak komunikasi. Bisa minum dan makan ketika kami berikan. Tapi belum bisa dievakuasi," ungkap Nanang Sigit, SAR Mission Coordinator (SMC).
Dia mengatakan korban tidak bisa dievakuasi karena pinggangnya terhimpit beton.
Kini pihaknya masih berupaya untuk bisa mengevakuasi para korban.
Indikasi ada beberapa korban lain yang masih hidup di bawah reruntuhan, saat petugas SAR menggunakan teknologi scan, ada sejumlah reaksi dari para korban.
Terlihat ada yang menggerakkan kakinya atau menggerakkan bagian tubuh lain yang bisa dilakukan.
Baca juga: 7 Korban Masih Terjebak Reruntuhan Ponpes Al Khoziny Sidoarjo, Tim Penyelamat Kirim Suplai Oksigen
"Mereka merespons. Ada dengan menggerakkan kakinya. Artinya, kami melihat masih ada tanda-tanda kehidupan di sana (di bawah reruntuhan bangunan)," ujar Nanang.
Sejauh ini pihaknya tidak merekomendasikan untuk evakuasi dengan alat berat.
Sebab, dikhawatirkan terjadi hal-hal tidak diinginkan kepada korban yang masih selamat itu.
Juga demi keamanan petugas yang sedang melakukan pencarian di lokasi.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.