Minggu, 5 Oktober 2025

Sosok Argo Prasetyo, WNI Asal Langkat Tewas di Kamboja Usai Bekerja di Kantor Scam

Argo Prasetyo, WNI asal Langkat, tewas dianiaya di Kamboja setelah bekerja di kantor scam. Keluarga minta jenazah dipulangkan.

Editor: Glery Lazuardi
zoom-inlihat foto Sosok Argo Prasetyo, WNI Asal Langkat Tewas di Kamboja Usai Bekerja di Kantor Scam
int
MAYAT - Ega Prasetya menunjukkan foto almarhum Argo Prasetyo di rumah duka, Langkat, Sumatera Utara. Argo tewas dianiaya di Kamboja setelah bekerja di kantor scam secara ilegal.

Komunikasi terakhir Argo dengan keluarga terjadi pada 15 September 2025, saat ia meminta dikirimkan uang Rp 500 ribu untuk biaya makan, karena gaji atau uang makannya belum keluar.

"Sempat video call, cuma dia bilang sudah pindah tempat kerja, tidak di resto lagi karena resto sudah tutup," sambungnya. Argo tidak pernah memberi tahu nama perusahaan tempat kerjanya yang baru. Belakangan, keluarga baru mengetahui bahwa Argo bekerja di kantor scam Kamboja.

Pada 17 September 2025, Ega mencoba menghubungi Argo untuk menagih pinjaman uang tersebut, tetapi tidak mendapat respons.

Argo baru membalas pada 20 September 2025 dengan alasan belum menukar uang.

Setelah itu, komunikasi terputus total.

Selama di Kamboja, Argo, yang dikenal sebagai sosok tertutup dan memiliki riwayat kelainan jantung, tidak pernah bercerita mengenai keluh kesahnya, selain masalah uang makan.

Pada 29 September 2025, Ega dihubungi seseorang melalui WhatsApp yang mengirimkan foto Argo dengan kondisi wajah penuh lebam.

"Kami dikirim foto abang saya dengan keadaan sudah lebam-lebam di bagian wajah. Langsung kami cari tahu, dan dikirimnya satu akun Facebook warga Vietnam yang menolong abang saya di Kamboja," cerita Ega.

Melalui bantuan penerjemah, keluarga akhirnya berkomunikasi dengan warga Vietnam tersebut via Telegram dan terkejut mengetahui bahwa Argo sudah empat hari dirawat di rumah sakit.

"Artinya kami baru tahu keadaan abang kami di hari kelima dengan kondisi yang mengenaskan itu," ucap Ega.

Menurut pengakuan warga Vietnam, Argo mengalami hilang ingatan.

"Di lehernya ada bekas pukulan, yang membuat dia susah berbicara dan sulit untuk makan," ujar Ega.

Perjuangan Memulangkan Jenazah

Saat ini, jenazah Argo, yang merupakan anak sulung dari empat bersaudara, telah dibawa ke tempat pengawetan jenazah di Phnom Penh, ibu kota Kamboja.

Keluarga telah menghubungi KBRI, BP3MI, dan BP2MI untuk membuat laporan dan memproses pemulangan jenazah.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Medan
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved