Jumat, 10 Oktober 2025

Mushola Ambruk di Sidoarjo

Kisah Fauzi, 4 Keponakan Jadi Korban Tragedi Ponpes Al Khoziny: Pasrah Tunggu Identifikasi Jenazah

Tragedi ambruknya bangunan Pondok Pesantren Al Khoziny di Kecamatan Buduran, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur, menyisakan setumpuk duka.

TribunJatim.com/M Taufik
PONPES AL KHOZINY AMBRUK - Dalam foto: Reruntuhan gedung Pondok Pesantren Al Khoziny di Kecamatan Buduran, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur sudah terlihat bersih, Selasa, (7/10/2025). Duka dialami Fauzi, yang empat keponakannya masih hilang dalam insiden di pondok yang juga dikenal dengan nama Pesantren Buduran tersebut. 

TRIBUNNEWS.COM - Tragedi ambruknya bangunan Pondok Pesantren (Ponpes) Al Khoziny yang terletak di Kecamatan Buduran, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur, menyisakan setumpuk duka.

Salah satunya dialami oleh Fauzi, yang empat keponakannya masih hilang dalam insiden di pondok yang juga dikenal dengan nama Pesantren Buduran tersebut.

Empat anggota keluarga Fauzi itu diketahui bernama Ubaidillah, keponakan dari sang istri.

Lalu, tiga keponakan dari silsilah keluarga, M. Haikal Ridwan, M Muzakki Yusuf, keponakan dari sepupu Fauzi, serta Albi.

Hingga operasi pencarian dan penyelamatan ditutup pada hari kesembilan atau Selasa (7/10/2025) siang kemarin, empat keponakan Fauzi masih belum diketemukan.

Ia pun mendatangi Posko DVI (Disaster Victim Identification) di RS Bhayangkara Surabaya dan menanti di depan kamar mayat rumah sakit tersebut.

Fauzi hanya bisa pasrah jika para keponakannya itu tinggal nama.

Adapun lokasi Posko DVI RS Bhayangkara Surabaya menjadi pusat identifikasi jenazah para korban tragedi ambruknya Ponpes Al Khoziny yang terjadi pada Senin (29/9/2025) lalu.

"Kalau yang ponakan, Sampai saat ini belum teridentifikasi. Masih menunggu. Meninggal dunia. Tapi identifikasi belum," kata Fauzi di RS Bhayangkara Surabaya, Selasa (7/10/2025), dikutip dari TribunMadura.com.

Akan tetapi setidaknya Fauzi juga sedikit bernapas lega.

Sebab, anak kandungnya yang bernama Toharul Maulidi (16) alias Arul juga menjadi santri di Ponpes Al Khoziny.

Baca juga: Pihak Ponpes Al Khoziny Diminta Tanggung Jawab secara Hukum: Mengapa Ada Aktivitas saat Renovasi?

Namun beruntung, sang putra yang kini duduk di kelas tiga madrasah tsanawiyah atau setara SMP itu tidak menjadi korban.

Saat insiden terjadi, putra Fauzi tidak sedang berada di area masjid yang berada di lantai dasar bangunan empat lantai tersebut.

Kini, Arul sudah bisa kembali pulang di Bangkalan dengan selamat.

"Alhamdulillah selamat karena tidak ada di tempat saat di kejadian itu. Enggak ada luka sama sekali," papar Fauzi.

Kesaksian Putra Fauzi

Fauzi pun mengungkap cerita dari sang anak, Arul.

Pada Senin (29/9/2025) pagi, Arul dan Haikal, keponakan Fauzi, sempat bermain di lantai atas salah satu gedung yang sudah difungsikan sebagai tempat ponpes.

Saat itu, mereka sempat melihat beberapa orang sedang beraktivitas melakukan pengecoran di lantai atas bangunan yang ambruk tersebut.

"Senin itu pagi sekolah, Arul sama Haikal ini ke atas, melihat orang ngacor. Berarti di situ kan ada aktivitas. Aktivitas ngecor. Juga di bawah ada orang salat. Sebetulnya itu kan SOP-nya dari mana kan gitu," papar Fauzi.

Fauzi lantas mengenang sosok salah satu keponakannya, Haikal, yang dikenal pintar, periang, dan ulet, serta terampil mengutak-atik sound system khas seperti 'sound horeg'.

Kegemaran Haikal dengan perangkat elektronik sound system tersebut, diketahui secara langsung oleh Fauzi saat melihat langsung isi kamar di rumah sang keponakan.

"Tapi Haikal ini dapat ranking kalau di sekolah, memang anaknya kreatif, dan saya sangat kehilangan dan terpukul melihat Haikal yang sampai saat ini belum bisa diidentifikasi," ujarnya.

Harapan Fauzi

Fauzi berharap pihak kepolisian dapat segera memulai proses penyelidikan dan investigasi terkait insiden ambruknya bangunan Ponpes Al Khoziny.

Ia menduga, terdapat kelalaian dari sejumlah pihak yang berbuntut pada konstruksi bangunan yang tak layak dan tak sesuai standar keamanan sehingga menyebabkan tragedi tersebut.

"Saya tekankan kalau ini ada pelanggaran hukum di situ. Ada kelalaian manusia. Ya harus diproses, siapa pun itu, tidak memandang itu secara sosial siapa. Hukum harus ditegakkan," jelas Fauzi.

Fauzi juga menegaskan, seharusnya proses penyelidikan tidak perlu menunggu rampungnya proses identifikasi jenazah korban.

"Iya, memang jelas gitu. Betul ya. Jangan tunggu identifikasi ya sambil proses itu sambil berjalan. Kan tidak mengganggu identifikasi proses itu, proses penegakkan hukum itu," pungkasnya.

KERAHKAN ALAT BERAT - Menteri PU Dody Hanggodo saat mengunjungi reruntuhan bangunan Pondok Pesantren (Ponpes) Al Khoziny di Buduran, Sidoarjo, Jawa Timur, Senin (6/10/2025). 
KERAHKAN ALAT BERAT - Menteri PU Dody Hanggodo saat mengunjungi reruntuhan bangunan Pondok Pesantren (Ponpes) Al Khoziny di Buduran, Sidoarjo, Jawa Timur, Senin (6/10/2025).  (dokumentasi Kementerian PU)

17 Jenazah Korban Sudah Teridentifikasi

Bangunan yang difungsikan sebagai musala tiga lantai di area asrama putra Pondok Pesantren Al Khoziny Sidoarjo runtuh dan menimpa para santri saat sedang melakukan salat asar, Senin (29/9/2025) sekitar pukul 15.00 WIB.

Upaya pencarian dan penyelamatan korban Ponpes Al Khoziny dilakukan selama sembilan hari, hingga akhirnya resmi ditutup pada Selasa (7/10/2025) siang.

Keputusan ini diambil setelah memastikan seluruh tahapan penanganan bencana di lingkungan pesantren telah selesai dan berjalan cepat, aman, dan terkoordinasi antara tim SAR, BNPB,  BPBD, TNI/Polri, relawan, serta pihak pesantren.

Total tercatat ada 171 orang korban, dengan rincian 104 orang selamat dan 67 korban meninggal dunia (termasuk 8 body parts atau potongan tubuh).

Pada tahap akhir pencarian, tim SAR gabungan juga telah melakukan penyisiran di lokasi kejadian.

Hasilnya, sudah tidak ada lagi korban di lokasi. Area bangunan yang runtuh juga sudah rata dengan tanah, semua puing dan reruntuhan sudah berhasil dibersihkan.

Adapun saat insiden terjadi, ratusan santri sedang antre untuk menjalankan ibadah shalat Asar, sedangkan proses pengecoran lantai tiga dan empat sedang berlangsung. 

Sesaat sebelum runtuh, sempat terasa goyangan ringan pada struktur bangunan.

Lalu, terdengar suara gemuruh seperti gempa bumi atau benda jatuh (mirip bambu bergeser) kala runtuh terjadi. 

Bagian ujung lantai atas ambruk terlebih dahulu, disusul runtuh secara progresif (pancake collapse) ke bawah, menimpa seluruh lantai dasar.

Diduga, bangunan runtuh akibat tiang penopang gagal menahan beban cor semen di lantai atas.

Dilansir Kompas.com, Tim DVI Polda Jawa Timur terus melanjutkan proses identifikasi jenazah korban tragedi ambruknya mushala Pondok Pesantren (Ponpes) Al Khoziny di Buduran, Sidoarjo

Hingga Selasa (7/10/2025) malam, tim DVI berhasil mengidentifikasi 17 jenazah tambahan dari total 18 kantong jenazah yang diterima hari itu.

“Dengan tambahan hari ini, tim gabungan DVI telah berhasil mengidentifikasi total 34 korban dari 67 kantong jenazah yang diterima,” ujar Kepala Bidang Dokkes Polda Jatim Kombes M Khusnan Marzuki kepada wartawan, Selasa malam.

Berikut daftar 17 korban Ponpes Al Khoziny yang berhasil diidentifikasi hingga Selasa malam pukul 21.00 WIB:

1. Muhammad Anas Fahmi (15), Kampung Karang Anyar RT 004 RW 009, Banyuajuh, Kamal, Bangkalan Jalan Panjang dan Berliku Menuju Piala Dunia Artikel Kompas.id

2. Muhammad Reza Syfai Akbar (14), Grogol Kauman 2/8 RT 003 RW 014, Peneleh, Genteng, Kota Surabaya

3. Afifuddin Zarkasi (13), Balongsari Tama 8-A/6 RT 004 RW 005, Balongsari, Tandes, Surabaya 

4. Moh Rizki Maulana Saputra (16), Wadungasih RT 10 RW 3, Buduran, Sidoarjo

5. Moh Ubaidillah (17), Dusun Garuan, Karpote, Blega, Bangkalan

6. Virgiawan Narendra Sugiarto (16), Mayong Tengah RT 2 RW 3, Mayong, Karangbinangun, Lamongan Baca juga: Kisah Lora Ubaidillah, Santri Bangkalan yang Wafat saat Salat Asar di Ponpes Al Khoziny Sidoarjo

7. Moh Ali Sirojuddin (13), Dupak Rukun II No.111 RT 12 RW 02, Dupak, Krembangan, Surabaya

8. Muhammad Azam Habibi (14), Sidotopo Jaya Gang Lebar 37/2, Sidotopo, Semampir, Surabaya

9. M Maulidi Hasany Kamil (16), Dusun Kebunsari, Karanggayam, Blega, Bangkalan 

10. Ahmad Fatoni Abil Falah (17), Dusun Sodim RT 2 RW 5, Tanggunggunung, Tanjungbumi, Bangkalan

11. M Azzan Albi Alfa Iman (17), Dusun Kebunsari, Karanggayam, Blega, Bangkalan 

12. Khoirul Mutaqin (18), Jl KH Hasyim Asy’ari Gg II RT 001 RW 008, Banjarmlati, Mojoroto, Kota Kediri

13. Farhan (17), Jl Kutisari Selatan XV/69 RT 006 RW 003, Kutisari, Tenggilis Mejoyo, Surabaya

14. Syafiuddin (15), Dusun Burnih Oloh, Pajeruan, Kedungdung, Sampang

15. Achmad Ghiffary Haekal Nur (17), Jl Suprapto 6-E/15 RT 003 RW 003, Sidokumpul, Gresik

16. Muhammad Ubay Dilllah (15), Jl Swadaya Gg Tunas Harapan RT 097 RW 008, Pal Sembilan, Sungai Kakap, Kubu Raya, Kalimantan Barat

17. Achmad Alby Fahri (13), Hangtuah 7/20 RT 007 RW 009, Semampir, Surabaya 

(Tribunnews.com/Rizki A.) (TribunMadura.com/Luhur Pambudi) (Kompas.com)

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved