BNPB Gelar Operasi Modifikasi Cuaca untuk Atasi Banjir Semarang dan Grobogan
Hujan deras turun nyaris tanpa henti sejak Rabu (22/10/2025) menyebabkan Semarang hingga Grobogan diterjang banjir. Modifikasi cuaca dilakukan.
Dulu, fokusnya pada peningkatan curah hujan untuk kebutuhan irigasi dan pertanian. Namun seiring waktu, teknik ini berkembang menjadi salah satu metode mitigasi bencana.
Dalam dua dekade terakhir, OMC kerap digunakan untuk mengurangi risiko banjir di wilayah perkotaan besar seperti Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah hingga Jawa Timur, termasuk wilayah lain yang terdampak kebakaran hutan dan lahan.
Saat potensi awan hujan tinggi terdeteksi di daerah rawan, operasi dilakukan untuk “menjemput” awan lebih awal dan menurunkan hujan di lokasi yang aman. Biasanya di laut atau pegunungan yang memiliki daya serap tinggi.
"BNPB memandang teknologi ini sebagai bagian dari strategi adaptasi terhadap perubahan iklim. Cuaca ekstrem yang semakin sering terjadi membuat metode konvensional seperti normalisasi sungai dan pompanisasi tidak lagi cukup," demikian ditulis BNPB dalam rilisnya.
Masalah banjir di Semarang, Grobogan, dan sekitarnya berakar panjang. Tidak hanya mengenai curah hujan, tetapi juga tata ruang yang padat, sistem drainase yang menua, hingga sedimentasi sungai yang belum tuntas.
Penguatan mitigasi struktural dan non-struktural secara jangka pendek, menengah, dan panjang tetap menjadi kunci utama mencegah serta meminimalisir potensi risiko bencana.
Modifikasi cuaca hanya memberi jeda, bukan jawaban akhir dari permasalahan banjir. BNPB mengimbau masyarakat untuk tetap waspada terhadap potensi hujan susulan dan mengikuti arahan petugas di lapangan.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.