Ayah Siswa SMP di Sawahlunto Sumbar Heran Anaknya Diduga Akhiri Hidup di Kelas: Tidak Ada Masalah
BE, siswa SMP di Kota Sawahlunto, Sumatra Barat, ditemukan meninggal dunia di kelas, diduga mengakhiri hidup.
Ringkasan Berita:
- BE, siswa SMP di Kota Sawahlunto, Sumatra Barat, ditemukan meninggal dunia di kelas, diduga mengakhiri hidup.
- Ayah BE, Agus mengaku heran, lantaran anaknya disebut tak punya masalah apapun, namun nekat mengakhiri hidup.
- Agus pun meminta polisi untuk mengusut penyebab anaknya mengakhiri hidup.
TRIBUNNEWS.COM - BE (15), siswa Sekolah Menengah Pertama (SMP) di Kota Sawahlunto, Sumatra Barat, ditemukan meninggal dunia di ruang kelas, diduga mengakhiri hidup.
Kematian BE menyisakan duka mendalam bagi keluarga.
Orang tua kaget dan tak menyangka, BE meninggal diduga mengakhiri hidup, sebab tak ada hal yang mencurigakan.
Ayah BE, Agus mengatakan sepengetahuannya, sang anak tak punya masalah apapun.
Ia pun heran, apa yang menjadi penyebab anaknya bertindak nekat dengan mengakhiri hidup.
“Mendengar BE gantung diri saya kaget dan lemas padahal tidak ada masalah apapun dan masih misteri kenapa bisa nekat seperti itu,” kata Agus saat ditemui TribunPadang.com, Rabu (29/10/2025).
Agus menyebut, BE merupakan anak yang rajin, patuh, dan sering membantu orang tua.
Di sekolah, BE juga memiliki banyak teman dan tidak terdengar ada bentrok atau perundungan.
“Kalau masalah asmara BE tidak memiliki teman cewek (pacar),” ungkap dia.
Sebelum BE meninggal, tak ada hal yang mencurigakan.
Hanya saja, BE sempat memberitahu kepada ibunya, ponselnya rusak, namun ia tak mempermasalahkannya.
Baca juga: Kronologi Siswa SMP di Sawahlunto Sumbar Diduga Bunuh Diri di Kelas, Ayah Korban Minta Polisi Usut
“BE juga sempat memberitau hpnya rusak pada ibunya dan juga akan diperbaiki, dia pun tidak mempermasalahkan,” jelasnya.
Agus pun meminta agar pihak kepolisian mengusut tuntas penyebab anaknya mengakhiri hidup.
“Saya berharap kasus ini atau penyebab BE (mengakhiri hidup) terungkap jelas dan semoga anak saya diberikan kemudahan bagi Allah SWT,” tandasnya.
Kendati demikian, pihak keluarga menolak dilakukan autopsi dan memilih langsung memakamkan korban.
Sementara itu, dari hasil pemeriksaan awal, tidak ditemukan adanya tanda kekerasan pada tubuh BE.
Polisi juga tidak menemukan indikasi korban mengalami tekanan fisik maupun mental sebelum kejadian.
Kapolsek Barangin, Ipda Gorrahman mengatakan, pihaknya masih mendalami motif BE mengakhiri hidup.
“Kita masih dalami apa motif korban melakukan hal tersebut. Sementara dari hasil olah TKP dan pemeriksaan awal, tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan fisik maupun mental,” kata Ipda Gorrahman kepada TribunPadang.com, Rabu.
Menurutnya, jasad BE pertama kali ditemukan oleh teman sekelasnya yang mencari keberadaan remaja itu.
Teman BE lantas mencari di ruang kelas yang saat itu dalam kondisi tertutup.
Saat pintu dibuka, ia terkejut melihat BE sudah meninggal dunia dalam kondisi yang tak wajar.
“Temannya langsung melapor ke guru, dan guru bersama pihak sekolah mengevakuasi korban ke RSUD Sawahlunto. Namun nyawa korban sudah tidak tertolong,” jelas Gorrahman.
Atas kejadian ini, pihak kepolisian juga telah memeriksa sejumlah saksi, termasuk teman-teman BE dan guru Bimbingan Konseling (BK).
“Saksi yang sudah kita periksa tiga orang, termasuk guru. Tidak ada tanda-tanda korban punya masalah di sekolah,” jelas Gorrahman.
Baca juga: Pedagang Tak Menyangka Siswa SMP yang Dikenal Baik itu Akhiri Hidup di Ruang Kelas
Sempat Ikut Upacara
Sebelum ditemukan tewas di kelas, BE sempat memimpin barisan saat upacara Hari Sumpah Pemuda.
“Sebelum meninggal BE sempat memimpin barisan kelas VIII saat upacara Sumpah Pemuda kemarin,” kata Kepala SMPN 7 Sawahlunto, Sudirman saat ditemui TribunPadang.com.
DISCLAIMER:
Berita atau artikel ini tidak bertujuan menginspirasi tindakan bunuh diri.
Pembaca yang merasa memerlukan layanan konsultasi masalah kejiwaan, terlebih pernah terbersit keinginan melakukan percobaan bunuh diri, jangan ragu bercerita, konsultasi atau memeriksakan diri ke psikiater di rumah sakit yang memiliki fasilitas layanan kesehatan jiwa.
Berbagai saluran telah tersedia bagi pembaca untuk menghindari tindakan tersebut.
Jika Anda memiliki permasalahan yang sama, jangan menyerah dan memutuskan mengakhiri hidup. Anda tidak sendiri.
Layanan konseling bisa menjadi pilihan Anda untuk meringankan keresahan yang ada.
Untuk mendapatkan layanan kesehatan jiwa atau untuk mendapatkan berbagai alternatif layanan konseling.
Pembaca bisa menghubungi Hotline Kesehatan Jiwa Kemenkes (021-500-454) atau LSM Jangan Bunuh Diri (021 9696 9293) atau melalui email janganbunuhdiri@yahoo.com.
Sebagian artikel ini telah tayang di TribunPadang.com dengan judul Ayah Siswa SMPN 7 Sawahlunto Ungkap Tak Ada Masalah Sebelum Anak Ditemukan Tewas di Kelas
(Tribunnews.com/Nanda Lusiana, TribunPadang.com/Arif Ramanda Kurnia)
| Ramai-ramai Mundur dari Penerima Bansos di Bengkulu, Punya Mobil Ogah Dilabeli 'Keluarga Miskin' |
|
|---|
| Putin Pamer Senjata Kiamat Andalan Rusia, Drone Nuklir Poseidon yang Bisa Picu Tsunami Raksasa |
|
|---|
| Ekonom: Restrukturisasi Utang Whoosh Buat Indonesia Masuk 'Debt Trap', Bikin Bergantung dengan China |
|
|---|
| Trump Pangkas Tarif Impor China Jadi 47 Persen Usai Pertemuan Tak Terduga dengan Xi di Busan |
|
|---|
| Rusia Uji Coba Torpedo Nuklir Poseidon, Putin Klaim Lebih Hebat dari Rudal Sarmat |
|
|---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.