Jumat, 7 November 2025

Imbas Tempeli Stiker Keluarga Miskin, Kadinsos Kepahiang Ditelepon Wakil Menteri Sosial: Beri Pujian

Kadinsos Kepahiang Helmi Johan mengatakan dirinya sampai ditelepon Wamensos RI karena program ini dinilai berhasil jadikan bansos tepat sasaran. 

Penulis: Isti Prasetya
Editor: Bobby Wiratama
DINSOS KEPAHIANG via TRIBUN BENGKULU
TEMPEL STIKER - Penempelan stiker 'Keluarga Miskin' di Kepahiang, Provinsi Bengkulu oleh dinsos pada Senin (20/10/2025) lalu. Kadinsos Kepahiang Helmi Johan mengatakan dirinya sampai ditelepon Wamensos RI karena program ini dinilai berhasil jadikan bansos tepat sasaran.  
Ringkasan Berita:
  • Program Dinsos Kepahiang Bengkulu tempeli stiker 'Keluarga Miskin' di rumah penerima manfaat bansos menuai pro dan kontra.
  • Meski demikian, Kadinsos Kepahiang mendapatkan dukungan berbagai pihak karena programnya dinilai efektif untuk menyaring penerima manfaat dengan tepat sasaran.
  • Dukungan juga datang dari Wakil Menteri Sosial, Agus Jabo Priyono yang menyampaikan apresiasi atas keberhasilan program ini.

TRIBUNNEWS.COM - Program Dinas Sosial (Dinsos) Kabupaten Kepahiang, Bengkulu yang memberikan tanda berupa tempelan stiker di setiap rumah penerima manfaat bantuan sosial (bansos) menuai pro dan kontra di kalangan masyarakat.

Pasalnya, dalam stiker berukuran 40x50 cm itu tertulis 'Keluarga Miskin' dengan enam kategori penerima bantuan sosial.

Pemasangan itu dilakukan oleh petugas Dinsos Kepahiang pada Senin (20/10/2025) pagi.

Imbasnya, ratusan warga mengundurkan diri dari daftar penerima manfaat karena merasa malu dengan tempelan stiker tersebut.

Kebanyakan dari mereka memilih untuk mundur saat didatangi petugas, tapi ada pula yang mengajukan diri ke pihak desa setempat karena sudah mampu hidup lebih layak dari kondisi sebelumnya.

Selain mendapatkan penolakan, petugas juga mendapati rumah penerima manfaat di Kelurahan Padang Lekat yang berjarak sekira 6 kilometer dari pusat Kabupaten Kepahiang, justru tampak bagus dan besar.

Kepala Dinas Sosial (Kadinsos) Kepahiang, Helmi Johan mengakui, langkahnya memasangi tanda dengan stiker 'Keluarga Miskin' ini memang menimbulkan polemik.

Namun, pihaknya justru mendapat dukungan dari berbagai pihak karena dinilai membuat penyaluran bansos menjadi lebih efektif karena penerima manfaat terseleksi dengan tepat sasaran.

Sebab dengan langkah tersebut, beberapa penerima manfaat yang dinilai tidak layak menerima bantuan akhirnya mengundurkan diri dengan sendirinya.

"Sasaran kita sebenarnya ya itu, memastikan penyaluran bansos benar-benar tepat sasaran. Orang yang kita sasar ini orang mampu yang masih menerima bansos," kata Helmi kepada Tribun Bengkulu, Minggu (2/11/2025).

Atas keberhasilan program ini, Helmi mengaku mendapat dukungan langsung dari Bupati Kepahiang, Zurdi Nata.

Tidak hanya itu, ia juga menerima panggilan telepon dari Wakil Menteri (Wamen) Sosial Republik Indonesia, Agus Jabo Priyono.

Baca juga: Tak Mau Ditempeli Stiker Warga Miskin, Ratusan Penerima PKH di Bengkulu Mundur, Ada yang Punya Mobil

Wamen Agus menelepon dirinya dua malam berturut-turut untuk menyampaikan apresiasi dan dukungan moral atas inisiatif tersebut.

Selain dari wamen dan bupati, Helmi juga mengaku menerima banyak panggilan telepon dari kepala dinas sosial provinsi lain yang tertarik menanyakan metode dan pelaksanaan program penempelan stiker tersebut.

"Dukungan kepada kami sangat banyak. Tapi, ini baru tahap sosialisasi. Ke depannya, masih ada program kami yang lain," ujar Helmi.

Mengenai keberlanjutan program ini, Helmi Johan mengatakan pihaknya akan terus melakukan penempelan stiker 'Keluarga Miskin' di rumah penerima bantuan sosial di Kabupaten Kepahiang.

Ditegaskan Helmi, penempelan ini bertujuan untuk transparansi, memastikan bahwa hanya keluarga yang benar-benar tidak mampu yang mendapatkan bansos.

Bagi keluarga yang sudah mampu, penempelan stiker ini akan memberikan shock therapy, dan sekaligus mengedukasi mereka.

"Jadi, tidak ada lagi keluarga mampu, yang tidak layak mendapatkan bansos, masih mendapatkan bansos," kata Helmi, Kamis (30/10/2025).

Penempelan stiker ini juga akan memberikan transparansi dan keterbukaan kepada masyarakat.

Masyarakat bisa melihat dan saling mengawasi jika ada keluarga tergolong mampu tapi masih mendapatkan bansos bisa melapor ke pihak Dinsos.

Atau sebaliknya, jika masyarakat menemukan keluarga tidak mampu tapi tidak mendapatkan bansos, warga dapat mengajukan rekomendasi penerima manfaat ke petugas.

"Tapi, ini masih sosialisasi. Kedepannya, kita buat mana yang lebih baik," ujar Helmi.

Baca juga: Alasan Rumah Penerima Bansos di Bengkulu Dipasang Stiker Keluarga Miskin, DPRD Minta Sosialisasi

Warga pasrah

Menyikapi program ini, seorang penerima manfaat di Kelurahan Pensiunan, Sri Mulyati mengaku tak masalah jika rumahnya ditempeli stiker penanda tersebut.

Menurut Sri, dirinya orangtua tunggal sebagai ibu rumah tangga dan kini hidup dengan seorang anak.

Kebutuhan hidup sehari-hari dipenuhi sang anak, yang bekerja mengelola odong-odong atau wahana permainan anak-anak di Pasar Kepahiang. 

Penghasilan sang anak tidak menentu, dan hanya cukup untuk makan sehari-hari.

"Jadi, ibuk tidak masalah. Memang keadaan kita seperti ini. Tidak keberatan," kata Sri kepada Tribun Bengkulu, Selasa (28/10/2025).

Masih di kawasan Kelurahan Pensiunan, warga penerima manfaat lain, Nur Asmara juga mengatakan menerima ditempelkan stiker 'Keluarga Miskin' di dinding rumahnya.

Hanya saja, di dalam hati, Nur mengakui ada perasaan malu dan sedih.

Apalagi, dirinya juga sempat jadi bahan ejekan oleh beberapa kenalan.

Akan tetapi, karena dirinya janda, dan penghasilannya berasal dari berjualan kecil-kecilan dengan pendapatan tidak menentu, Nur harus menahan rasa malu dan sedih ini.

Ditambah, ada anaknya yang masih sekolah, dan membutuhkan biaya besar, sehingga bansos dari pemerintah ini masih sangat dibutuhkan

"Banyak kawan-kawan yang mengejek, biarlah. Karena kita memang butuh, memang menerima," ujar Nur.

PENERIMA BANSOS - Penerima bansos di Kepahiang, Provinsi Bengkulu yang mengundurkan diri, Senin (20/10/2025). Penerima manfaat ini mengundurkan diri saat akan ditempel stiker Keluarga Miskin di depan rumahnya.
PENERIMA BANSOS - Penerima bansos di Kepahiang, Provinsi Bengkulu yang mengundurkan diri, Senin (20/10/2025). Penerima manfaat ini mengundurkan diri saat akan ditempel stiker Keluarga Miskin di depan rumahnya. (TRIBUN BENGKULU/ROMI JUNIANDRA)

Baca juga: Ramai-ramai Mundur dari Penerima Bansos di Bengkulu, Punya Mobil Ogah Dilabeli Keluarga Miskin

Berbeda dengan Sri dan Nur, salah satu penerima manfaat lain di Kelurahan Pensiunan ini mengaku tersinggung, dan merasa dipermalukan.

Warga penerima manfaat yang minta tidak disebutkan namanya ini mengatakan bahwa kebijakan penempelan stiker ini cukup baik, untuk menjaga bansos tepat sasaran.

Tapi, dia merasa tersinggung dengan tulisan 'Keluarga Miskin', dan stiker besar yang wajib ditempelkan depan rumah. 

Dua hal ini menurut dia sangat mempermalukan mereka.

"Kenapa tidak sekalian spanduk besar saja pasang depan rumah, agar semua orang tahu kami orang miskin," kata dia.

Warga penerima manfaat ini berharap pemerintah lebih bijak, dan membuat cara lain yang lebih efektif menjaga bansos tepat sasaran, namun tetap menjaga harga diri mereka.

"Misalnya tulisannya diperhalus, dan stikernya tidak perlu sebesar itu," ungkap dia.

Sebagian artikel ini telah tayang di Tribunbengkulu.com dengan judul Kadinsos Kepahiang Sampai Ditelepon Wakil Menteri usai Heboh Stiker Miskin di Rumah Penerima Bansos.

(Tribunnews.com/Isti Prasetya, TribunBengkulu.com/Romi Juniandra)

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved