Berita Viral
Viral Warga Seriwe, Lombok Timur Bawa Keranda Jenazah Pakai Sampan ke TPU, Kesulitan Akses Jalan
Video keranda jenazah dibawa dibawa menggunakan sampan melewati sungai di Kabupaten Lombok Timur, Provinsi Nusa Tenggara Barat, viral di medsos.
Ringkasan Berita:
- Warga Desa Seriwe, Lombok Timur membawa keranda jenazah menggunakan sampan melewati muara sungai menuju pemakaman, Senin (3/11/2025).
- Kepala Desa Seriwe, Huda Yana, menyebut cara ini dilakukan karena tak ada fasilitas transportasi lain.
- Warga masih menghadapi kesulitan akses dua wilayah desa yang berada di tepi Samudra Hindia.
TRIBUNNEWS.COM - Video yang memperlihatkan keranda jenazah dibawa menggunakan sampan melewati sungai di Kabupaten Lombok Timur, Provinsi Nusa Tenggara Barat, viral di media sosial.
Sampan merupakan perahu kecil yang digunakan sebagai alat transportasi tradisional di perairan sungai atau danau.
Di Kecamatan Jerowaru, Lombok Timur, sampan juga digunakan untuk membawa keranda jenazah menuju pemakaman umum.
Seperti yang dilakukan sejumlah warga Desa Seriwe pada Senin (3/11/2025). Bahkan, video mereka membawa keranda jenazah menggunakan sampan viral di medsos.
Dalam video yang beredar, ada dua orang yang bertugas mendayung sampan.
Keduanya berada di ujung depan dan belakang sampan, sedangkan bagian tengah digunakan untuk meletakkan keranda.
Berdasarkan penelusuran Tribunnews, video keranda jenazah yang dibawa menggunakan sampan diunggah oleh akun Facebook, Ayla Raissa Zahira.
Video tersebut, diunggah pada Senin (4/11/2025).
"Detik detik mayat yang mau dibawa ke kuburan lewat pakai sampan," kutipan keterangan dalam video.
Hingga berita ini ditulis, video tersebut, telah dibagikan ulang di akun Facebook lebih dari 380 kali.
Selain itu, video dibagikan oleh akun Instagram, @hailotim.
Unggahan tersebut, juga mendapat banyak reaksi dari netizen. Ada yang menyukai dan memberikan komentar.
Baca juga: Viral Video Aksi Nekat Pria Gelantungan di Kabel Area Jaksel, Polisi: Dia Pengin Pulang Kampung Aja
Kepala Desa: Akses Jalan Menuju Pemakaman Sulit
Merespons hal tersebut, Kepala Desa Seriwe, Huda Yana, menyebut cara keranda jenazah dibawa menggunakan sampan lantaran tidak ada fasilitas transportasi lain.
Padahal arus sungai bisa saja sedang pasang, sehingga berbahaya.
"Kalau air pasang, anak-anak tidak bisa menyeberang. Mereka harus menunggu surut, baru bisa berenang atau berjalan kaki," ungkapnya, saat dihubungi pada Selasa (4/11/2025), dilansir TribunLombok.com.
Menurutnya, saat ini, warga masih menghadapi kesulitan akses dua wilayah desa yang berada di tepi Samudra Hindia.
Warga Dusun Penyonggok terpaksa menyeberangi muara menggunakan sampan atau berenang untuk mencapai Seriwe Induk, pusat pemukiman dan pelayanan.
Sempat Dibangun Jembatan
Sebenarnya, kata Huda, pemerintah desa sempat membangun jembatan bambu menggunakan anggaran APBDes Perubahan senilai Rp212 juta pada tahun 2022.
Namun, jembatan tersebut roboh pada tahun 2024 karena angin puting beliung.
Bencana angin puting beliung, juga merusak rumah warga.
"Sebelumnya sudah ada bantuan sampan untuk penyeberangan anak-anak sekolah, tapi sekarang juga rusak. Jadi mereka kembali kesulitan," ungkapnya.
Biaya Besar Jembatan Permanen
Lebih lanjut, Huda mengaku, pihaknya tidak mampu membangun jembatan permanen karena biaya konstruksi sangat besar.
Selain itu, kondisi arus muara yang kuat tidak memungkinkan konstruksi jembatan menggunakan bahan bambu atau kayu.
"Saya sudah sampaikan langsung kepada pak bupati tentang kondisi ini. Beliau bilang Insya Allah nanti Pemda yang akan bangun," ungkapnya.
Hingga kini, warga Seriwe masih menunggu realisasi pembangunan jembatan permanen yang diharapkan dapat menghubungkan kedua wilayah desa itu.
Aktivitas warga pun kini masih bergantung pada sampan seadanya.
Baca juga: 5 Fakta Viral Bakso Remaja Gading Solo Sempat Dinyatakan Nonhalal, Wali Kota Sampai Minta Maaf
- Jenazah di Donggala Dievakuasi Pakai Motor
Sebelumnya, seorang Penyuluh Keluarga Berencana (KB) Terampil yang bertugas di Kecamatan Pinembani, Kabupaten Donggala, Provinsi Sulawesi Tengah, terpaksa dibawa menggunakan sepeda motor.
Ariel Sharon meninggal dunia di Desa Palentuma, wilayah yang sulit dijangkau karena kondisi infrastruktur sangat terbatas.
Saat itu, akses jalan sempit, terjal, dan dipenuhi bebatuan.
Sehingga, jenazah Ariel tidak bisa dievakuasi menggunakan mobil ambulans. Warga setempat terpaksa membawa jenazah menggunakan sepeda motor.
Momen tersebut, terekam dalam sebuah video dan beredar luas di media sosial.
Dalam video yang beredar, terlihat jenazah dibungkus kain jarik.
Jenazah itu, dibawa di jok belakang sepeda motor, dengan bantuan batang kayu sebagai penyangga agar tetap tegak selama perjalanan menuruni medan pegunungan.
Video tersebut, lantas menarik perhatian publik dan mengundang keprihatinan mendalam
Sementara itu, Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi Sulawesi Tengah menyampaikan belasungkawa mendalam atas wafatnya Ariel Sharon.
Almarhum dikenal sebagai sosok yang berdedikasi tinggi dalam menjalankan tugasnya membina dan memberdayakan keluarga di wilayah terpencil.
"Turut berduka cita yang sedalam-dalamnya atas wafatnya Ariel Sharon. Semoga almarhum diterima di sisi Tuhan Yang Maha Esa dan diberi tempat terbaik dalam damai dan kasih-Nya," tulis BKKBN Sulawesi Tengah dalam pernyataan resmi di media sosial.
Lembaga tersebut, turut menyampaikan doa dan dukungan bagi keluarga agar diberikan ketabahan dan kekuatan dalam menghadapi cobaan ini.
Sebagian artikel ini telah tayang di TribunLombok.com dengan judul Viral Warga Seriwe Bawa Keranda Jenazah Pakai Sampan ke Pemakaman Umum dan TribunPalu.com dengan judul BKKBN Sulteng Turut Sampaikan Belasungkawa, Jenazah Ariel Sharon Dievakuasi Pakai Motor
(Tribunnews.com/Suci Bangun DS, TribunLombok.com/Rozi Anwar, TribunPalu.com)
Berita Viral
| Dinyatakan Halal, Bakso Remaja Gading Solo Diperbolehkan Buka Kembali |
|---|
| Klarifikasi Pemilik Warung Bakso di Solo Disebut Nonhalal: Jawaban Ayah Salah, Kini Dinyatakan Halal |
|---|
| Bakso Remaja di Solo Dipastikan Halal, Respati Ardi Minta Maaf Atas Penyebaran Informasi yang Keliru |
|---|
| Analisis Dokter soal Siswi SD di Palembang Alami Mata Lebam dan Merah, Infeksi Bukan Dipukul Guru |
|---|
| Dokter Ungkap Penyebab Mata Merah Siswi SD di Palembang, Orang Tua Sebut Dipukul Guru |
|---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.