Berita Viral
Kasus Penganiayaan di Masjid Sibolga Sumut Disorot DPR RI dan DPRA, Korban Asal Simeulue Aceh
Arjuna Tamaraya (21), pemuda asal Simeulue, Aceh, tewas dianiaya lima warga saat tidur di Masjid Agung Sibolga. Kasusnya kini disorot DPR RI dan DPRA.
Ringkasan Berita:
- Arjuna Tamaraya (21), pemuda asal Simeulue, Aceh, tewas dianiaya lima orang saat beristirahat di Masjid Agung Sibolga, Sumut.
- Kasus ini memicu sorotan publik dan kecaman dari DPR RI serta DPRA karena terjadi di tempat ibadah dan berpotensi menimbulkan ketegangan antar daerah.
- Keluarga korban meminta proses hukum dijalankan secara adil dan tegas agar pelaku mendapat hukuman setimpal.
TRIBUNNEWS.COM - Nasib pilu dialami pemuda asal Kabupaten Simeulue, Aceh, saat beristirahat di Masjid Agung Sibolga, Sumatra Utara.
Pemuda bernama Arjuna Tamaraya (21) itu dilarang warga sekitar tidur di masjid hingga dianiaya.
Korban diseret keluar dari masjid dan ditinggalkan dalam kondisi penuh luka.
Meski dia sempat dilarikan ke RSUD Kota Sibolga, nyawanya tidak tertolong.
Pelaku penganiayaan berjumlah lima orang dan tiga di antaranya sudah ditangkap, yakni ZP alias A (57), HB (46), serta SS (40).
Jarak Simeulue dengan Sibolga sekitar 300 kilometer atau menempuh perjalanan sekitar tujuh jam menggunakan mobil.
Video penganiayaan di dalam masjid terekam kamera CCTV dan viral di media sosial.
Kasus ini mendapat sorotan dari anggota komisi III DPR RI M. Nasir Djamil. Politisi PKS tersebut meminta Kapolda Sumut mengusut kasus pengeroyokan hingga tuntas.
Menurutnya, aksi penganiayaan terhadap Arjuna membuat warga Aceh sakit hati terlebih dilakukan di tempat ibadah.
“Seharusnya, masjid menjadi tempat berlindung dan aman bagi siapa saja yang singgah di dalamnya,” ungkapnya, dikutup dari Serambinews.com.
Baca juga: 4 Fakta Polisi Aniaya Disabilitas Hingga Tewas di Ende NTT, Terungkap Sosok Bripda Oschar
Ia berharap kasus ini tidak dipandang sebelah mata karena dapat melebar ke konflik antar daerah Aceh dan Sumut.
Gubernur Aceh serta Gubernur Sumut dapat meredam amarah warga untuk menjaga hubungan kedua provinsi.
“Karena gesekan yang menimbulkan benturan fisik hingga jatuh korban kerap terjadi antara warga Aceh dan Sumut.”
“Maka Pemerintah Aceh dan Pemprov Sumut perlu melakukan pertemuan yang melibatkan institusi keamanan dan ketertiban masyarakat,” lanjutnya.
Hal senada diungkapkan anggota Komisi I Dewan Perwakilan Rakyat Aceh (DPRA) Tgk. Muharuddin.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.