Selasa, 11 November 2025

Berita Viral

Pengakuan Wali Murid di Subang yang Marahi Guru karena Anak Ditampar, Kasus Berakhir Damai

Guru SMP di Subang menampar siswa yang hendak bolos, orang tua murid marah dan viral. Mediasi digelar di Gedung Sate bersama Dedi Mulyadi.

Penulis: Faisal Mohay
Editor: Nuryanti
TribunJabar.id/Deanza Falevi, Instagram @mangdans_/@dedimulyadi71
GURU TAMPAR SISWA - Orang tua siswa berinisial ZR (16), Deni Rukmana (kiri). Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi gerak cepat respons kasus penamparan siswa oleh guru (kanan). Berikut kronologi lengkap kasus guru tampar siswa di Subang. 
Ringkasan Berita:
  • Kasus penamparan siswa oleh guru Rana Saputra di SMPN 2 Jalancagak Subang terjadi karena delapan siswa melompati pagar sekolah.
  • Wali murid Deni Rukmana memprotes tindakan tersebut hingga viral.
  • Kepala Dinas Pendidikan Subang, Heri Sopandi, menyebut insiden sebagai kesalahpahaman.

TRIBUNNEWS.COM - Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi menyoroti polemik antara wali murid dengan guru SMP Negeri 2 Jalancagak, Subang, Jawa Barat.

Wali murid mendatangi sekolah karena tak terima anaknya ditampar dan videonya viral di media sosial.

Kedua pihak dipanggil ke Gedung Sate, Bandung, Jawa Barat untuk menyelesaikan masalah secara kekeluargaan.

Kasus penamparan terjadi pada Senin (3/11/2025) karena delapan siswa hendak bolos dengan melompat pagar.

Wali murid bernama Deni Rukmana (38) menerangkan anaknya, ZR, menjadi salah satu dari delapan siswa yang ditampar guru Rana Saputra.

Awalnya, Deni hanya mempertanyakan alasan anaknya ditampar tapi respons dari guru membuat emosinya naik.

"Saya datang karena dapat laporan anak saya ditampar beberapa kali. Saya hanya mau menanyakan secara baik-baik saja."

"Tapi salah seorang guru malah menanggapi dengan nada tinggi, seolah merasa tindakannya itu benar,” katanya.

Ada Kesalahpahaman

Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Subang, Heri Sopandi, menyatakan ada kesalahpahaman antara kedua pihak sehingga dilakukan mediasi.

"Pada akhirnya, semua pihak sepakat bahwa pendidikan bukan hanya tanggung jawab sekolah, tapi juga orang tua," bebernya, dikutip dari TribunJabar.id.

Ia menambahkan guru yang melakukan penamparan tidak disanksi. 

Baca juga: Guru SMP Korban Penganiayaan di Trenggalek Tolak Berdamai, Pilih Penyelesaian Secara Hukum

Proses pembelajaran di SMP Negeri 2 Jalancagak, Subang kembali normal setelah kedua pihak berdamai.

"Informasi terakhir, anak tetap melanjutkan sekolah seperti biasa. Ini hanya kesalahpahaman. Guru juga manusia, orang tua juga punya emosi. Kadang terjadi spontanitas," jelasnya.

Pihaknya meminta kasus ini dijadikan pelajaran agar wali murid dan guru dapat bekerjasama memberi pendidikan terbaik untuk siswa.

"Kalau ada masalah, komunikasikan. Sekolah dan rumah harus saling menguatkan," pungkasnya.

Sebelumnya, Dedi Mulyadi meminta orang tua dan guru saling berbagi peran dalam mendidik anak.

“Ketika di sekolah anak menjadi tanggung jawab guru, ketika di rumah tanggung jawab orang tua, jadi dua-duanya harus saling menghargai,” ungkapnya, dikutip dari TribunJabar.id.

Ia meminta orang tua mempercayakan pendidikan anak ke guru selama di sekolah.

“Kalau gurunya agak keras sedikit, nah orang tuanya juga harus menyadari kenapa kekerasan itu terjadi.”

Baca juga: Sosok AW, Suami Anggota DPRD Trenggalek Pukuli Guru Gegara HP Adik Disita, Ancam Bakar Rumah Korban 

“Tetapi guru juga harus menyadari tidak semua hal bisa diselesaikan dengan kekerasan,” tandasnya.

Sementara itu, Rana Saputra mengaku telah menampar siswa karena melakukan pelanggaran.

Rana Saputra merupakan guru mata pelajaran IPS.

“Dia (siswa ZR) pelanggarannya merokok, kemudian berkelahi, mengganggu kelas yang lain, dan terakhir loncat dari pagar,” bebernya.

Sebagian artikel telah tayang di TribunJabar.id dengan judul Kasus Viral Guru vs Ortu Siswa Subang Diputuskan Damai, Disdik: Hanya Ledakan Emosi Spontan

(Tribunnews.com/Mohay) (TribunJabar.id/Hilda Rubiah)

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved