Senin, 10 November 2025

Kisah Wukirsari: Dari Reruntuhan ke Panggung Dunia, Bangkit Lewat Warisan Terbaik

Desa Wukirsari di Imogiri, Bantul bangkit pasca gempa 2006. Kampung Batik Giriloyo membawanya meraih penghargaan Desa Wisata Terbaik Dunia pada 2024.

kemenpar.go.id
KAMPUNG BATIK GIRILOYO - Kampung Batik Giriloyo yang menjadi bagian dari Desa Wisata Wukirsari berada di ketinggian dengan kontur perbukitan sedang, memberikan panorama alam yang memesona. Desa Wisata Wukirsari dinobatkan sebagai Desa Wisata Terbaik di Dunia pada 2024 oleh UNWTO, Organisasi Pariwisata Dunia. 

Bukan sembarang prestasi, karena yang menetapkannya adalah Organisasi Pariwisata Dunia Perserikatan Bangsa Bangsa (United Nation World Tourism Organization/UMWTO). 

Penghargaan itu jadi kelanjutan dari pencapaian setahun sebelumnya saat Wukirsari dinobatkan menjadi Juara 1 Desa Wisata Maju dalam Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) 2023 oleh Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf).

KUNJUNGAN MENTERI PARIWISATA - Menteri Pariwisata Widiyanti Putri Wardhana bersama Wamenpar Ni Luh Puspa mencoba praktik membuat batik saat kunjungannya ke Desa Wisata Wukirsari, DIY, Kamis (23/1/2025).
KUNJUNGAN MENTERI PARIWISATA - Menteri Pariwisata Widiyanti Putri Wardhana bersama Wamenpar Ni Luh Puspa mencoba praktik membuat batik saat kunjungannya ke Desa Wisata Wukirsari, DIY, Kamis (23/1/2025). (https://kemenpar.go.id/)

Baca juga: Astra Tegaskan Komitmen Keberlanjutan untuk Kesejahteraan Desa di Lestari Summit 2025

Jejak Warisan Zaman Mataram

Sudah menjadi hal yang umum, nama tempat sering kali mencerminkan ciri geografis ataupun topografi daerah tersebut.

Begitupun di Wukirsari, yang berasal dari kata "wukir" yang artinya gunung, dan "sari" yang artinya baik. 

Jadi, secara harfiah Wukirsari dapat diartikan sebagai wilayah pegunungan yang baik.

Dan memang, desa ini berada di ketinggian dengan kontur perbukitan sedang, memberikan panorama alam yang memesona.

Wukirsari terdiri atas 16 dusun dan di antara itu, tiga dusun - Giriloyo, Cengkehan, dan Karangkulon - menjadi nadi kehidupan desa ini. 

Di tiga dusun ini pulalah melekat sebutan untuk Kampung Batik Giriloyo, sentra produksi batik tulis tradisional yang masih bertahan hingga sekarang.

Hampir setiap rumah di tiga dusun itu menyimpan kisah tentang lilin panas, motif-motif klasik dan tangan-tangan terampil perempuan yang sabar menorehkan keindahan.

Nuh Ahmadi, Ketua II Desa Wisata Wukirsari menuturkan, sejarah batik di Wukirsari bermula ketika Kerajaan Mataram masih berjaya, tepatnya ketika Sultan Agung Hanyokrokusumo bertahta (1613-1645).

Salah satu titah Raja ke-3 Kesultanan Mataram kala itu adalah membangun makam untuk dirinya dan anak keturunannya di daerah Imogiri.

Singkatnya, bukit Merak yang berada di atas Kampung Batik Giriloyo di Wukirsari saat ini, dipilih menjadi tempat didirikan komplek makam raja-raja Mataram.

Di sanalah pada tahun 1632 makam para raja-raja mulai dibangun dan menjadi awal masyarakat Wukirsari mengenal batik.

Setiap kegiatan di komplek makam, para abdi dalem dan bangsawan dari Kerajaan Mataram sering mengenakan batik.

Karena kebutuhan kain batik yang cukup tinggi itu, pihak keraton mulai mencari pembatik untuk dipekerjakan.

Halaman 3/4
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved