Penculikan Balita di Makassar
Polisi Sebut Penculik Bilqis di Makassar Cari Korban Secara Random untuk Dapatkan Uang
Kasatreskrim Polrestabes Makassar, AKBP Devi Sujana menyebut, penculik Bilqis di Makassar memilih korban secara random saat melakukan penculikan.
Ringkasan Berita:
- Kasatreskrim Polrestabes Makassar, AKBP Devi Sujana menyebut Bilqis dipilih sebagai korban penculikan secara random oleh pelaku pertama di Makassar berinisial SY.
- Menurut AKBP Devi, pelaku SY sejak awal memang berniat mencari-cari anak-anak untuk ia culik demi mendapatkan uang.
- Para pelaku penculikan Bilqis awalnya tak saling kenal, tapi kemudian bisa terhubung melalui grup di Facebook yang kerap membahas soal adopsi anak.
TRIBUNNEWS.COM - Kasatreskrim Polrestabes Makassar, AKBP Devi Sujana mengungkap, penculik pertama balita empat tahun bernama Bilqis Ramdhani di Makassar, Sulawesi Selatan, memilih korbannya secara random atau acak.
Bilqis diculik saat sedang bermain di Taman Pakui Sayang, Kota Makassar, Sulawesi Selatan, pada Minggu (2/11/2025).
AKBP Devi menyebut Bilqis tak diincar sejak awal oleh pelaku penculikan berinisial SY (30), warga Kecamatan Rappocini, Kota Makassar.
Namun Bilqis dipilih pelaku secara random. Terlebih saat kejadian Bilqis sedang bermain di taman bermain tanpa pengawasan penuh dari orang tuanya.
Saat kejadian, ayah Bilqis diketahui tengah bermain tenis di lapangan yang berada di sebelah taman bermain tempat balita itu diculik.
AKBP Devi menambahkan, pelaku SY sejak awal memang berniat mencari-cari anak-anak untuk ia culik demi mendapatkan uang.
"Jadi hari itu dia (pelaku) sudah berniat mencari korban untuk mendapatkan uang, tapi untuk korbannya random," kata AKBP Devi dilansir Program 'Sapa Indonesia Malam' Kompas TV, Senin (10/11/2025).
Pelaku Penculik Bilqis Awalnya Tak Saling Kenal
Menurut AKBP Devi, pelaku penculik Bilqis yang pertama, yakni SY asal Makassar dengan pelaku kedua NH asal Sukoharjo, Jawa Tengah awalnya tidak saling kenal.
Komunikasi mereka bisa terjalin melalui grup di Facebook yang kerap membahas soal adopsi anak.
"Jadi antara pelaku pertama dan kedua yang kita amankan di Sukoharjo, Jawa Tengah, dia tidak saling mengenal awalnya."
"Mereka dari grup medsos, disana grup Facebook ada biasanya menjelaskan, misal dibahas tentang adopsi anak dan sebagainya," terang AKBP Devi.
Baca juga: Sosok Nadia Hutri, Warga Sukoharjo Komplotan Pelaku Penculikan Bilqis, Dikenal Tak Pernah Aneh-aneh
Dari Grup Facebook itu juga kemudian diketahui bahwa NH sering mengunggah soal tawaran adopsi anak.
"Akan tetapi orang yang kita amankan di Jawa Tengah ini sering memposting atau sering menawarkan anak-anak untuk diadopsi, dari sanalah mereka saling kenal," imbuh AKBP Devi.
Tak hanya NH, AKBP Devi menyebut pelaku penculikan Bilqis lainnya yakni AS dan MA juga kerap melakukan transaksi jual beli anak melalui Facebook.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.