Selasa, 11 November 2025

Berita Viral

Kepala SMPN 1 Blora Ngaku Kecolongan, Terjadi Aksi Bullying hingga Penggunaan HP di Sekolah

Kepala SMPN 1 Blora mengaku kecolongan setelah viral video aksi perundungan yang terjadi di sekolahnya. Ia juga meminta maaf atas adanya kasus ini

TRIBUNJATENG.COM/M IQBAL SHUKRI
KASUS PERUNDUNGAN - Kepala SMP Negeri 1 Blora, Ainur Rofiq, saat ditemui Senin (10/11/2025). Kepala SMPN 1 Blora mengaku kecolongan setelah viral video aksi perundungan yang terjadi di sekolahnya. Ia juga meminta maaf atas adanya kasus ini 

"Ke depan akan diperketat lagi, untuk sementara pembelajaran tanpa menggunakan HP."

"Tetapi kalau memang urgent baru nanti boleh bawa HP. Soalnya, dalam pembelajaran mendalam itu ada pemanfaatan digital, sehingga nanti kalau benar-benar urgent saja diperbolehkan membawa HP," jelasnya.

Kepala Sekolah Minta Maaf

Atas kejadian ini, ia pun meminta maaf kepada semua pihak dan berjanji akan melakukan pendampingan terhadap korban.

"Saya mohon maaf sebagai pimpinan di SMP N 1 Blora, atas terjadinya peristiwa seperti itu. Saya sekali lagi mohon maaf,"

"Kemarin saya juga sudah membesarkan hatinya (korban) untuk tetap sekolah. Saya jamin keamanannya."

"Kami sudah koordinasi dengan dinas sosial dan dinas sosial sudah menyatakan siap untuk memberikan pendampingan," ujar Ainur Rofiq.

Ia juga menuturkan, aksi perundungan tersebut terjadi pada Jumat (7/11/2025) kemarin.

"Untuk peristiwanya itu terjadi pada hari Jumat tanggal 7 November di kamar mandi sekolah, saat istirahat," jelasnya, Senin (10/11/2025).

Kepada TribunJateng.com, ia menuturkan bahwa aksi perundungan tersebut bermula dari kesalahpahaman.

Namun, ada oknum kakak kelas yang melakukan provokasi hingga terjadi aksi pemukulan.

"Menurut keterangan yang kami himpun, itu asalnya adalah kesalahpahaman, tetapi sebenarnya itu sudah selesai."

Baca juga: Soal Ledakan di SMAN 72 Jakarta, Jusuf Kalla: Anak-anak Jangan Main Bully

"Hanya saja ada oknum dari teman-teman yang istilahnya memprovokasi atau ngompori," jelasnya.

Ia menuturkan, korbannya merupakan siswa kelas delapan, sementara pelakunya kelas tujuh dan provokatornya murid kelas sembilan.

Korban pun sempat melakukan visum karena ada benjolan di belakang telinga.

"Memang tidak ada luka lecet, tapi ada sedikit benjolan."

Halaman 2/3
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved