Jumat, 14 November 2025

Penculikan Balita di Makassar

5 Analisa Sosiolog Soal Penculikan Bilqis di Makassar, Mengapa Bisa Terjadi?

Kasus Bilqis bongkar disorganisasi sosial dan wajah baru kejahatan anak di era digital. Empati jadi alarm.

Editor: Glery Lazuardi
TribunSolo.com/Anang Maruf Bagus Yuniar
PENCULIKAN BILQIS - Rumah Nadia Hutri (29), pelaku penculikan bilqis di Sukoharjo, di Desa Kepuh, Nguter, Kabupaten Sukoharjo, Senin (10/11/2025). Menurut informasi yang dihimpun, NH membeli rumah tersebut sekitar satu tahun lalu melalui program rumah subsidi. 

Ringkasan Berita:
  • Bilqis Ramdhani (4) diculik di Makassar dan ditemukan sepekan kemudian di Jambi, korban jaringan perdagangan anak lintas provinsi.
  • Empat pelaku ditangkap: SY (penculik), NH (pembeli pertama), MA dan AS (penjual lanjutan).
  • Sosiolog Dr Hadisaputra menyebut kasus ini menyingkap disorganisasi sosial: keluarga sibuk, masyarakat abai, negara reaktif.
  • Kasus Bilqis menjadi alarm nasional bahwa keamanan anak adalah tanggung jawab bersama, bukan hanya urusan keluarga atau polisi.

TRIBUNNEWS.COM - Sosiolog dari Unismuh Makassar Dr Hadisaputra, menganalisa kasus penculikan bocah berusia 4 tahun di Makassar, Sulawesi Selatan bernama Bilqis Ramdhani.

Kasus penculikan Bilqis pada Minggu 2 November 2025 mengguncang publik karena melibatkan jaringan perdagangan anak lintas provinsi dan menunjukkan celah keamanan di ruang publik. Bilqis diculik di Makassar dan ditemukan sepekan kemudian di Jambi dalam kondisi selamat.

Polisi berhasil menangkap empat pelaku dalam kasus penculikan Bilqis Ramdhani (4), yang sempat menghilang dari Taman Pakui Sayang, Makassar, dan ditemukan di Jambi. 

Mereka yaitu, 

SY (Sri Yuliana)

  • Pelaku utama penculikan.
  • Menculik Bilqis saat bermain di taman dan menjualnya seharga Rp3 juta.
  • Ditangkap di Makassar.

NH (Nadia Hutri)

  • Pembeli pertama.
  • Membeli Bilqis melalui sistem COD di indekos SY.
  • Ditangkap di Solo, Jawa Tengah.

MA (Meriana)

  • Pelaku penjualan lanjutan di Jambi.
  • Mengaku telah 9 kali terlibat dalam transaksi jual-beli anak.

AS (Adit Prayitno Saputra)

  • Pasangan MA, turut terlibat dalam penjualan Bilqis.
  • Keduanya ditangkap di penginapan di Sungai Penuh, Jambi.

Melihat kasus penculikan itu, Dr Hadisaputra, memberikan pandangan.

Baca juga: Sosok 4 Pelaku Penculikan Balita Bilqis: Sembilan Kali Transaksi Jual dan Beli Anak

Keluarga Modern Sibuk dengan Gawai

Keluarga modern yang sibuk, masyarakat yang sibuk dengan gawai, dan negara yang masih gagap menjaga warganya yang paling rentan.

"Kasus Bilqis menyingkap bagaimana dunia digital, yang menjanjikan keamanan dan keterhubungan, justru membuka jalan bagi modus kejahatan yang canggih dan tersembunyi," kata Hadi kepada Tribun Timur Senin (10/11/2025).

Ruang Publik Kehilangan Fungsi

Fenomena ini memperlihatkan apa yang disebut para sosiolog, sebagai disorganisasi sosial, ketika ruang publik kehilangan fungsinya sebagai arena solidaritas.

Taman kota yang semestinya menjadi ruang aman bagi anak-anak berubah menjadi wilayah anonim, tempat setiap orang hadir tanpa merasa terikat tanggung jawab moral terhadap yang lain.

"Kita hidup berdampingan tanpa benar-benar saling memperhatikan. Dalam dunia yang terlalu ramai, empati justru menjadi barang langka," kata Hadi.

Hadi mengutip perkataan, sosiolog Talcott Parsons mengajarkan masyarakat bertumpu pada keseimbangan fungsi sistem sosial, yakni keluarga, masyarakat, dan negara.

Sumber: Tribun Timur
Halaman 1/4
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved