Longsor di Cilacap
Cilacap Dilanda Longsor, BMKG Ungkap Faktor Pemicu dan Langkah Antisipasi
Longsor yang terjadi di Kabupaten Cilacap pada Kamis (13/11/2025) menyisakan kekhawatiran baru bagi warga.
BMKG menyebut adanya pengaruh fenomena Madden Julian Oscillation (MJO) yang sedang aktif melintas di sekitar Indonesia.
MJO dikenal sebagai sistem cuaca global yang dapat meningkatkan potensi pembentukan awan hujan.
Selain MJO, terdapat pula gelombang atmosfer lain yang ikut memperkuat proses konveksi.
Pola angin berputar di barat Lampung dan selatan Bali, serta zona belokan angin (shearline) di sekitar Jawa, membuat pertumbuhan awan semakin intens.
“Kondisi atmosfer tersebut mendorong terbentuknya awan konvektif yang dapat menimbulkan hujan sedang hingga lebat, disertai kilat atau petir serta angin kencang,” lanjut Guswanto.
Situasi ini menjelaskan mengapa beberapa daerah di Jawa Tengah belakangan mengalami hujan lokal dengan intensitas tinggi meski durasinya tidak panjang.
Kelembapan Udara Menguat di Tiga Lapisan Atmosfer
Direktur Meteorologi Publik BMKG, Andri Ramdhani, memaparkan bahwa pemantauan atmosfer menunjukkan kelembapan udara mencapai 70–100 persen pada lapisan 850 mb, 700 mb, hingga 500 mb.
Ini menandakan udara sangat basah, sehingga sangat mudah terbentuk awan hujan dalam jumlah besar.
BMKG juga sudah mengeluarkan Peringatan Dini Cuaca Ekstrem untuk Cilacap pada periode 11–20 November 2025, yang menegaskan potensi hujan lebat kembali pada 19–22 November.
“Pada rilis tersebut juga disampaikan bahwa hujan sedang hingga lebat diperkirakan dapat terjadi kembali pada 19–22 November 2025,” ujar Andri.
Informasi ini menjadi pengingat penting bagi masyarakat dan aparat di daerah rawan, khususnya yang masih dalam proses evakuasi pascalongsor.
Operasi Modifikasi Cuaca (OMC) Disiapkan untuk Cegah Longsor Susulan
BMKG bersama Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) kini menyiapkan kemungkinan pelaksanaan Operasi Modifikasi Cuaca (OMC).
Tujuan utamanya adalah menurunkan intensitas hujan sebelum mencapai wilayah rawan longsor agar evakuasi warga dapat berjalan aman dan risiko longsor susulan menurun.
Deputi Bidang Modifikasi Cuaca BMKG, Tri Handoko Seto, menegaskan bahwa OMC disiapkan sebagai solusi adaptif jangka pendek.
Ia menjelaskan bahwa pesawat dan posko operasi akan diusulkan di Banda Udara Husein Sastranegara, Bandung, karena lokasinya strategis dan jarak tempuhnya ideal menuju wilayah Majenang.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.