Selasa, 18 November 2025

Pakubuwana XIII Meninggal Dunia

Pernah Berseteru, KGPH Benowo dan GKR Timoer Kini Satu Kubu soal PB XIV, Sama-sama Dapat Kekancingan

KGPH Benowo dan GKR Timoer sama-sama satu kubu dalam hal Pakubuwono XIV Hamangkunegoro.

TRIBUNSOLO.COM/Andreas Chris
KGPH BENOWO - Adik PB XIII, KGPH Benowo, menghadiri prosesi pengukuhan PB XIV Hamangkunegoro sebagai raja baru, Sabtu (15/11/2025). 
Ringkasan Berita:
  • KGPH Benowo dan GKR Timoer sama-sama satu kubu mendukung Pakubuwono XIV Hamangkunegoro.
  • Namun, sebelumnya mereka pernah berseteru.
  • Salah satunya adalah soal pengusiran GKR Timoer dari Keputren Keraton Solo.

TRIBUNNEWS.com - Adik Pakubuwono XIII, KGPH Benowo, berada dalam satu kubu dengan putri sulung kakaknya, GKR Timoer Rumbai, soal Pakubuwono XIV Hamangkunegoro menjadi penerus takhta Keraton Solo.

Padahal, keduanya sempat berseteru terkait masalah pengancaman hingga pengusiran Asisten Rumah Tangga (ART) di tempat tinggal GKR Timoer di Keraton Solo atau Keputren.

Pada April 2017 silam, GKR Timoer mengaku mendapat ancaman dari pamannya sendiri, KGPH Benowo, yang saat itu menjabat sebagai Ketua Tim Lima.

Tim Lima adalah bentukan Pakubuwono XIII atau ayah dari GKR Timoer Rumbai.

"Pressure (tekanan)nya luar biasa. Ancamannya ada, tapi nanti saja lah," ujar GKR Timoer, MInggu (16/4/2017), dilansir TribunSolo.com.

Meski tak merinci ancaman apa yang diterima, GKR Timoer juga mengaku diusir berulang kali oleh KGPH Benowo.

Baca juga: Sosok KGPH Benowo, Persilakan Hangabehi Ikrar di Watu Gilang Jika Ingin Jadi PB XIV, Pernah Ditahan

Padahal, menurut GKR Timoer, secara adat sebagai anak Raja, ia berhak tinggal di Keputren.

GKR Timoer pun menekankan, ia bersedia keluar dari Keputren jika memang ada dasar putusan pengadilan.

"Kalaupun ada pengusiran dan pengosongan harus atas dasar putusan pengadilan," tegasnya.

"Itu yang membuat aparat mundur dan tidak berani mengusir saya lagi," imbuhnya.

Perseteruan itu tidak berhenti sampai di situ.

Pada Oktober 2017, GKR Timoer menyebut KGPH Benowo telah mengusir ART-nya, Sriyatun atau Mbah Atun dari Keputren.

GKR Timoer mengatakan Mbah Atun memang masih tinggal di Keputren, meski ia tak lagi tinggal di sana.

Sebab, atas permintaan GKR Timoer, Mbah Atun tetap berada di Keputren untuk menjaga perlengkapan pribadinya.

"Mbah Atun memang di Keputren untuk menjaga perlengkapan pribadi saya. Saya pun tidak bisa masuk karena dikunci," ungkap GKR Timoer.

Meski demikian, KGPH Benowo membantah tudingan tersebut.

Ia mengatakan apabila benar mengusir, maka akan berlanjut ke proses hukum.

"Dikatakan saya mengusir, ya kalau saya melakukan itu pasti sudah di kantor polisi," kata KGPH Benowo, Minggu (19/10/2017).

Ia beralasan, tujuan meminta Mbah Atun keluar dari kompleks Keputren untuk menjaga keamanan Keraton Solo.

"Keraton itu sering kemasukan maling, kalau ada apa-apa gimana?" ucapnya.

Kini Satu Kubu

Meski tak secara gamblang menyatakan dukungannya terhadap Pakubuwono XIV Hamangkunegoro, KGPH Benowo menekankan penentuan raja Keraton Solo tidak selalu jatuh pada anak laki-laki tertua.

Baca juga: Sosok GKR Timoer, Putri Sulung PB XIII Tolak KGPH Hangabehi Jadi PB XIV, Pernah Renggang dengan Ayah

Seperti sang ayah, Pakubuwono XII, yang bukan merupakan anak tertua, begitu pula Pakubuwono X.

Diketahui, kakak Pakubuwono XIV Hamangkunegoro yang merupakan putra tertua Pakubuwono XIII, KGPH Hangabehi, dinobatkan menjadi Pakubuwono XIV oleh Lembaga Dewan Adat (LDA) Keraton Solo, Kamis (13/11/2025).

"Dari dulu, pasti ada cocok dan tidak cocok. Pasti ada tandingan-tandingan (Raja Keraton Solo). Apalagi dia (KGPH Hangabehi) merasa lebih tua."

"Tapi, lebih tua bukan berarti harus jadi raja. Contohnya, bapak saya (Pakubuwono XII) bukan yang tertua, anak bontot. Pakubuwono X juga, bukan (anak) yang tertua," jelas KGPH Benowo setelah Hajad Dalem Jumenengan Dalem Nata Binayangkare SISKS Pakubuwono XIV, Sabtu (15/11/2025), dikutip dari TribunSolo.com.

Ia lantas menyinggung keberanian Pakubuwono XIV Hamangkunegoro berikrar di atas Watu Gilang.

Watu Gilang adalah batu peninggalan Majapahit yang secara turun-temurun menjadi tempat ikrar Raja Keraton Solo.

Ia pun mempersilakan KGPH Hangabehi untuk melakukan hal serupa, jika memang ingin menjadi penerus taktha.

Meski demikian, KGPH Benowo memperingatkan, bersumpah di atas Watu Gilang sebagai Raja Keraton Solo punya risiko tinggi, bahkan nyawa menjadi taruhan.

"Kemarin, Sinuhun yang ini (Gusti Purbaya) sudah mengikrarkan diri menjadi pengganti Pakubuwono XIII. Di sini di Watu Gilang, (batu) itu dibawa dari Majapahit."

"Jadi kalau mengucap sumpah (Raja Keraton Solo) harus di atas itu. Ini bukan main-main, saya nggak berani."

"Dia (Gusti Purbaya) menetapkan kembali, mengukuhkan kembali bahwa dia menggantikan ayahandanya sebagai Pakubuwono XIV di Watu Gilang, bukan di tempat lain," jelas KGPH Benowo.

"Iya, Watu Gilang itu. (Semua raja berikrar di sini) Iya. Di keraton pun ada tempatnya sendiri, tidak bisa di Sasana Sewaka, tidak bisa Sasana Handrawina, tidak bisa di Dalem Ageng Probo Suyoso. Tidak bisa, resminya ini (Watu Gilang)" jelas KGPH Benowo menegaskan.

"Kalau nanti yang satunya (KGPH Hangabehi) berani di sini ya monggo, silakan, kita tidak melarang."

"Saya sudah ngomong pada saudara-saudaranya, silakan kalau mau mengikrarkan diri di situ ya monggo. Kalau ada apa-apa ya tanggung sendiri," tukas dia.

Dukungan terhadap Gusti Purbaya menjadi Pakubuwono XIV Hamangkunegoro, sudah ditunjukkan GKR Timoer sejak lama sebagai seorang kakak.

GKR TIMOER - Putri sulung Pakubuwono XIII, GKR Timoer Rumbai, ketika ditemui di Keraton Solo, Sabtu (15/11/2025).
GKR TIMOER - Putri sulung Pakubuwono XIII, GKR Timoer Rumbai, ketika ditemui di Keraton Solo, Sabtu (15/11/2025). (Tribunsolo.com/Andreas Chris)

Baca juga: Sarankan Kubu Gusti Purbaya Terima KGPH Hangabehi Jadi PB XIV, Pegiat Sejarah: Keraton Milik Dinasti

Beberapa waktu lalu, GKR Timoer mengungkapkan pihak keluarga sepakat Gusti Purbaya menjadi Pakubuwono XIV.

Kesepakatan itu, ungkap GKR Timoer, dicapai saat pertemuan putra-putri Pakubuwono XIII dengan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka, Minggu (2/11/2025).

Dalam pertemuan itu, juga hadir putra tertua Pakubuwono XIII yang sebelumnya sempat digadang-gadang menjadi calon penerus, KGPH Mangkubumi atau KGPH Hangabehi.

"Kami sepakat menjalankan amanah Sinuhun, amanah Sinuhun penggantinya adalah KGPAA Hamengkunegoro di depan Mas Gibran, Gubernur (Jawa Tengah), dan (Wali Kota Solo) Mas Respati ketika beliaunya datang."

"Dan ini juga di dalam situ juga ada Gusti Mangkubumi atau yang panjenengan sebut Hangabehi," jelas GKR Timoer.

Ia juga mengatakan prosesi jumenengan Pakubuwono XIV Hamangkunegoro dilakukan sesuai amanat dari almarhum sang ayah.

Hal itu, kata dia, disebutkan dalam surat wasiat Pakubuwono XIII yang diterima Pakubuwono XIV Hamangkunegoro an ibunda, GKR Pakubuwono XIII.

"Ya pastinya beliau (Pakubuwono XIV) dan ibu (yang menerima surat wasiat). Ada (surat wasiatnya)" ungkap GKR Timoer, Sabtu, dikutip dari TribunSolo.com.

"Kita kan nggak berani melakukan langkah sejauh ini (jumenengan) kalau kita tidak punya bukti dan kekuatan legalitas hukum negara maupun hukum adat," tegas dia.

Sama-sama Dapat Kekancingan

TERIMA KEKANCINGAN - Sebanyak lima kerabat dalem yang mendapat kekancingan dari Pakubuwono XIV Hamangkunegoro setelah upacara naik tahta atau jumenengan digelar, Sabtu (15/11/2025).
TERIMA KEKANCINGAN - Sebanyak lima kerabat dalem yang mendapat kekancingan dari Pakubuwono XIV Hamangkunegoro setelah upacara naik tahta atau jumenengan digelar, Sabtu (15/11/2025). (TribunSolo.com/Ahmad Syarifudin)

KGPH Benowo dan GKR Timoer Rumbai diketahui juga sama-sama menerima kekancingan atau surat penetapan resmi yang dikeluarkan Keraton Solo, setelah prosesi jumenengan Pakubuwono XIV Hamangkunegoro selesai, Sabtu (15/11/2025).

Jumenengan adalah upacara adat Jawa kenaikan takhta seorang raja atau penguasa kerajaan.

Kekancingan itu diberikan Pakubuwono XIV Hamangkunegoro kepada lima kerabat, termasuk KGPH Benowo dan GKR Timoer. Berikut daftarnya:

  1. GKR Timoer Rumbai Kusuma Dewayani, putri pertama Pakubuwono XIII
  2. GRay Devi Lelyana Dewi, putri kedua Pakubuwono XIII
  3. GRAy Dewi Ratih Widyasari, putri ketiga Pakubuwono XIII
  4. KGPH Benowo, adik Pakubuwono XIII
  5. KGPH Dipokusumo, adik Pakubuwono XIII

Terkait hal itu, GKR Timoer mengungkapkan Keraton Solo di bawah kepemimpinan Pakubuwono XIV Hamangkunegoro akan menggunakan bebadan atau kepengurusan sendiri.

"Tentu tidak (menggunakan bebadan lama). Karena setiap kepemimpinan baru bergantinya seorang Raja, mereka akan melantik bebadan baru sesuai keputusan atau pandangan raja, apakah beliau mampu memegang kepemimpinan di Keraton," jelas GKR Timoer, Sabtu, dikutip dari TribunSolo.com.

Meski demikian, GKR Timoer belum bisa memastikan, kapan bebadan baru akan diumumkan.

(Tribunnews.com/Pravitri Retno W/Facundo Chrysnha, TribunSolo.com/Ahmad Syarifudin/Andreas Chris)

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved