Rabu, 10 September 2025

Harapan Ariel Noah Terhadap Uji Materi UU Hak Cipta di Mahkamah Konstitusi

Menurut Ariel Noah, uji materiil ini penting untuk memperjelas posisi para pelaku musik di tanah air, khususnya terkait performing rights.

Wartakotalive.com/ Arie Puji Waluyo
PETERPAN COMEBACK - Ariel Noah ditemui di gedung MK, di kawasan Gambir, Jakarta Pusat, Selasa (22/7/2025). Ia setuju band Peterpan yang dulu membesarkan namanya, kembali eksis di industri musik Indonesia. 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Bayu Indra Permana

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Musisi sekaligus wakil ketua Vibrasi Suara Indonesia (VISI) Ariel Noah menyampaikan dua tujuan utama uji materiil Undang-Undang Hak Cipta (UU Hak Cipta) di Mahkamah Konstitusi (MK).

Menurut dia, uji materiil ini penting untuk memperjelas posisi para pelaku musik di tanah air, khususnya terkait hak pertunjukan (performing rights).

"Seperti yang Kang Armand bilang, langkah kita ke Mahkamah Konstitusi ini untuk membuahkan hasil. Kita mengejar dua target," ujar Ariel NOAH di Mahkamah Konstitusi, Jakarta Pusat, Selasa (22/7/2025).

Baca: Armand Maulana Yakin Industri Musik Indonesia Bisa Lampaui Korea Selatan, Asalkan . . .

Tujuan pertama, kata Ariel, mendapatkan kepastian hukum siapa yang harus membayar performing rights.

"Kedua, mempertegas mekanisme yang seharusnya berkait izin menyanyikan sebuah lagu, dalam konteks performing rights," kata dia.

Ariel menekankan permasalahan ini bukan hanya menyangkut artis besar, tapi menyentuh akar dunia musik, termasuk anak-anak muda yang baru belajar tampil.

“Mudah-mudahan melalui langkah ini, ada kepastian bukan hanya dari kita yang sudah terkenal, tapi juga untuk anak-anak muda yang baru belajar nyanyi, pentas di pensi," jelas Ariel.

"Semuanya kena, makanya kita perjuangkan itu,” tegasnya.

Ia juga menyoroti ketimpangan yang selama ini terjadi antara penyanyi dan pencipta lagu. 

Ariel menilai bahwa perbedaan kepentingan tidak seharusnya menjadi konflik, melainkan dicari titik temu melalui regulasi yang adil dan sistematis.

“Sebetulnya itu tadi, memang ada ketimpangan antara penyanyi dan pencipta, maka harus dilihat dulu apa permasalahannya. Masalah itu perlu dicari solusi yang tepat," kata Ariel.

"Nah, solusi tepat itu yang kita butuhkan. Menurut saya, yang belakangan ini terjadi bukan solusi yang tepat,” terusnya.

Sebelumnya, masalah royalti dan pelanggaran hak cipta menyita perhatian publik.

Berkaca dari kasus Agnez Mo dan Ari Bias.

Majelis Hakim mengabulkan sebagian gugatan Ari Bias dan memutuskan bahwa penggunaan lagu "Bilang Saja" oleh Agnez Mo tanpa izin melanggar Pasal 9 ayat (2) dan (3) UU Hak Cipta.

Karena pelanggaran tersebut, Agnez Mo divonis harus membayar ganti rugi sebesar Rp 1,5 miliar.

Keputusan tersebut menuai pro kontra di kalangan pelaku industri musik.

 

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan