Sempat Crash, Luke Whitlock Taklukkan Red Bull Rampage 2025
Semua peserta datang dengan ambisi besar untuk mencetak sejarah—termasuk Hayden Zablotny, pendatang baru yang menjadi kejutan besar tahun ini
Ringkasan Berita:
- Ajang olahraga sepeda gunung ekstrem Red Bull Rampage 2025 sukses digelar di padang gurun berbatu Utah, Amerika Serikat.
- Ajang ini diikuti 8 freerider terbaik yang menguji kemampuan rider mengendalikan sepeda di tebing-tebing curam dan drop ekstrem yang mereka bangun sendiri.
TRIBUNNEWS.COM – Ajang kompetisi freeride sepeda gunung paling ekstrem Red Bull Rampage 2025 tuntas digelar pada 19 Oktober 2025 lalu dan mempertemukan 18 freerider terbaik di padang gurun berbatu Utah, Amerika Serikat.
Red Bull Rampage adalah ajang olahraga ekstrem yang konsisten menghadirkan aksi paling liar di dunia sepeda gunung.
Kompetisi ini menuntut peserta untuk meraih poin dari kecepatan, trik freestyle di udara, hingga kemampuan mengendalikan sepeda di tebing-tebing curam dan drop ekstrem — di lintasan yang mereka bangun sendiri.
Salah satu fitur lompatan bahkan mencapai lebih dari 100 kaki, setara dengan gedung 10 lantai.
Dengan medan seberat itu, para peserta benar-benar tak punya ruang untuk melakukan kesalahan sekecil apa pun. Satu teknik yang meleset saja bisa berujung fatal.
Baca juga: 7 Pencuri Sepeda Motor di Bekasi Ditangkap, 4 Diantaranya Masih Satu Keluarga
Di ajang ini, pebalap sepeda rookie (pendatang baru) asal Amerika Serikat, Luke Whitlock, kembali turun di arena.
Ini merupakan partisipasi kedua Luke di ajang ini setelah partisipasi pertama di 2024 dengan menggunakan sepeda Polygon, bikinan Sidoarjo, Jawa Timur.
Di ajang ini, semua peserta datang dengan ambisi besar untuk mencetak sejarah—termasuk Hayden Zablotny, pendatang baru yang menjadi kejutan besar tahun ini.
Luke Whitlock yang menjalani tahun keduanya mengalami crash akibat kehilangan kendali saat mendarat dari drop dan terjatuh di antara bebatuan curam.
Tapi dia tidak menyerah. Ia bangkit dan menuruni tebing dengan keberanian yang lebih besar di putaran kedua.
“Run pertama tidak berjalan sesuai rencana. Sedikit terasa nyeri setelah hari yang benar-benar berat di gunung, tapi saya bersyukur masih dalam keadaan sehat," ujarnya.
"Tangan saya tidak terasa baik untuk putaran kedua, jadi saya memilih bermain aman dan menuruni gunung untuk para penggemar. Begitulah seni dalam berkompetisi — dan saya sudah tidak sabar untuk kembali lagi,” tulis Luke di media sosial pribadinya.
Symon Godziek, runner-up atau pemenang posisi kedua di tahun 2024, juga sempat mengalami crash di putaran pertama kali ini. Ia bangkit dan menuntun sepedanya menuruni bukit setelah jatuh, ia berhasil menghindari cedera serius.
Kisah Luke, pendatang baru, walaupun pebalap yang crash bahkan cukup parah seperti Adolf Silva, merepresentasikan esensi sejati dari Red Bull Rampage dan mengapa pecinta mountain biking bahkan pecinta olahraga ekstrem semakin jatuh cinta dengan ajang ini.
Ajang ekstrem ini selalu punya cara mengingatkan kita bahwa keberanian bukan berarti tak takut jatuh, tapi tahu kapan harus bangkit lagi.
| Donald Trump Akan Bagi-bagi Laba Rp33 Juta untuk Semua Warga Amerika: Kita Negara Terkaya di Dunia |
|
|---|
| Shutdown Pemerintah AS Tembus 40 Hari, Ribuan Penerbangan Batal dan Ditunda |
|
|---|
| Pertemuan Bersejarah! Presiden Suriah Ahmed al-Sharaa Tiba di Washington dan Akan Bertemu Trump |
|
|---|
| Langit Amerika Kacau! Shutdown Lumpuhkan Bandara, Ribuan Penerbangan Dibatalkan |
|
|---|
| AS Lunakkan Sikap, Hapus Presiden Suriah dari Daftar Teroris setelah Satu Dekade Konflik |
|
|---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.