Menkomdigi Meutya Hafid: Masa Depan AI Milik Semua Bangsa, Bukan Prerogatif Segelintir Negara
Meutya menekankan bahwa Indonesia sedang berada dalam fase yang sangat strategis secara demografis, digital, dan geopolitik.
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA- Menteri Komunikasi dan Digital RI, Meutya Hafid, menyampaikan pesan soal masa depan kecerdasan buatan (AI) bukanlah hak istimewa segelintir negara, tapi warisan bersama umat manusia.
Dalam sesi panel bertajuk “Wanted: AI to Retain and Attract Talents to the Country,” di sebuah forum teknologi global “Machines Can See 2025” di Dubai, Meutya menyerukan perlunya membangun ekosistem AI yang etis, inklusif, dan mencerminkan keberagaman dunia.
"Teknologi harus mencerminkan keberagaman dunia, bukan hanya prioritas segelintir orang,” ujar Meutya saat tampil sebagai pembicara, dalam keterangannya, Sabtu (26/4/2025).
Baca juga: Mahasiswa Universitas Udayana Buat Konten Asusila Edit Foto dengan Bantuan AI, 35 Orang Jadi Korban
Meutya menekankan bahwa Indonesia sedang berada dalam fase yang sangat strategis secara demografis, digital, dan geopolitik.
"Dengan lebih dari 212 juta pengguna internet aktif dan status sebagai negara berpenduduk keempat terbanyak di dunia, Indonesia berkomitmen untuk menjadi bagian aktif dalam membentuk masa depan teknologi global," kata dia.
Meutya juga menggarisbawahi kesamaan pendekatan yang dibangun Indonesia bersama negara-negara BRICS dalam menciptakan ekosistem AI yang bertanggung jawab.
Fokus utamanya mencakup kesetaraan akses, penguatan perspektif global selatan, dan pemanfaatan AI untuk menjawab tantangan nyata masyarakat.
“Inisiatif Indonesia dengan dialog BRICS semakin mencakup isu-isu seperti menjembatani kesenjangan digital, memajukan solusi pedesaan yang cerdas, dan menjaga kedaulatan data, seperti pemantauan bencana berbasis AI, pertanian cerdas, dan diagnostik kesehatan jarak jauh,” kata dia.
Lebih lanjut, Meutya menjelaskan bahwa pendidikan, ketahanan pangan dan penyediaan layanan publik menjadi tiga aspek yang mendapat perhatian besar dari pemerintah Indonesia.
Meutya Hafid: Golkar Fokus Kawal Presiden Prabowo, Tidak Ada Munaslub |
![]() |
---|
Film Lyora: Penantian Buah Hati, Terinspirasi Kisah Menteri Meutya dan Suami |
![]() |
---|
Meutya Hafid Pastikan Transfer Data ke AS Tidak Sembarangan, Ini Landasan Hukumnya |
![]() |
---|
Menkomdigi: Transfer Data Pribadi ke AS Tidak Dilakukan Sembarangan |
![]() |
---|
Menkomdigi Sebut Pemerintah Segera Koordinasi Soal Isu Data Pribadi WNI Dikelola AS |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.