Kamis, 4 September 2025

Menkomdigi Meutya Hafid: Masa Depan AI Milik Semua Bangsa, Bukan Prerogatif Segelintir Negara

Meutya menekankan bahwa Indonesia sedang berada dalam fase yang sangat strategis secara demografis, digital, dan geopolitik.

Penulis: Reza Deni
Editor: Erik S
HO-Menkomdigi
MENKOMDIGI DI FORUM TEKNOLOGI GLOBAL: Menteri Komunikasi dan Digital (Menkomdigi) Meutya Hafid (kedua dari kanan) dalam sesi panel bertajuk “Wanted: AI to Retain and Attract Talents to the Country,” di sebuah forum teknologi global “Machines Can See 2025” di Dubai. Dia menyerukan perlunya membangun ekosistem AI yang etis, inklusif, dan mencerminkan keberagaman dunia 

 

Oleh karenanya, pemerintah membangun aplikasi AI untuk ketahanan pangan, sistem perlindungan sosial yang akan diluncurkan pada Agustus 2025 dan layanan pemeriksaan kesehatan gratis sebagai bentuk pelayanan publik serta mempersiapkan sembilan juta talenta digital pada tahun 2030.

Baca juga: Teknologi AI dalam Ultrasound Bantu Deteksi Dini Penyakit Jantung, Stroke, Hingga Kanker

"Keamanan pangan menjadi perhatian Presiden Prabowo, terutama di tengah situasi geopolitik saat ini. Dan juga pendidikan merupakan keyakinan mendasar yang dipegang teguh Indonesia, karena dengan AI, kita percaya bahwa AI tidak hanya itu, mereka yang merancang dan mengatur AI harus lebih pintar dari AI itu sendiri,” ujar Meutya.

 

Selain itu, berbagai program AI telah dikembangkan untuk mendukung layanan publik, mulai dari sistem perlindungan sosial yang akan diluncurkan Agustus 2025 hingga layanan pemeriksaan kesehatan gratis dan distribusi makanan bergizi untuk pelajar.

 

Di bidang infrastruktur digital, Meutya menyebut tantangan besar dalam menghubungkan 17.000 pulau Indonesia secara merata. 

 

Pemerintah kini sedang menyiapkan pelelangan spektrum 2,6 dan 3,5 gigahertz serta memperluas jaringan serat optik dan kabel bawah laut. 

 

Langkah lain yang sedang ditempuh termasuk konsolidasi industri telekomunikasi dan pengembangan pusat data nasional berlatensi rendah untuk mendukung integrasi AI yang optimal.

Baca juga: Xpeng Pamerkan IRON, Mobil Terbang Hingga Teknologi Otomotif Berbasis AI di Shanghai Auto Show 2025

“Ini sebuah kemajuan, tetapi tetap mengingatkan kita tentang skala tantangan untuk membangun konektivitas yang cepat dan andal di 17.000 pulau di Indonesia,” kTa Meutya.

 

Isu diaspora digital juga menjadi perhatian. Meutya menyampaikan bahwa sekitar delapan juta warga negara Indonesia kini tinggal di luar negeri, termasuk 20.000 di antaranya yang bekerja di Silicon Valley.

 

Halaman
123
Berita Terkait

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan