Kamis, 4 September 2025

Menkomdigi Meutya Hafid: Masa Depan AI Milik Semua Bangsa, Bukan Prerogatif Segelintir Negara

Meutya menekankan bahwa Indonesia sedang berada dalam fase yang sangat strategis secara demografis, digital, dan geopolitik.

Penulis: Reza Deni
Editor: Erik S
HO-Menkomdigi
MENKOMDIGI DI FORUM TEKNOLOGI GLOBAL: Menteri Komunikasi dan Digital (Menkomdigi) Meutya Hafid (kedua dari kanan) dalam sesi panel bertajuk “Wanted: AI to Retain and Attract Talents to the Country,” di sebuah forum teknologi global “Machines Can See 2025” di Dubai. Dia menyerukan perlunya membangun ekosistem AI yang etis, inklusif, dan mencerminkan keberagaman dunia 

"Jadi mereka sekarang berkecimpung dalam bidang inovasi perangkat lunak AI, sementara banyak dari mereka mungkin tidak lagi terhubung erat dengan lanskap domestik Indonesia, tetapi kami masih melihat mereka sebagai bagian dari kekuatan nasional kami. Kami lebih suka menggunakan istilah brain link daripada brain drain,” terangnya.

 

Sebagai bagian dari semangat inklusivitas, Indonesia juga tengah membangun pusat keunggulan AI di beberapa kota, termasuk Bandung, Surabaya, dan Papua.

 

“Menjadikan pusat keunggulan AI di Papua sangat penting bagi orang Indonesia untuk menunjukkan bahwa AI, bahwa kami percaya inklusivitas sangat penting ketika kita berbicara tentang AI,” kata Meutya.

 

Forum “Machines Can See 2025” menjadi ajang strategis bagi Indonesia untuk menegaskan bahwa masa depan kecerdasan buatan bukanlah milik satu bangsa atau satu kawasan, melainkan harus dibentuk bersama atas dasar keadilan, akses, dan keberagaman.

 

Berita Terkait

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan