Minggu, 10 Agustus 2025

Tribunners / Citizen Journalism

Berburu Asa di Pulau Buru, Catatan Kaki Program TMMD ke-120 Atasi Banjir di Desa Waeleman

Desa Waeleman yang menjadi sasaran TNI Manunggal Membangun Desa (TMMD) ke 120 Kodim 1506/Namlea ini terletak di antara dua sungai

HandOut/IST/Tribunnews
Dansatgas TMMD 120 Kodim 1506/Namlea Letkol Arh Agus Nur Fujianto, S.I.P, M.Han, berbincang dengan warga Desa Waeleman, Kec Waelata, Kab Buru provinsi Maluku. 

TMMD ke-120 Kodim 1506/Namlea

Berburu Asa di Pulau Buru

Oleh: Letkol Arh Agus Nur Fujianto, SIP, MHan.

Dansatgas Kodim 1506/Namlea

MENTARI merayap, condong ke barat.

Sinarnya mulai meredup, tersaput mendung. Semilir anginpun bertiup pelan, menyapa dedaunan, menghadirkan kesejukan.

Sementara seorang lelaki, berbadan tegap, berseragam loreng khas Tentara Nasional Indonesia (TNI) dengan dua melati di pundak terlihat memandang nun jauh di sana, pada sungai yang airnya terlihat tenang.

Lengkung di wajahnya samar terlihat ketika gelombang kecil dengan riak yang berkejar-kejaran mulai tampak.

Dihirupnya udara pelan, kemudian dihembuskan. Ditebarkanya senyuman, menikmati keindahan nan memukau, kesederhanaan yang memikat dari Warga Desa Waeleman di Kecamatan Waelata, Kabupaten Buru, Provinsi Maluku ini.

Di desa yang terletak di Pulau Buru, tempat tahanan politik (tapol) saat zaman orde baru inilah asa itu coba diwujudkan.

Dia kembali tersenyum, kali ini terlihat yakin, kemudian berbalik arah, melangkah cepat ke kerumunan warga Desa Waeleman yang membantu pengerjaan drainase di tepian jalan desa. Senyum-senyum tulus mereka membangkitkan semangat untuk segera menyelesaikan pekerjaan drainase di desa tersebut. “Masih semangat?” tanyanya pada warga yang berbalas kompak, “Masih Komandan!”.

Desa Waeleman yang menjadi sasaran TNI Manunggal Membangun Desa (TMMD) ke 120 Kodim 1506/Namlea ini memang terletak di antara dua sungai, Waelo dan Waeapo. Dan yang sudah hampir 30 tahun warga menderita akibat banjir tahunan yang melanda desa mereka.

“Keberadaan dua sungai sering menyulitkan warga selama 30 tahun belakangan ini. Banjir dari luapan sungai bisa menggenangi rumah warga hingga mencapai setinggi dada orang dewasa. Banjir tidak hanya merusak rumah-rumah warga, tapi juga mematikan ternak seperti ayam dan sapi, serta menghancurkan tanaman pertanian yang menjadi sumber penghidupan warga.

"Tanaman-tanaman mati, ternak mati ayam mati sapi mati. Dan anak-anak pun tidak bisa bersekolah. " jelas Komandan Satuan Tugas (Dansatgas) TMMD ke 120 Kodim 1506/Namlea Letkol Arh Agus Nur Fujianto, SIP, MHan.

Desa Waeleman yang sehari-hari tidak berlistrik ini, lanjut pria yang juga menjabat Dandim 1506/Namlea ini merupakan perkampungan/terpencil, dengan struktur tanah yang rendah sehingga rawan banjir.

Halaman
123

Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email redaksi@tribunnews.com

Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.

Berita Terkait

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan