Blog Tribunners
Dr. Winra Pratita Ingatkan Media Sosial Bukan Sumber Utama Informasi Gizi Anak
Dr. Winra Pratita, Sp.A, M.Ked(Ped) mengingatkan bahwa terlalu bergantung pada media sosial bisa membawa dampak negatif.
Mulai dari Instagram, Facebook, hingga forum-forum daring menjadi rujukan banyak orang tua muda untuk merawat buah hatinya.
Namun, di balik kemudahan ini, ada risiko besar jika informasi yang diterima tidak disaring dengan benar.
Anggota Unit Kerja Koordinasi (UKK) Nutrisi dan Penyakit Metabolik Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), Dr. Winra Pratita, Sp.A, M.Ked(Ped) mengingatkan bahwa terlalu bergantung pada media sosial bisa membawa dampak negatif.
"Kadang-kadang ibu-ibu pun kadang mengalami tekanan nih kenapa? karena merasa apakah yang diberikannya pada anak sudah sesuai gak ya kok beda nih sama pengalaman ibu-ibu yang ada di Instagram atau di sosial media lain," jelas Dr. Winra dalam webinar, Selasa (12/8/2025).
Fenomena ini kerap membuat orang tua cemas, bahkan meragukan pilihan mereka sendiri dalam memberikan makanan pendamping ASI (MPASI).
*Bubur MPASI Komersial Tak Selalu Buruk*
Salah satu topik yang sering viral adalah kekhawatiran memberi bubur MPASI kemasan pabrikan.
Banyak yang mengira produk ini penuh bahan pengawet berbahaya atau gula tambahan.
Padahal, kata Dr. Winra, bubur kemasan komersial yang memenuhi standar BPOM justru sudah teruji aman, higienis, dan memenuhi kebutuhan nutrisi makro yang difortifikasi sesuai standar Codex internasional.
"Kalau misalnya sudah ada label badan pom berarti itu sudah diteliti, sudah dikeluarkan peraturannya bahwa sesuai dengan standar kodeks internasional untuk makanan bayi yang aman, higienis, dan adekuat," tegasnya.
Dibanding buatan sendiri, MPASI pabrikan memang memiliki kelebihan: praktis, tidak memerlukan banyak peralatan, dan variasinya tetap terjaga.
Sementara MPASI buatan rumah menawarkan fleksibilitas rasa dan bahan segar, tetapi membutuhkan waktu, tenaga, dan keterampilan memasak yang lebih.
*Salah Kaprah soal Alergi Protein Susu Sapi
Isu lain yang kerap menyesatkan adalah soal alergi protein susu sapi. Banyak orang tua menghindari daging sapi sama sekali jika anaknya terdiagnosis alergi protein susu sapi.
Padahal, jelas Dr. Winra, alergi protein susu sapi bukan berarti alergi pada daging sapi.
Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email redaksi@tribunnews.com
Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.
Warga Konawe Utara Dilaporkan Hilang di Sungai, Diduga Diterkam Buaya |
![]() |
---|
Sosok Kapuspen TNI Mayjen Freddy Ardianzah yang Bantah Narasi Negatif Insiden Bendera Robek di Monas |
![]() |
---|
Nasib Satpam di Magelang Usai Rekam Anak Bos Mandi, Foto Pelaku Disebar di Medsos |
![]() |
---|
Viral Video Detik-detik Kubah Masjid Agung Sukoharjo Roboh saat Hujan dan Angin, Terjadi 2 Kali |
![]() |
---|
50 Link Twibbon HUT ke-80 TNI 5 Oktober 2025, Dilengkapi dengan Cara Mudah Unggah di Media Sosial |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.