Senin, 25 Agustus 2025

The Fed Masih Berpeluang Naikkan Suku Bunga, Pekan Depan Rupiah Berpotensi Melemah

Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS berpotensi melemah pada pekan depan setelah menguat pekan ini.

WARTA KOTA/henry lopulalan
Suasana penukaran uang di Money Changer VIP di Jalan Menteng Raya, Menteng, Jakarta Pusat. Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS berpotensi melemah pada pekan depan setelah menguat pekan ini. Warta Kota/henry lopulalan 

Laporan wartawan Tribunnews.com, Endrapta Pramudhiaz

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS berpotensi melemah pada pekan depan setelah menguat pekan ini.

Ekonom Senior sekaligus Direktur Eksekutif Segara Research Institute, Piter Abdullah mengatakan, rupiah pada pekan depan berpotensi mengalami pelemahan ke sekitar Rp15.700 - Rp15.800 per dolar AS.

Hal itu dikarenakan masih adanya peluang Bank sentral Amerika atau The Federal Reserve (The Fed) menaikkan suku bunga.

Adapun kemarin The Fed memutuskan untuk mengambil sikap dovish atau pelonggaran dengan mempertahankan suku bunga bulan November di level 5,25-5,5 persen.

Keputusan tersebut diambil Ketua The Fed Jerome Powell usai menggelar rapat Federal Open Market Committee (FOMC) yang dilaksanakan pada Rabu (1/11/2023).

"Pasar masih berekspektasi rupiah kembali dalam tekanan karena The Fed masih berpeluang menaikkan suku bunga. Jadi rupiah masih berpotensi kembali melemah," kata Piter kepada Tribunnews, Minggu (5/11/2023).

Sebelumnya pada Jumat (3/11/2023), nilai tukar rupiah terhadap dolar AS ditutup berada di level Rp15.727.

Dilansir dari Kontan yang mengutip Bloomberg, kurs rupiah spot ditutup pada harga Rp 15.727 per dolar AS yang menguat 0,81 persen dari perdagangan kemarin dan naik sekitar 1,33% secara mingguan dari posisi akhir pekan lalu Rp 15.939 per dolar AS.

Baca juga: Pagi Ini Rupiah Menguat, Bergerak ke Level Rp 15.774 Per Dolar AS. Berikut Analisa Hari Ini

Menurut Piter, penguatan rupiah pada pekan ini disebabkan oleh dua hal. Pertama, respons positif market karena The Fed tidak menaikkan suku bunga acuan.

"Kedua, pelaku pasar yang sudah mengakumulasi dolar, melepas dolar untuk realisasi profit," ujarnya.

Berita Terkait

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan