Penerapan Zero ODOL Diperkirakan Menambah Beban Distribusi, Segini Hitungannya
Kebijakan Zero ODOL yang rencananya diberlakukan secara penuh dalam waktu dekat berpotensi menaikkan biaya distribusi nasional secara signifikan.
Penulis:
Eko Sutriyanto
Editor:
Sanusi
Beban jalan pada kondisi saat ini menggunakan variabel beban jalan keseluruhan dan jumlah berat muatan yang diizinkan (JBI) untuk 5 jenis kendaraan.
Pada skenario pertama ini, perubahan harga di level konsumen hanya naik sebesar 7 persen dalam kurun waktu 8 tahun, sehingga dapat diasumsikan tidak terjadi kenaikan perubahan harga konsumen yang berarti dalam kurun waktu tersebut.
Pada skenario kedua, diterapkan kondisi ODOL diperbolehkan sebesar 30 persen, namun pada kondisi ini diasumsikan total muatan sebanyak 1,3 kali lebih banyak daripada jumlah beban yang diizinkan. Hasilnya menunjukkan total biaya truk pada kondisi ODOL 30 persen ini sebesar Rp 480,13 miliar.
Pada skenario kedua, hasil kajian menyebutkan terjadi perubahan harga pada level konsumen sebesar 57 persen dalam kurun waktu 8 tahun.
Baca juga: Jurus Kemenhub dan Korlantas Tangani Kendaraan ODOL Demi Keselamatan di Jalan Raya
Pada skenario ketiga, diterapkan kondisi Zero ODOL dan penindakan dengan 50 persen populasi truk. Hasil penelitian menunjukkan total biaya truk mencapai Rp 1,23 triliun.
Pada skenario ketiga ini, hasil penelitian memperkirakan terjadinya perubahan harga pada level konsumen lebih dari 90 persen dalam kurun waktu 8 tahun.
Hal ini terjadi karena penindakan tidak dilakukan pada seluruh populasi truk, sehingga populasi yang terkena penindakan pelanggaran akan melakukan segala cara agar terhindar dari penindakan.
Hal tersebut dapat menciptakan shadow economy jika tidak ada tindakan dari pemerintah untuk menanganinya.
Pada skenario keempat, diterapkan kondisi Zero ODOL dan dilakukan penindakan dengan 100 persen populasi truk.
Hasil total biaya truk pada kondisi ini mencapai Rp 861,18 miliar.
Pada skenario keempat, diasumsikan terjadi perubahan harga pada level konsumen sebesar 87 persen dalam kurun waktu 8 tahun. Kenaikan inflasi pada skenario keempat ini lebih rendah daripada skenario ketiga dikarenakan meratanya penindakan yang dilakukan.
Sementara, pada skenario kelima, diterapkan kondisi Zero ODOL dan dilakukan integrasi antar moda, di mana dalam hal ini muatan akan dikirim menggunakan truk dan kereta api logistik dengan tujuan untuk mengefisiensikan biaya pengiriman.
Hasilnya, total biaya truk pada kondisi Zero ODOL dengan alternatif integrasi antarmoda (kereta api logistik) hanya sebesar Rp 322,92 miliar.
Pada skenario kelima, diperkirakan terjadi perubahan harga pada level konsumen yang cukup signifikan dalam waktu setahun, yaitu sebesar 40 persen.
Hal itu dikarenakan pada tahun tersebut dilakukan investasi jangka panjang untuk pembangunan kereta api logistik. Namun pada kurun waktu berikutnya, perubahan harga pada level konsumen yang terjadi hanya sebesar 5 persen.
Menhub Dudy Akui Penerapan Zero ODOL Mundur, tapi Tidak Sampai 2027 |
![]() |
---|
Kakorlantas: Penegakan Hukum ODOL Belum Bisa Dilakukan Sebelum Regulasi Siap dan Terintegrasi |
![]() |
---|
Pilu Slamet Barokah Jual Truk demi Patuh Zero ODOL: Kami Taat, Tapi Negara ke Mana? |
![]() |
---|
Audiensi Zero ODOL dengan Kemenhub dan Kemenko Infrastruktur Buntu, Sopir Truk Ancam Mogok Nasional |
![]() |
---|
Tuntutan Demo Sopir Truk: Tunda Aturan Zero ODOL, Tidak Ada Kriminalisasi |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.