Said Abdullah Ungkap Tantangan yang Dihadapi Koperasi: Citra hingga Kontribusi yang Masih Rendah
Tantangan yang dihadapi koperasi, di antaranya kontribusi koperasi terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) yang masih sangat rendah.
Penulis:
Malvyandie Haryadi
Editor:
Erik S
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua Dewan Pengawas Dewan Koperasi Nasional (Dekopin) Said Abdullah menegaskan Hari Koperasi Nasional yang diperingati tiap 12 Juli 2025 harus menjadi momentum meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap koperasi.
Ketua Badan Anggaran DPR RI itu menjelaskan koperasi tumbuh sejalan dengan gerakan nasional.
Ia menyebut proklamator sekaligus Wakil Presiden ke-1 RI Mohammad Hatta menjadikan koperasi sebagai gerakan ekonomi.
Baca juga: Wakil Ketua Umum Dekopin: Harkopnas 2025 Momentum Pembenahan-Kebangkitan Koperasi Indonesia
"Koperasi menjadi salah satu pilar penting pikiran beliau. Kiprahnya yang besar terhadap koperasi itulah yang membuat beliau diangkat sebagai Bapak Koperasi Indonesia," kata Said, Sabtu (12/7/2025).
Said juga menyoroti berbagai tantangan yang dihadapi koperasi, di antaranya kontribusi koperasi terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) yang masih sangat rendah.
Data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan volume usaha koperasi pada 2024 baru mencapai Rp 214 triliun atau sekitar 0,97 persen dari PDB Indonesia yang bernilai Rp 22.139 triliun.
Sementara itu, usaha skala usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) mencapai 63 persen PDB Indonesia.
"Hal ini menunjukkan individualisme usaha merupakan tantangan yang harus dihadapi koperasi," ujar Said Abdullah.
Dia menekankan bahwa ke depan, insan koperasi harus mampu menjadikan koperasi sebagai wahana berhimpun gotong royong yang lebih menjanjikan daripada usaha individual.
Said Abdullah kemudian mengidentifikasi empat tantangan utama yang dihadapi koperasi Indonesia saat ini.
Baca juga: Bahas Masa Depan Koperasi, Pengurus Dekopin dari Seluruh Indonesia akan Hadir Rampimnas Besok
Pertama, dominasi individualisme usaha yang masih kuat di masyarakat.
Kedua, perbandingan kontribusi koperasi terhadap PDB yang jauh tertinggal dari negara-negara maju.
Ketiga, sebagian besar koperasi Indonesia masih didominasi oleh usaha simpan pinjam.
"Tidak ada yang salah dalam hal ini. Namun, kita harus baca bahwa kemampuan keragaman usaha belum banyak dikuasai oleh koperasi kita," jelasnya.
Ia kemudian mencontohkan koperasi besar di luar negeri seperti Koperasi Mondragon di Spanyol yang bergerak di sektor manufaktur.
Alokasi Dana Transfer ke Daerah Turun, DPR Ingatkan Risiko Layanan Publik Terganggu |
![]() |
---|
10 Bulan Pemerintahan Prabowo, Ketua Banggar DPR RI Klaim Ada Perbaikan Signifikan |
![]() |
---|
Ketua Banggar DPR RI: Persentase Penyerapan Anggaran MBG Belum Signifikan |
![]() |
---|
Banggar DPR Perkirakan Belanja Negara RAPBN 2026 Tembus Rp 3.820 Triliun |
![]() |
---|
Said Abdullah Bantah Amnesti Hasto Kristiyanto Hasil Transaksional Prabowo dengan PDIP dan Megawati |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.