Tekan Dampak Negatif, BUMN Sektor Tambang Jalankan Praktik Pertambangan Hijau
perusahaan tambang nasional dan BUMN dinilai telah menunjukkan wajah pertambangan hijau melalui praktik tanggung jawab lingkungan
Penulis:
Seno Tri Sulistiyono
Editor:
Sanusi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Di tengah sorotan terhadap dampak lingkungan sektor tambang, sejumlah perusahaan tambang nasional dan BUMN dinilai telah menunjukkan wajah pertambangan hijau melalui praktik tanggung jawab lingkungan yang sistematis dan terukur.
Pertambangan hijau merupakan konsep pertambangan yang berfokus pada praktik-praktik ramah lingkungan dan berkelanjutan dalam seluruh siklus operasi pertambangan, mulai dari eksplorasi hingga reklamasi lahan.
Baca juga: Dukung DAM 2025, Komisi VI DPR: Strategi Danantara Ubah Aset BUMN Jadi Motor Ekonomi Nasional
Tujuannya adalah untuk meminimalkan dampak negatif terhadap lingkungan, melestarikan sumber daya alam, dan meningkatkan kesejahteraan sosial masyarakat sekitar.
Pengamat tambang dan energi serta juga Alpha Research Database, Ferdy Hasiman menyampaikan, perusahaan seperti PT Vale Indonesia Tbk, PT Aneka Tambang Tbk (ANTAM), PT Bukit Asam Tbk (PTBA), hingga INALUM telah menjalankan pertambangan bertanggung jawab secara konsisten.
“Saya sudah melihat langsung wilayah operasi mereka, mulai dari reklamasi bekas tambang, konservasi lingkungan, hingga pemberdayaan masyarakat. Ini bukti nyata bahwa tambang tidak harus identik dengan kerusakan,” kata Ferdy dikutip Rabu (23/7/2025).
Ferdy Hasiman memiliki latar belakang pendidikan tinggi di Sekolah Tinggi Filsafat Driyarkara, Jakarta dan Magister Politik di Universitas Indonesia. Ia dikenal sering membedah isu-isu soal kebijakan publik, khusus yang berhubungan dengan pertambangan, mineral, batu bara serta minyak dan gas.
Baca juga: PTEN: Switching BUMN Jadi Pilar Kedaulatan Ekonomi Digital
PT Vale Indonesia di Sorowako, Sulawesi Selatan, menjadi salah satu contoh.
Menurut Ferdy, perusahaan ini tidak hanya menjaga kebersihan Sungai Matano yang menjadi sumber PLTA, tetapi juga mengembangkan persemaian modern seluas 2,5 hektar untuk memproduksi hingga 700.000 bibit tanaman per tahun.
Tanaman lokal seperti eboni dan dengen menjadi prioritas, sejalan dengan prinsip no net loss dan restorasi habitat.
Langkah serupa ditunjukkan ANTAM yang telah menanam hampir 5 juta pohon di area pascatambang, DAS, dan pesisir.
Di Kolaka, Sulawesi Tenggara, ANTAM juga mendukung agenda Net Zero Emission 2060 melalui program ESG yang menyentuh langsung isu-isu keberlanjutan.
Sementara itu, INALUM aktif merehabilitasi kawasan strategis Danau Toba sebagai bentuk komitmen terhadap konservasi air dan keanekaragaman hayati.
Total area reklamasi pascatambang yang dijalankan MIND ID Group telah mencapai lebih dari 7.000 hektar per tahun 2024.
PTBA pun melakukan langkah tak kalah progresif melalui konservasi terumbu karang di Pulau Pahawang, Lampung, serta reklamasi 2.146 hektar lahan tambang di 2022.
Sedangkan PT Timah Tbk (TINS) menanam lebih dari 18.000 pohon mangrove dan mengembangkan Kampoeng Reklamasi sebagai destinasi ekowisata di Bangka.
Baru Jadi Menpora, Erick Thohir Canda: Bulutangkis dan Renang Lagi Biar Badan Kurus |
![]() |
---|
Keluarga Mohamad Ilham Pradipta Ajukan Perlindungan ke LPSK |
![]() |
---|
Erick Thohir Jadi Menpora: Komisi X DPR Tunggu Gebrakan Nyata |
![]() |
---|
Keluarga Korban Ilham Pradipta Kacab Bank BUMN Ajukan Perlindungan ke LPSK |
![]() |
---|
Jawaban Erick Thohir soal Jabatan Ketua Umum PSSI setelah Dilantik sebagai Menpora |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.